Virus Corona Jabodetabek
Berikut Hal Penting yang Harus Diperhatikan ketika akan Melakukan Donor Plasma Konvalesen
Palang Merah Indonesia (PMI) mulai hari ini sudah dapat melakukan pengambilan plasma konvalesen dari donor yang merupakan pasien sembuh Covid-19.
Penulis: Joko Supriyanto |
WARTAKOTALIVE.COM, SENEN - Palang Merah Indonesia (PMI) mulai hari ini sudah dapat melakukan pengambilan plasma konvalesen dari donor yang merupakan pasien sembuh Covid-19.
Langkah ini dilakukan sebagai pengobatan pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.
Namun sebelum melakukan pendonoran plasma konvalesen, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, pertama donor plasma konvalesen dilakukan bagi usia 18 tahun hingga 60 tahun.
• Mulai Hari Ini PMI DKI Mulai Lakukan Pengambilan Plasma Darah Pasien Sembuh Covid-19
• Sesmenpora Sebut Daerah yang Masih Menerapkan PSBB Tidak Bisa Diadakan Pertandingan
• Damkar Masih Semprot Disinfektan 13 RW yang Masuk Daftar Zona Merah

"Yang paling penting dia sudah sembuh dari Covid-19. Jadi sudah dinyatakan negatif," kata Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta, Ni Ken Ritchie dikonfirmasi, Minggu (14/6/2020).
Selanjutnya ketika pasien sudah dinyatakan sembuh selama 14 hari maka ketika akan melakukan donor plasma konvalesen, wajib membawa beberapa dokumen, diantaranya hasil negatif swab sebanyak 2 kali.
"Setelah sembuh 14 hari tadi, bawa data-data seperti hasil swab positif, swab negatif, nanti kami lakukan pengecekan lainnya seperti standar pemeriksaan donor darah pada umumnya di sini," katanya.
• Wagub DKI Ajak Warga untuk Donor Darah saat Hadiri Hari Donor Darah Sedunia di PMI DKI Jakarta
Namun, meski pasien yang akan melakukan donor plasma konvalesen telah memiliki hasil negatif, tetap akan dilakukan pemeriksaan ulang kepada pasien itu. Hal ini memastikan jika pasien benar-benar sehat.
"Nanti juga akan kami periksa kembali untuk memastikan dia tidak ada reinfeksi atau relaps.
"Yang penting ada hasil positif, negatif dan sudah 14 hari sembuh, kita cek ulang negatif, baru bisa kita ambil plasma," ujarnya.
• Kasus Covid-19 Berpengaruh ke Timnas Bulutangkis, Jonatan Minta Masyarakat Ikuti Aturan Pemerintah
Saat ini dikatakan Niken, sudah ada 2 alat yang disediakan oleh PMI DKI khusus untuk melakukan pengambilan plasma konvalesen pasien sembuh Covid-19.
Meski baru dimulai hari ini, menurutnya sudah ada beberapa pasien yang mendaftar.
"Karena ini baru masih sedikit. Untuk itu kami juga terus berupaya mengaungkan ke masyarakat agar mereka yang sudah sembuh bisa mendonorkan plasmanya.
• Berkeluarga, Marcus Fernaldi Gideon Tepis Kekhawatiran Performa Menurun
"Donor plasma konvalesen ini juga gratis, pemeriksan ketika swab lagi juga ditanggung kok," katanya.
Selain itu untuk menjaga sterilisasi di ruang pengambilan plasma konvalesen, PMI juga telah menerapkan protokol kesehatan seperti physical distancing, menyediaan hand sanitizer bahkan penyemprotan disinfektan pun juga setiap hari dilakukan.
"Sebenarnya baik donor plasma maupun biasa kita pastikan aman.
• Artis dan Sutradara Kondang Jerry Lawalata Ditangkap Polisi, karena Kasus Apa?
"Karena kita sudah melakukan protokol kesehatan sejak awal, baik pemeriksan suhu saat masuk gedung, jaga jarak, bahkan penyemprotan gedung setiap hari juga dengan disinfektan," ucapnya.
