Virus Corona

Cerita Satu Keluarga di Surabaya Meninggal Diduga Terkait Corona, Pemkot Tunggu Hasil Tes Swab

Terbaru satu keluarga di Surabaya yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak meninggal dunia dengan status pasien PDP dan pasien positif Covid-19.

AFP via Getty images
Ilustrasi pekerja medis sedang merawat seorang pasien coronavirus di sebuah rumah sakit. Di Surabaya baru-baru ini dikabarkan satu keluarga meninggal dunia diduga terpapat corona. Tepatnya anak yang tengah hamil positif corona, sedang ayak ibunya masih tunggu hasil tes swab. 

WARTAKOTALIVE.COM, SURABAYA -- Kota Surabaya masih menjadi sorotan terkait tinginya kasus virus corona beberapa hari ini.

Terbaru satu keluarga di Surabaya yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak meninggal dunia dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif Covid-19.

Sang anak yang tengah mengandung diketahui meninggal dengan status pasien positif Covid-19.

Surabaya Zona Merah Tua Bukan Hitam, Kenapa Jakarta dengan Kasus Lebih Tinggi Tak Berwarna Hitam?

DAFTAR 30 Dokter Meninggal karena Terpapar Covid-19, Terakhir dr IS Tjahyadi di Surabaya

Sementara, orangtuanya yang tinggal dalam satu rumah dengan sang anak juga meninggal dalam waktu yang hampir bersamaan.

Orangtua dari ibu hamil ini meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP).

DW, anak bungsu atau adik dari ibu hamil tersebut menceritakan kronologi meninggalnya sang kakak, ayah serta ibunya.

Pada 26 Mei 2020, kakaknya dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya.

Sehari setelahnya ia mendapatkan kabar bahwa kakaknya menggunakan ventilator untuk alat bantu pernapasan.

Belajar dari Rumah TVRI Jawaban Soal Sahabat Pelangi Kelas 1-3 SD, Jumat 5 Juni 2020

“Saat itu tim dokter juga memberi kabar bahwa jantung janin yang dikandung kakak saya sudah berhenti berdetak,” tutur DW dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Kemudian, kakak DW meninggal dunia pada 31 Mei 2020 dini hari, sehari setelah menjalani operasi untuk mengeluarkan janin.

DW mengatakan, ia tidak tahu pasti di mana sang kakak bisa tertular virus corona.

Namun, pada pertengahan Mei, kakaknya didampingi suami memeriksakan kandungan di sebuah rumah sakit di Kecamatan Semampir Surabaya.

Sepulang dari rumah sakit, suami kakaknya sakit.

Playboy Desa Taklukan 10 Wanita Akhirnya Ditangkap Polisi, Satu Korban Sampai Hamil dan Aborsi

Setelah suami kakaknya sembuh, gantian sang kakak yang sakit.

“Kakak saya sempat dibawa ke Rumah Sakit Puri Raharja Surabaya, sempat di-rapid test hasilnya negatif,” ujar DW yang tinggal di Kecamatan Gubeng Surabaya ini.

Karena belum juga sembuh ditambah mengalami sesak napas, kakak DW dibawa ke Rumah Sakit PHC Surabaya.

Di sana kakak DW dinyatakan positif Covid-19.

Saat kakaknya dirawat, DW juga disibukkan mengurus ibunya yang juga sakit saat perayaan Idul Fitri, 24 Mei 2020.

Ibu DW kemudian dibawa ke Rumah Sakit RKZ Surabaya dan diputuskan untuk rawat jalan dan melakukan isolasi mandiri.

Video Klip Lagu Kekeyi Dihapus Youtube, Rinni Wulandari Angkat Bicara

"Besoknya tanggal 25 Mei, ayah saya yang punya penyakit diabetes dan jantung juga ikut sakit," aku DW.

Pada 29 Mei 2020, ayah dan ibunya dibawa ke Rumah Sakit Islam Surabaya dan diisolasi di satu ruang perawatan.

