Pemilu 2024
Riset Indometer Sebut Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Berpotensi Maju di Pemilu 2024
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil berpotensi nyapres di 2024.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil berpotensi nyapres di 2024.
Ketiga gubernur yang semuanya berasal dari Pulau Jawa itu diprediksi berpotensi melenggang ke Pemilu 2024 terlihat dari hasil lembaga riset melalukan survei.
Hasil riset yang dilakukan Indometer (Barometer Politik Indonesia) menunjukkan tokoh-tokoh populer, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, potensial maju dalam perhelatan politik nasional 2024.
"Mereka adalah kepala daerah petahana yang dinilai rakyat berhasil membawa perubahan di tingkat daerah. Termasuk pula, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah," kata Direktur Eksekutif Indometer (Barometer Politik Indonesia) Leonard SB dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (29/5/2020).
Menurut dia, Pemilu 2019 menjadi akhir dari pertarungan elektoral yang dimenangi oleh Jokowi.
• Anies Sebut Penyebaran Covid-19 di Jakarta Semakin Rendah Setelah DKI Keluarkan Kebijakan Ini
• Mirip Akademi Militer, Akademi Demokrat Sudah Lantik Lulusan Pertamanya, Langsung Dinas di DPR RI
• MANTAN Ketua KPK Abraham Samad Serang Kebijakan Jokowi Naikkan BPJS: Lain Gatal Lain Digaruk
Sesuai dengan batasan maksimum 2 periode dalam konstitusi, Jokowi tak bisa lagi maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
Oleh karena itu, kata dia, momentum politik tersebut akan membuka kesempatan bagi banyak tokoh untuk maju bersaing merebut tiket capres/cawapres.
Dalam kurun beberapa tahun belakangan, rakyat menjadi penentu utama dalam terpilihnya tokoh-tokoh baru yang berangkat dari pilkada dan pemilu langsung. Jokowi menjadi lokomotif utama dari gerbong tokoh-tokoh baru produk pemilihan langsung yang tidak berasal dari lingkaran elite partai politik.
"Pemilu 2024 menjadi peluang bagi kebangkitan tokoh-tokoh baru dengan latar belakang kepala daerah atau perwakilan daerah di DPR dan DPD," kata Leonard.
• Dulu Tenggelamkan Kapal, Kini Susi Pudjiastuti Jualan Kaos Bertuliskan Tenggelamkan
Dia pun menengarai bahwa keran desentralisasi dan demokrasi langsung menjadi ajang bagi kekuatan politik dinasti lokal maupun tokoh-tokoh nasional yang sedang melakukan regenerasi.
Ada pula figur-figur politikus yang meniti karier dari jejang bawah hingga terpilih menjadi pengurus pusat partai politik.
"Keluwesan tokoh-tokoh dalam hubungannya dengan partai politik menjadi ciri baru pada era demokrasi langsung," kata Leonard.
Tokoh-tokoh bisa berpindah partai tanpa kehilangan dukungan massa pemilih. Identifikasi kepartaian yang rendah memberi peluang bagi politikus partai baru, seperti Faldo Maldini dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
• TERUNGKAP, Diduga Ini Pemicu Bentrok Ormas di Jalan I Gusti Ngurah Rai Bekasi
Riset dilakukan oleh Indometer dengan metode kualitatif yang data awal didapatkan dari monitoring media massa dan media sosial.
Pendalaman dilakukan untuk memilih tokoh paling potensial untuk maju ke pentas nasional, berdasarkan wawancara mendalam terhadap pengamat politik lokal dan tokoh-tokoh perantauan di Jakarta.
Riset dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2020.
