Berita Internasional
Microsoft Pecat 50 Jurnalis Diganti Sistem Artificial Intellegence, Korban Ingatkan Kelemahannya
Microsoft telah memangkas puluhan jurnalis yang dikontraknya untuk situs MSN. Karena sistem otomatis artificial intellegence atau AI
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perkembangan tehnologi tak terhindarkan dan tampaknya bakal makan korban.
Microsoft, misalnya dilaporkan telah memangkas puluhan jurnalis yang dikontraknya untuk situs MSN.
Menurut Seattle Times, sistem otomatis kecerdasan artifisial (artificial intellegence/AI) robotik akan menggantikan manusia yang selama ini mengkurasi dan memilih artikel untuk situs MSN tersebut.
• PM Finlandia Ajukan Proposal 4 Hari Kerja, Microsoft Jepang Buktikan Peningkatan Produktivitas
• Produktivitas Pegawai Microsoft Jepang Naik 40 Persen setelah Kerja 4 Hari Seminggu
Microsoft seperti dikutip dari BBC Senin (1/6/2020), kebijakan tersebut merupakan bagian dari evaluasi bisnis.
"Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi bisnis kami secara teratur. Ini bisa menghasilkan peningkatan investasi di beberapa tempat dan, dari waktu ke waktu. Tapi keputusan ini bukan merupakan dampak dari pandemi saat ini," sebut Microsoft dalam pernyataannya.
Selama ini Microsoft, seperti kebanyakan perusahaan teknologi lainnya, mengambil konten dari perusahaan media.
• Gawat, Demonstrasi Memprotes Kematian George Floyd di AS Merambat ke Eropa Hingga Kanada
Sementara untuk memilih dan menyajikannya, perusahaan yang didirikan Bill Gates ini mempekerjakan jurnalis.

Setidaknya sekitar 50 orang yang akan kehilangan pekerjaan pada akhir Juni ini.
Meski masih ada tim jurnalis yang dipertahankan.
Beberapa jurnalis yang diberhentikan memperingatkan bahwa kecerdasan buatan mungkin tidak sepenuhnya akrab dengan pedoman editorial yang ketat, dan akhirnya mungkin bisa menayangkan artikel yang tidak layak.
• Kronologi Lengkap Penangkapan Aktor Dwi Sasono, Klaim Pakai Ganja Sebulan Terakhir Saat PSBB
"Saya menghabiskan seluruh waktu saya membaca tentang bagaimana otomatisasi dan AI akan mengambil semua pekerjaan. Dan sekarang mengambil pekerjaan kami," kata seorang jurnalis yang diberhentikan
Microsoft menjadi salah satu dari banyak perusahaan teknologi yang bereksperimen dengan bentuk-bentuk yang disebut jurnalisme robot untuk memangkas biaya operasional.
Google juga berinvestasi dalam proyek-proyek sama untuk memahami bagaimana cara kerjanya.
• 5 Fakta Penangkapan Dwi Sasono, Pakai Ganja, Istri Tak Tahu, Hingga Menangis Akui Kesalahan
Mega Tren Selain AI
Setidaknya ada lima mega tren di dunia industri yang akan melejit pada beberapa tahun ke depan.
Senior Vice President Schneider Electric in East Asia, Pacific, & Japan, Benoit Dubarle mengatakan pengolahan data, Internet of Things ( IoT), mobilisasi telekomunikasi, 5G, dan artificial intelligence (AI) merupakan lima tren yang sedang pesat berkembang.
“Untuk pengolahan data, lebih kurang akan ada pertumbuhan sebanyak 28 persen per tahun mulai 2025. Sebanyak 19 persen dari data global tersebut bahkan berukuran 34 zetabyte (ZB),” jelas Benoit pada acara Schneider Electric Innovation Hub di Kantor Schneider Electric Singapura, Jumat (20/9/2019).
• Pedagang Pasar Cisalak Depok Tak Keberatan Tutup Asalkan Tidak Berlama-lama
Selanjutnya, IoT juga akan berkembang pesat dengan jumlah mencapai 50 persen alat (device) baru yang terhubung pada 2026.
“Terdapat pula sekitar 500 juta mobilisasi telekomunikasi pada 2020. Hal ini membuat penggunaan data akan semakin kompleks dan padat,” ujar Benoit.
Teknologi 5G, tambahnya, pun akan berkembang pesat pada 2025 dengan pembelanjaan modal (Capex) global mencapai 356 miliar dollar Amerika.
Terakhir, implementasi AI akan meningkat tajam pada 2021 dengan investasi industri sebesar 4,6 triliun dollar Amerika. Angka tersebut akan masih meningkat sekitar 73 persen per tahunnya.
• Zaskia Gotik dan Sirajuddin Mahmud Nikah Ulang Secara Negara, KUA: Untuk Memperindah Pernikahan
Benoit menuturkan ada dua faktor yang menyebabkan lima mega tren itu berkembang pesat.
“Pertama, peningkatan kualitas teknologi bisa meroketkan peluang bisnis. Lalu kedua, industri ingin mempersembahkan kualitas pelayanan terbaik bagi konsumennya,” ungkap Benoit.
Lima sektor industri
Sementara itu, Schneider Electric juga mencatat ada lima sektor industri yang saat ini sudah mulai bergerak menuju transformasi digital sepenuhnya.
“Kelima sektor tersebut adalah industri retail, finance, pendidikan, pemerintahan, dan kesehatan,” jelasnya.
• Didukung Oleh Transformasi Digital, Laba Amar Bank di Tahun 2019 Naik 4 Kali Lipat
Untuk industri retail, saat ini Schneider Electric telah mendukung self service kiosk dan digital price tag.
Selanjutnya untuk industri finance, saat ini sudah ada self service bank sehingga konsumen bisa bertransaksi dengan mudah tanpa bantuan staf bank.
Lalu, industri kesehatan juga sudah banyak yang bertransformasi ke arah digital.
“Khususnya di Taiwan, saat ini banyak rumah sakit di sana yang sudah mengintegrasikan data pasiennya.
• Barang Buktinya 16 Gram Ganja, Dapatkah Dwi Sasono Direhab? Ini Aturannya
Dengan begitu jika pasien hendak memeriksakan kesehatannya data tersebut akan secara real time muncul. Ini tentu memudahkan dan meringkaskan proses medis yang hendak dilakukan,” ujar Benoit.
Last but not least, pemerintahan pun tak mau ketinggalan dalam hal digitalisasi.
Schneider Electric turut mendukung sektor ini melalui e-government service kiosk/network.
Dengan adanya sistem ini, masyarakat tidak akan lagi dipusingkan dengan birokrasi pemerintah yang lama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pangkas Jurnalis, Microsoft "Pekerjakan" AI", Penulis : Kiki SafitriArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mulai IoT hingga AI, Ini Mega Tren Dunia Industri pada Masa Depan", Penulis : Alek Kurniawan