Saat itu, ayah DW tiba-tiba kehilangan kesadarannya dan mengalami diare.

Sementara, ibu DW mengalami meriang, batuk, dan sesak nafas.

Sehari setelah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, DW harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya meninggal dunia pada Sabtu (30/5/2020).

Sementara, pada Selasa (2/6/2020) ibu DW juga meninggal menyusul ayahnya.

"Ayah dan ibu saya belum sempat di-swab, jadi statusnya PDP," ujarnya.

Ricky Harun Bersaing dengan Anak Ustadz Uje Taaruf dengan Adinda Anzani

Meski demikian, DW tak menampik bahwa keluarganya terpapar virus corona.

Namun, ia keberatan bila ibu dan ayahnya dianggap meninggal karena positif Covid-19.

DW mengaku pasrah atas apa yang terjadi pada keluarganya karena semua merupakan takdir dari Tuhan.

DW juga mengingatkan kepada siapapun agar tidak meremehkan Covid-19.

"Virus ini benar-benar nyata. Saya berpesan kepada semuanya agar selalu menjaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan," ucap DW.

Terkait meninggalnya tiga warga Surabaya itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser menjelaskan, sampai hari ini hasil tes swab belum keluar.

Karena itu, ia belum bisa memastikan status kedua orangtua dalam satu keluarga tersebut meninggal karena terpapar Covid-19 atau tidak.

Soal The New Normal, Gisella Anastasia: Tidak Ada Pilihan Selain Menyesuaikan Diri

"Dari hasil rapid test, mereka negatif dan sudah dites swab. Hanya memang belum keluar hasil swabnya dan meninggal," ujar Fikser.

Sementara itu Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa khawatir dengan persebaran virus corona atau Covid-19 di Kota Surabaya.

 Menurutnya, penularan sering kali terjadi pada keluarga yang tinggal satu rumah.

Artinya, ketika ada salah satunya yang positif Covid-19, hal ini sangat rentan menularkan ke anggota keluarga lainnya.

"Saya khawatir sekali karena memang ada basis keluarga yang satu keluarga terkonfirmasi positif semua, hal itu terutama terjadi di surabaya," kata Khofifah saat wawancara dengan Kompas TV, Kamis (4/6).

"Bahkan ada keluarga yang akhirnya empat anggota keluarga yang akhirnya tidak tertolong semua," sambungnya.

Hal inilah yang membuat Khofifah memberi perhatian khusus untuk Kota Surabaya.

Apalagi tidak semua rumah memiliki ruang maupun kamar yang cukup untuk isolasi mandiri.

Bahkan ada pula warga yang tidurnya berdesakan karena keterbatasan tempat.

Impian Gelandang Persita Eldar Hasanovic Pensiun di Kampung Halaman Bersama Klub Pertamanya

Hal inilah yang membuat seseorang rentan menularkan virus ke anggota keluarga lainnya dalam satu rumah.

"Tidak semua warga memiliki rumah yang cukup luas, yang setiap anggota keluarga memiliki kamar sendiri. Saya dari awal memang khawatir ini akan menyebar ke tiap anggota keluarga dalam satu rumah itu, nah di dalamnya termasuk anak-anak," ungkap Khofifah.

Diketahui, Jawa Timur secara konsisten berada pada peringkat 3 besar provinsi dengan tambahan kasus harian terbanyak se-Indonesia.

Hingga Rabu (3/6/2020) sore, kasus Covid-19 di Jatim totalnya mencapai 5.310 kasus.

 Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.727 pasien sedang dalam masa perawatan, 1.091 pasien telah dinyatakan sembuh, sementara 437 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Surabaya pun sempat memasuki zona merah tua, bahkan sempat disebut zona hitam karena tingginya kasus corona. . (Tribunnewswiki.com/Ron)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu Hamil Meninggal karena Covid-19, Disusul Ayah dan Ibu Berstatus PDP"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved