Cuaca Ekstrem

Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Paksa Nelayan di Kulon Progo Menepikan Perahu Mereka

Nelayan dari daerah lain yakni Cilacap, Jawa Tengah yang juga biasa mencari ikan di Pantai Bugel, Kulon Progo juga meliburkan diri.

Editor: Murtopo
TRIBUNJOGJA.COM / Andreas Desca Budi Gunawan
Suasana pantai selatan Kulon Progo yang lengang. 

WARTAKOTALIVE.COM, KULON PROGO - Gelombang tinggi hingga 6 meter terjadi di laut selatan Jawa.

Akibat gelombang tinggi tersebut sejumlah nelayan di  kawasan Kulon Progo beberapa hari terakhir ini memilih untuk menepikan perahu mereka.

Seperti dilansir dari TribunJogja, kelompok nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bugel Peni 2 menjadi salah satu kelompok nelayan yang terkena imbas gelombang tinggi.

KUB Bugel Peni 2 ini diketahui beranggotakan nelayan asal Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan,Kulon Progo dengan jumlah lebih kurang 40 orang.

VIDEO: Pantai Jimbaran Diterpa Gelombang Tinggi, Sejumlah Cafe Rusak

Setiap harinya mereka biasa mencari ikan di sekitar kawasan Pantai Bugel, Panjatan dan hasil tangkapan para nelayan tersebut pun dijual di Tempat Pelelangan Ikan yang juga terdapat di kawasan Pantai Bugel.

Namun belakangan ini aktivitas melaut tersebut terpaksa harus berhenti lantaran munculnya gelombang besar di Laut Jawa yang tingginya bahkan mencapai 6 meter lebih.

Ketua KUB Bugel Peni 2, Sulikan, Kamis (28/5/2020) menyampaikan bahwa demi alasan keamanan, para nelayan memilih menepikan perahunya dan beralih pekerjaan sampai kondisi berangsur normal.

"Kurang lebih tiga harian ini kami libur karena ada ombak besar. Jika dipaksakan malah dapat berbahaya," ujarnya.

WASPADA Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia, Ketinggian Gelombang Mencapai 6 Meter, Ini Kata BMKG

Walaupun harus berhenti melaut sejenak,mereka menyampaikan bahwa mereka tetap bekerja walaupun harus beralih profesi sejenak.

"sebagian besar anggota punya lahan pertanian sendiri, jadi kalau pas kaya gini ya alih profesi jadi petani," jelasnya.

Sulikan juga mengungkapkan bahwa selain anggota KUB, nelayan dari daerah lain yakni Cilacap, Jawa Tengah yang juga biasa mencari ikan di Pantai Bugel, juga meliburkan diri.

Lanjutnya, mereka juga menyadari bahwa dalam kondisi laut yang ganas saat ini, risikonya sangat tinggi bahkan bisa sampai kehilangan nyawa.

"Sebenarnya agak berat sih libur, soalnya kan sekarang lagi musim bawal putih, kalau dijual lumayan Harganya. Tapi mau gimana lagi, kondisi kaya gini mending menepi dulu," ucapnya.

Sementara itu, Edy Suryanto, personil Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kilonprogo, yang ditugaskan menjaga kawasan Pantai Bugel mengatakan bahwa gelombang laut di pantai tersebut sejak beberapa hari terakhir ini memang terpantau cukup tinggi.

Diperkirakan olehnya ketinggian gelombang itu mencapai enam sampai delapan meter.

"Kenaikan tinggi itu gelombang itu terlihat saat pagi ke siang, sekitar pukul 10.00-11.00 WIB," ujarnya.

Dengan kondisi seperti itu, SRI Wilayah V Kulon Progo sudah memberi imbauan kepada nelayan untuk tidak mencari ikan sampai kondisi ombak berangsur normal.

Peringatan dini BMKG  soal gelombang tinggi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) merilis dua kabar sekaligus.

Yakni daftar wilayah yang akan dilalui gelombang tinggi hingga 4 meter hingga peringatan dini gelombang tinggi 6 meter di sejumlah wilayah.

Ada pun gelombang setinggi 6 meter terjadi sebagai imbas siklon tropis “MANGGA” sejak Sabtu (23/5/2020).