Mulai Hari Ini PMI DKI Mulai Lakukan Pengambilan Plasma Darah Pasien Sembuh Covid-19
Mulai hari ini Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta mulai melakukan pengambilan plasma konvalesen pertama pasien sembuh covid-19.
Pengambilan plasma darah ini juga diberengi dengan peringatan Hari Donor Darah Sedunia tahun 2020.
Pihak Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga secara langsung menyaksikan pengambilan plasma darah yang dilaksanakan di UTD PMI Provinsi DKI Jakarta, Minggu (14/6) hari ini.
• Tempat Hiburan Malam Tak Perlu Buka, DPRD: Pemkot Bekasi Bisa Genjot Pajak dari Mal dan Restoran
"Hari ini DKI Jakarta melalui PMI DKI Jakarta telah memulai pengambilan plasma konvalesen dari pasien yang telah sembuh dari covid-19," kata Riza Patria di PMI DKI Jakarta, Minggu (14/6/2020).
Menurut Riza, jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Gugus Tugas Covid-19 dalam rapat sebelumnya telah menyampaikan jika DKI Jakarta sudah dapat memulai pengambilan plasma darah.
"Untuk itu alhamduliah hari ini kita sudah bisa melakukan pengambilan plasma konvalesen.
• Kejar Target Layani Perpanjangan SIM, Satpas SIM Daan Mogot Buka di Hari Libur
"Ini merupakan metode penyembuhan pasien covid-19 yang masih dirawat," katanya.
Untuk itu, Riza mengajak kepada masyarakat khususnya yang sudah sembuh dari covid-19 agar mendonorkan plasma konvalesen ke PMI DKI Jakarta.
Tentunya dengan mendonorkan plasma konvalesen dapat membantu pasien yang masih di rumah sakit agar cepat sembuh.
• Pesepeda Transit Sementara di Taman Kebon Jeruk Meski Belum Dibuka Umum
"Saya rasa ini sesuatu yang sangat penting. Suatu metode yang cukup efektif dan baik," katanya.
Terpisah, Plt. Ketua Pengurus Provinsi PMI DKI Jakarta, Muhammad Muas mengatakan jika saat ini sudah ada 7 alat pengambilan plasma darah yang di miliki PMI DKI Jakarta.
Sehingga pihaknya mengaku telah siap melayani masyarakat yang akan melakukan donor plasma konvalesen.
• Dijadikan Lokasi Berkerumun, Satpol PP Kota Depok Tutup Jalur Masuk ke Lapangan Merah
"Peralatannya yang kami punya ada 7 alat. Kita targetkan 300 plasma. Kita handel dan kami juga sudah bagi dua shift selama 24 jam," ucapnya.
Selain itu UTD PMI DKI Jakarta sebagai salah satu dari UTD yang telah menerima sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Badan POM terus melakukan upaya untuk menjaga mutu dan keamanan darah agar tidak tercemar.
Sebelumnya diketahui, jika PMI telah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk meneliti sampel plasma darah tersebut.
• Jalan Baru Underpass Direncanakan Jadi Area CFD
• PT Angkasa Pura Memperketat Ikat Pinggang Lakukan Penghematan Operasional di 19 Bandara
• BERITA FOTO: Warga Ramai Gerebek Ikan Mabuk di Pintu Air 10, Yuk Ikutan Ada Ikan Lele hingga Patin
Nantinya sample plasma darah akan dikirimkan ke Eijkman.
Disana pihak Eijkman akan melakukan pengujian untuk diteliti kenetralan virus dan kadar antibodinya.
Apabila hasilnya baik, plasma yang telah diambil PMI tersebut bisa digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.
PMI DKI Siapkan 7 Alat Pengambilan Plasma Darah Pasien Sembuh Covid-19
Palang Marah Indonesia (PMI) berencana akan mengumpulkan plasma darah pasien yang sembuh dari Covid-19 untuk menjadi obat bagi pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan di rumah sakit.