• Berikut Ini Petunjuk Jika Sedang Pulang Kampung dan Ingin Balik ke Jakarta, Begini Caranya
Berikut ini adalah tokoh daerah potensial yang layak maju ke politik nasional:
Aceh: Teuku Riefky Harsya
Sumatera Utara: Edi Rahmayadi
Sumatera Barat: Faldo Maldini
Riau: Intsiawati Ayus
Kepulauan Riau: Asman Abnur
Jambi: Syarif Fasha
Bengkulu: Muhammad Saleh
Sumatera Selatan: Dodi Reza Alex Noerdin
Lampung: Zulkifli Hasan
Kepulauan Bangka Belitung: Erzaldi Rosman Djohan
Banten: Ahmed Zaki Iskandar
DKI Jakarta: Anies Baswedan
Jawa Barat: Ridwan Kamil
Jawa Tengah: Ganjar Pranowo
DI Yogyakarta: Hanafi Rais
Jawa Timur: Khofifah Indar Parawansa
Bali: Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra
Nusa Tenggara Barat: Tuan Guru Bajang (T.G.B.) Muhamad Zainul Majdi
Nusa Tenggara Timur: Viktor Laiskodat
Kalimantan Barat: Daniel Johan
Kalimantan Tengah: Agustin Teras Narang
Kalimantan Selatan: Syaifullah Tamliha
Kalimantan Timur: Isran Noor
Kalimantan Utara: Irianto Lambrie
Sulawesi Utara: Yasti Soepredjo Mokoagow
Gorontalo: Rusli Habibie
Sulawesi Tengah: Pasha Ungu
Sulawesi Barat: Iskandar Muda Baharuddin Lopa
Sulawesi Selatan: Nurdin Abdullah
Sulawesi Tenggara: La Ode Ida
Maluku Utara: Abdul Ghani Kasuba
Maluku: Nono Sampono
Papua Barat: Filep Wamafma
Papua: Meki Nawipa
Survei: PDIP berpeluang cetak sejarah menang di Pemilu 2024
Hasil survei Indo Barometer menunjukkan bahwa PDIP berpeluang menang di Pemilu 2024, itu artinya sejarah baru dalam perpolitikan Indonesia yaitu tiga kali menjadi pemenang Pemilu berturut turut yaitu 2014, 2019, dan 2024.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyebutkan hasil survei lembaganya menunjukkan bahwa PDIP dipilih oleh 24,8 persen responden.
• Terungkap, Depok Kekurangan Wanita sebagai Tim Pemulasaraan Covid-19, Ini yang Dilakukan
"Saya melihat PDIP berpeluang mencetak sejarah demokrasi di Indonesia dengan menjuarai Pileg 2024. Sebelumnya, PDIP menjadi pemenang Pemilu 2014 dan 2019," kata M. Qodari dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad.
Qodari menjelaskan berdasarkan simulasi terhadap 16 nama partai politik yang mendapat dukungan dari masyarakat, PDI Perjuangan unggul dengan angka 24,8 persen, Gerindra 14,8 persen, Golkar 8,1 persen, PKS 7,8 persen, dan PKB 5,6 persen.
Di posisi keenam adalah Partai Demokrat 5,5 persen, Partai NasDem 2,5 persen, PAN 2,4 persen, PPP 2,3 persen, dan Perindo 2 persen.
PSI 0, 8 persen, Hanura 0,4 persen, PBB 0,2 persen, Partai Berkarya 0,1 persen, Garuda, dan PKPI (0,0 persen).
Selain itu, Qodari menyebutkan ada lima alasan utama publik memilih partai politik, yaitu kerja partai bermanfaat untuk masyarakat (20,6 persen).
"Suka dengan tokoh atau kader partainya 20,4 persen, partai pilihan sejak dahulu 17,8 persen, dekat dengan rakyat 7,3 persen, dan sesuai dengan hati nurani 6,8 persen," ujarnya.
Survei Indo Barometer itu dilakukan sejak 9 sampai 15 Januari 2020 dengan melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi yang merupakan warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Adapun margin of error survei sebesar ± 2.83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam survei tersebut adalah multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. (Antaranews)