 Pandemi Corona Bikin Kekayaan Dua Bos Djarum, Budi dan Michael Hartono Merosot Rp 174 Triliun

 Kronologi Adik Via Vallen Positif Corona, Termasuk Pasien OTG, Dua Minggu Jalani Isolasi Mandiri

Peringatan dini gelombang sangat tinggi itu diperpanjang oleh BMKG.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, pla angin di wilayah Indonesia bagian utara berembus dari timur laut ke tenggara.

Sementara wilayah selatan berembus dari timur ke tenggara.

“Fenomena alam ini menimbulkan gelombang setinggi 4 hingga 6 meter di sejumlah wilayah terutama di sepanjang laut selatan Jawa,” katanya melalui rilis tertulis.

 Aceh Provinsi Paling Landai Kasus Covid-19, Achmad Yurianto Sebut Masyarakatnya Luar Biasa Patuh

Rendi menyebut, kecepatan angin tertinggi berada di Laut Banda, Kepulauan Sermata, Kepulauan Tanibar, Laut Arafuru dan Kepulauan Aru.

Kecepatan angin tertinggi juga terdeteksi di perairan selatan Sumba, Banda, Sulawesi Tenggara hingga Merauke.

“Gelombang ini masuk kategori sangat tinggi sehingga kami mengimbau kepada masyarakat di sekitar pesisir yang terdampak dan nelayan untuk waspada,” ujarnya.

Rendi merinci, untuk perahu nelayan yang beroperasi di perairan dangkal, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang bisa mencapai 1,25 meter.

 VIDEO Penjelasan Lengkap Pendaftaran Online SBMPN 2020, Apa itu SBMPN?

Sedangkan kapal tongkang dan feri, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang 2,5 meter.

Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar, kecepatan angin dapat lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Daftar Daerah Akan Dilanda Gelombang Tinggi

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di sejumlah perairan Indonesia.

Fadhly Ilhami SKel dari BMKG dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan potensi gelombang tinggi ini berlaku hari ini (17/5/2020) hingga Senin (18/5/2020) pukul 19.00 WIB.

Terpantau adanya pusat tekanan rendah mencapai 996 hPa di Laut Andaman.

Diikuti dengan pola sirkulasi udara yang juga terpantau di Perairan barat Aceh.

 Hari Kedua Hari Raya Idul Fitri, Pengunjung Membawa Kue Lebaran di Lapas Kelas I Cipinang

 Fadhly berkata, pola angin di wilayah Indonesia dari Utara hingga Timur memiliki kecepatan 5-20 Knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Barat Daya hingga Barat Laut memiliki kecepatan 5-25 Knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan selatan Pulau Jawa, dan Laut Arafuru.

"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," kata Fadhly.

Menurut BMKG Berikut daftar wilayah yang berpeluang terjadi gelombang tinggi dari 1,25 hingga lebih dari 4,0 meter.

Tinggi gelombang, 1,25 - 2,50 meter

Selat Sape bagian Selatan

Selat Sumba

Laut Sawi

Perairan selatan Flores

Selat Karimata

Laut Jawa

Perairan selatan Kalimantan

Perairan utara Madura hingga Kepulauan Kangean

Selat Makassar bagian Selatan

Perairan Kotabaru Perairan Kepulauan Selayar hingga Kepulauan Sabalana

Teluk Bone bagian selatan

Perairan Manui hingga Kendari

Perairan Timur Kepulauan Halmahera

Laut Halmahera Perairan Utara Papua Barat hingga Papua

Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua Barat

Perairan Utara Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru

Perairan Fakfak hingga Amamapare

Gelombang tinggi 2,50 hingga 4,0 meter

Selat Malaka bagian Utara

PerairanTimur Pulau Simeulue hingga Nias PerairanTimur

Kepulauan Mentawai hingga Bengkulu

Selat Sunda bagian barat dan selatan

Perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba

Selat Bali- Selat Lombok hingga Selat Alas bagian Selatan

Perairan Selatan Sawu

Pulau Rote hingga Kupang

Samudera Hindia Selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur

Perairan Kepulauan Wakatobi Laut Banda

PerairanKepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar

Perairan selatan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru

Laut Arafuru Samudera Utara Pasifik Biak hingga Jayapura

Gelombang tinggi lebih dari 4 meter

Perairan Utara Sabang

Perairan Barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai

Perairan Timur Enggano

Perairan Barat Lampung Samudera Hindia Barat

Sumatera Samudera Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah

Fadhly mengingatkan untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Bagi kapal nelayan, terutama apabila kecepatan angin lebih dari 15 Knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Kapal tongkang, waspada dengan kecepatan angin lebih dari 16 Knot dan tinggi gelombang di atas 1,50 meter.