Bahkan PMI Pusat berencana akan mendatangi para pasien untuk mendonorkan plasma darahnya sekaligus melakukan edukasi kepada mereka mengenai plasma darah itu sendiri.
Terkait rencana itu, Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta, Salimar Salim mengatakan pihaknya telah siap jika diminta untuk melakukan pengambilan plasma darah pasien sembuh Covid-19.

"Karena berbeda dengan pengambilan plasma biasa (sehat) maka pengambilan plasma pasien Covid-19 yang sudah sembuh tentu kami harus melakukan perencanaan yang baik kalo prosesnya sebenarnya kita sudah bisa melaksanakan," kata Salimar, Jumat (1/5/2020).
Namun meski sudah dapat melakukan pengambilan plasma, pihaknya masih menunggu bagaimana protokol kesehatan yang harus dijalani saat pengambilan plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh itu.
"Sebenernya sudah ada yang mengajukan secara lisan untuk donor plasma darah, tapi ini masih proses ya kita juga harus jelas bagaimana protokol kesehatannya, petunjuk pelaksananya harus dilakukan itu harus jelas," katanya.
Menurut Salimar, jika PMI DKI sendiri saat ini sudah memiliki alat pengambilan plasma darah.
Alat itu juga biasa digunakan untuk mengambil plasma darah pasien DBD.
Biasanya dalam satu alat akan mengambil 300 ml plasma darah.
"Kalo alat pengambilan plasma darah sudah siap. Jadi kalo PMI DKI diminta untuk mengambil plasma darah kita akan lakukan. Kita ada 7 alat untuk itu," ucapnya.
Sebelumnya diketahui, jika PMI telah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk meneliti sampel plasma darah tersebut.
Nantinya sample plasma darah akan dikirimkan ke Eijkman.
Di sana pihak Eijkman akan melakukan pengujian untuk diteliti kenetralan virus dan kadar antibodinya.
Apabila hasilnya baik, plasma yang telah diambil PMI tersebut bisa digunakan untuk mengobati pasien Covid-19. (JOS)
Ini yang Membuat Prediksi Pandemi Corona Akan Berakhir Juni 2020 Diragukan
Ketua gugus tugas percepatan penanganan covid-19, Doni Monardo mengatakan, pandemi ini akan bisa berakhir di bulan Juni.
Namun keyakinan itu diragukan karena data kasus dan kematian yang selama ini dilaporkan dianggap tak sesuai dengan bukti lapangan.
Ketidakyakinan tersebut muncul dalam diskusi dengan presenter senior Rosiana Silalahi di Kompas TV, Kamis (30/4/2020) malam.
• Wali Kota Surabaya Risma Temukan Fakta Baru Soal Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Terpapar Corona
• Jumlah Pasien Corona Sembuh di Depok Bertambah 43 Orang, 287 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19
Anggota tim pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan soal data yang dilaporkan pemerintah setiap harinya.
Data tersebut berdasarkan konfirmasi positif laboratorium. Sesuai standar WHO, semua negara melakukan itu.
Ia mengakui kemampuan laboratirum Indonesia untuk menangani kasus corona belum canggih.
Namun semua negara memiliki kemampuan beragam, namun semuanya sebenarnya belum siap hadapi virus corona.
• Gempa 5,6 SR di Sumatera Utara Ternyata Menimbulkan Kerusakan Rumah Ibadah dan Sekolah
Sementara itu Syahrizal Syarif, Pakar Epidemi UI, menyampaikan bahwa data yang belum terkonfirmasi positif corona penting untuk disampaikan.
Hal itu untuk melakukan pelacakan sehingga tahu data sesungguhnya.
Menurutnya prinsip dasar pencegahan pandemi corona sebenarnya sederhana.
Yakni memisahkan orang sehat dan orang sakit, sehingga penanganan selanjutnya lebih mudah.
Untuk itu sangat penting, jumlah rapid test, namun di sini belum massif.
• UPDATE, 15 Hari Hilang dari Publik, Kim Jong Un Diyakini Masih Hidup, Punya 13 Lokasi Persembunyian
Rapid test harus dilakukan untuk mengetahui data sesungguhnya.
Ya, artinya pelacakan benar, bukan hanya yang psotof corona tapi Pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP)
Nah, jumlah mereka yang terinfeksi di masyarakat belum ketahuan.
Keraguan sama disampaikan pakar kesehatan masyarakat, Profesor Hasbullan Tabrany.
Ia mempersoalkan metode tes dengan fakta sesungguhnya.
• Ini 4 Dawet Legendaris di Pulau Jawa, Minuman Segar yang Kerap Diburu untuk Buka Puasa
Apalagi di banyak kematian belum memperoleh hasil tes sesungguhnya apakah positif corona atau tidak.
Sebelumnya Ketua gugus tugas percepatan penanganan covid-19, Doni Monardo mengatakan, pandemi ini akan bisa berakhir di bulan Juni.
Sehingga di bulan Juli kita akan bisa hidup normal kembali. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 27 April lalu.
• Harris Hotel Tebet Donasikan Ratusan APD kepada Tenaga Medis
Menurut Doni, Indonesia akan mampu menurunkan kasus Covid-19 pada bulan Juni, sehingga kehidupan masyarakat diharapkan akan mulai berjalan normal kembali pada bulan Juli mendatang.
Hal ini dengan catatan jika pemerintah sukses melakukan upaya pelacakan yang masif dan isolasi yang ketat pada April hingga Mei.
Sebelumnya, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan masa puncak pandemi yang dimulai pada Mei hingga Juni.
Ini setelah pihaknya menggabungkan semua pemodelan yang dilakukan oleh berbagai institusi dan peneliti. Ia mengatakan akumulasi kasus positif pada masa puncak mencapai 95 ribu kasus.
• Dampak Covid-19, Sandiaga Uno Sebut 67 Persen Ekonomi Keluarga Indonesia Memburuk
Pemodelan akhir pandemi Covid-19 di Indonesia antara lain dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura atau SUTD.
Menurut mereka, Indonesia sedang berada di masa puncak pandemi sejak 19 April 2020.
Pandemi di Indonesia diprediksi akan berakhir 99 persen pada 20 Juni 2020.
Masa puncak pandemi ditandai dengan perlambatan penyebaran penyakit atau penurunan jumlah kasus baru. Kurva penambahan kasus mulai melandai hingga mendatar (flat) dan terus menurun.
• Kantor Kecamatan Pameungpeuk Didatangi Ratusan Warga, Pertanyakan Status Jenazah dari Banten
Update Corona
Sementara itu jumlah kasus positif virus corona di Indonesia per Kamis (30/4/2020) secara kumulatif tembus 10,000 orang atau mencapai 10.118 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 792 orang meninggal dunia dan 1.522 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan terjadi penambahan jumlah kasus positif virus corona sebanyak 347 orang.
"Tercatat pasien sembuh bertambah hari ini sebanyak 131 orang," kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (30/4).
• Berikut Syarat Mendapat Gratis Endorse Instastory Annisa Pohan untuk UMKM Terdampak Pandemi Covid-19
Seperti diketahui, Dari jumlah tersebut, 784 orang meninggal dunia dan 1.391 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Kemudian, pasien dengan status orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 221.750 orang, sedangan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 21.653 orang.
"Berdisiplin di rumah, dan tidak mudik adalah pilihan terbaik untuk mencegah penularan," kata Yurianto.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat terkait pandemi virus corona sejak akhir Maret 2020.
Ia kemudian mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus corona.
Jokowi juga menetapkan pandemi virus corona sebagai bencana nasional non-alam.
Mantan wali kota Solo itu akhirnya melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman terhitung 24 April sampai 31 Mei mendatang.
• Hujan Deras Guyur Jakarta Sejak Sore Hingga Malam, Kawasan Kemang Banjir
Larangan mudik berlaku pada daerah yang sudah menerapkan PSBB, zona merah penyebaran virus corona, dan aglomerasi (pemusatan wilayah) PSBB.