Kapal ferry, perlu memperhatikan kondisi kecepatan angin lebih dari 21 Knot dan tinggi gelombang di atas 2,50 meter.

Sedangkan untuk kapal ukuran besar dan kapal kargo atau kapal pesiar, waspadai kecepatan angin lebih dari 27 Knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar dia.

Cuaca ekstrim

Masyarakat mengeluhkan kondisi gerah dan panas dalam beberapa hari terakhir.

Terkait hal tersebut, berikut ini penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menurut Herizal, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai kelembapan udara yang tinggi.

 Sambut New Normal, Kementerian Perhubungan Bakal Naikkan Tarif Angkutan Darat

Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara.

Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut.

Dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah.

 Laki-laki 63,30 Persen Rentan Meninggal Akibat Covid-19, Wanita 36,70 Persen

Laporan pencatatan meteorologis suhu maksimum udara (umumnya terjadi pada siang atau tengah hari) di Indonesia dalam 5 hari terakhir, berada dalam kisaran 34 - 36°C.

Beberapa kali suhu udara >36°C tercatat terjadi di Sentani, Papua.

Di Jabodetabek, pantauan suhu maksimum tertinggi terjadi di Soekarno/Hatta 35°C, Kemayoran 35°C, Tanjung Priok 34,8°C, dan Ciputat 34,7°C.

 Ini Kriteria Daerah yang Bakal Terapkan New Normal, Wilayah Bebas Covid-19 Juga Termasuk

Demikian juga wilayah lain di Jawa, siang hari di Tanjung Perak suhu udara terukur 35°C.

Wilayah perkotaan terutama di kota besar umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan.

"Catatan kelembapan udara menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kisaran >80% - 100%, yang termasuk berkelembapan tinggi," tutur Herizal.

 Jokowi Minta Standar Baru di Industri Pariwisata, Prioritaskan Wisatawan Domestik

Fenomena udara gerah sebenarnya adalah fenomena biasa pada saat memasuki musim kemarau.

Untuk Jabodetabek, periode April-Mei adalah bulan-bulan di mana suhu udara secara statistik berdasarkan data historis memang cukup tinggi, selain periode Oktober-November.

Pada musim kemarau, suhu udara maksimum di Jakarta umumnya berada pada rentang 32-36°C.

 Minimarket di Menteng Dibobol Maling, Pelaku Cuma Gondol Rokok dan Susu

Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan.

Karena, udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari.

Perkembangan musim kemarau hingga Pertengahan Mei 2020 menunjukkan 35% wilayah Zona Musim (ZOM) sudah memasuki musim kemarau.

 Pilkada di Masa Pandemi, KPU Usulkan Alat Coblos Mirip Tusuk Gigi dan Tinta Tetes Atau Semprot

Di antaranya sebagian besar wilayah di NTT dan NTB, sebagian Jawa Timur bagian selatan, dan sebagian Jawa Tengah bagian utara dan timur.

Lalu, sebagian Jawa Barat bagian utara dan timur serta Bekasi bagian utara, Jakarta bagian utara, dan sebagian daerah Papua dan Maluku.

Masyarakat diimbau tidak panik dengan suasana gerah yang terjadi, tetapi tetap perlu menjaga kesehatan dan stamina sehingga tidak terjadi dehidrasi dan iritasi kulit.

 Kapolri Hingga Jokowi Kena Imbas, Terdakwa Penyerang Novel Baswedan Merasa Bersalah

Banyak minum dan makan buah segar sangat dianjurkan.

Termasuk, memakai tabir surya sehingga tidak terpapar langsung sinar matahari yang berlebih, dan lebih banyak berdiam dirumah pada saat pemberlakuan PSBB.

"Terus ikuti pembaharuan informasi BMKG terkait perkembangan musim, informasi prediksi cuaca dan iklim."

"Indeks kualitas udara, dan kadar sinar ultraviolet matahari yang baik dan merusak bagi tubuh kita," papar Herizal, dikutip dari laman bmkg.go.id. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ancaman Gelombang Besar, Nelayan Kulon Progo Alih Profesi Jadi Petani

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved