Virus Corona
Menuju The New Normal, Virus Corona Dianalogikan Seorang Istri, Meme dari Luhut untuk Mahfud MD
The New Normal sudah disiapkan hadapi wabah virus corona yang belum diketahui kapan berakhirnya. Era Corona dianalogikan sebagai istri
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- The New Normal sudah disiapkan hadapi wabah virus corona yang belum diketahui kapan berakhirnya.
Sebanyak 25 Kabupaten sudah disiapkan menghadapi tatanan baru era covid-19 itu.
Dalam persiapan menuju era The New Normal, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menceritakan meme tentang virus corona.
Meme itu ia peroleh dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Meme tersebut menganalogikan virus corona selayaknya istri.
• Menteri Sosial Juliari Batubara: Sebenarnya yang Kita Lakukan Dua Bulan Ini Sudah New Normal
• Agus Yudhoyono Ingatkan New Normal Berarti Harus Tambah Waspada, Jangan Sampai Lengah
"Judulnya itu dalam bahasa Inggris. Corona is like your wife. Corona itu seperti istrimu, ketika kamu mau mengawini, kamu berpikir kamu bisa menaklukkan dia, tetapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukkan istrimu," kata Mahfud menceritakan isi meme tersebut dalam sambutannya di acara halalbihalal IKA UNS yang disiarkan di kanal YouTube Universitas Negeri Sebelas Maret, Selasa (26/5/2020).
"Sesudah itu. Than you learn to live with it (kamu belajar untuk hidup bersamanya). Ya sudah, sudah begitu," kata Mahfud.
Mahfud menilai, analogi itu mirip dengan penanganan virus corona.
• Setelah Vakum 31 Tahun, 7 Bintang + Ajak Vina Panduwinata Nyanyikan Buatlah Dunia Tersenyum Kembali
Mulanya banyak orang yang ingin diterapkan pembatasan sosial hingga karantina wilayah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Kemudian, masyarakat dipaksa beradaptasi dan hidup berdampingan bersama virus corona dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Kondisi itu, kata Mahfud, disebut kenormalan baru (new normal) pada masa pandemi.
Menurut dia, hal itu terjadi lantaran masyarakat menyadari bahwa pembatasan sosial dan karantina wilayah yang dilakukan secara terus-menerus dapat memberhentikan roda perekonomian yang semestinya tetap harus berputar.
• Langgar Aturan PSBB Tidak Pakai Masker, Sopir Trailer Dihukum Sapu Trotoar di Pademangan
"Muncul istilah new normal. Bikin kernormalan baru saja. Seperti tadi, kita tidak bisa menaklukkan corona, corona sudah ada di depan kita. Lalu kita ya hidup, tapi tahu bahwa ada corona," ujar Mahfud.
"Apa kenormalan baru? Ya besok kalau kita bekerja misalnya. Ya pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, kemarin Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan peraturan baru protokol kesehatan di berbagai sektor," kata dia.
Pemerintah telah menyiapkan aparat TNI-Polri di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota dalam rangka persiapan menuju new normal.
Personel TNI-Polri tersebut akan menjaga tempat umum dan pusat keramaian untuk memastikan masyarakat menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan Covid-19.
• Kondisi Terakhir Eggi Sudjana Usai Alami Kecelakaan Lalu Lintas di Cibinong, Dapat 7 Jahitan?
25 Kabupaten Siap New Normal
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta protokol tatanan normal baru alias new normal, segera disosialisasikan secara masif.
Sebab, tatanan normal baru yang produktif dan aman dari Virus Corona (Covid-19) akan segera diterapkan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas Persiapan Pelaksanaan Protokol Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19 melalui video conference, Rabu (27/5/2020).
• IPW Minta Kapolda Jatim Jangan Lebay Hukum Kapolsek Gubeng yang Tidur, Diminta Contoh Prabowo
"Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru ini."
"Yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat," kata Jokowi.
Selain itu, Kepala Negara mengingiinkan masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang ada, selama menerapkan tatanan hidup normal yang baru.
• Maruf Amin: Ternyata Anak Muda Tidak Kuat Menahan Jenuh, Tak Mau Diam di Rumah
Salah satunya, tetap jaga jarak hingga menggunakan masker dalam kegiatan sehari-hari.
"Sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan."
"Baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, mengenai dilarang berkerumun dengan jumlah banyak," jelas Jokowi.
• UPDATE 25 Mei 2020: RS Darurat Wisma Atlet Rawat 909 Pasien Positif Covid-19, 17 PDP, dan 7 ODP
Presiden Jokowi juga bicara kemungkinan pelaksanaan new normal di tengah pandemi Covid-19, akan diperluas.
Saat ini, pelaksanaan di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota akan menjadi permulaan dalam penerapan new normal.
Nanti, jika dirasa efektif, maka pelaksanaan new normal akan diperluas.
• Kecelakaan Maut Bajaj Vs Transjakarta di Ancol, Satu Penumpang Tewas
"Apabila ini nanti efektif, kita akan gelar, kita perluas lagi, kita lebarkan lagi ke provinsi yang lain, dan kabupaten dan kota yang lain," jelas Jokowi.
Presiden juga telah menginstruksikan aparat TNI dan Polri diterjunkan dalam persiapan pelaksanaan new normal.
Tentunya, penempatan aparat di titik keramaian seperti stasiun hingga pusat niaga, diharapkan bisa meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
• Aceh Provinsi Paling Landai Kasus Covid-19, Achmad Yurianto Sebut Masyarakatnya Luar Biasa Patuh
"Kemarin sudah kita mulai, sudah digelar pasukan aparat dari TNI dan Polri yang diterjunkan ke lapangan."
"Ke titik-titik keramaian di 4 provinsi dan 25 kabupaten dan kota dalam rangka persiapan pelaksanaan tatanan normal baru."
"Yang akan kita lihat dari angka-angka dan fakta di lapangan yang kaitannya dengan R0 dan Rt," papar Jokowi.
• Dokter RSUP Persahabatan Minta Masyarakat Sabar di Rumah, Sakit Dulu Baru Senang Kemudian
Penerapan protokol new normal diberlakukan di Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Gorontalo.
Berikut ini 25 kabupaten/kota yang tengah persiapan new normal:
1. Kota Pekanbaru
2. Kota Dumai
3. Kabupaten Kampar
4. Kabupaten Pelalawan
5. Kabupaten Siak
6. Kabupaten Bengkalis
7. Kota Palembang
8. Kota Prabumulih
9. Kota Tangerang
10. Kota Tangerang Selatan
11. Kabupaten Tangerang
12. Kota Tegal
13. Kota Surabaya
14. Kota Malang
15. Kota Batu
16. Kabupaten Sidoharjo
17. Kabupaten Gresik
18. Kabupaten Malang
19. Kota Palangkaraya
20. Kota Tarakan
21. Kota Banjarmasin
22. Kota Banjar Baru
23. Kabupaten Banjar
24. Kabupaten Barito Kuala
25. Kabupaten Buol.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengatakan pemerintah menginginkan masyarakat tetap produktif dan aman di tengah darurat Covid-19.
Masyarakat tetap dapat beraktivitas namun aman dari penularan Covid-19.
"Ya beraktivitas, ya," ujar Presiden dalam video yang diterima Tribun, Jumat (15/5/2020).
• KISAH Pasien Positif Melahirkan Bayi Negatif Covid-19, Harus Buang ASI Hingga Takut Dikucilkan
Menurutnya, lambat laun masyarakat harus berkompromi dengan Covid-19.
Masyarakat harus hidup berdampingan dengan Corona.
Karena berdasarkan laporan WHO, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu tidak akan hilang.
• Zona Hijau di Kota Bekasi Tinggal 7 Kelurahan, Warga Diminta Pertahankan Status Nihil Kasus Covid-19
"Karena informasi terakhir dari WHO, yang saya terima, bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang."
"Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid."
"Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," tuturnya.
• Komisi E DPRD DKI Minta Biaya Komitmen Formula E Rp 560 Miliar Dikembalikan untuk Beli Sembako
Berdamai dengan Covid-19 menurut Presiden bukan berarti bahwa masyarakat menyerah terhadap penyebaran virus yang hampir menyebar di seluruh negara di dunia itu."
"Melainkan, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan penyebaran virus tersebut.
"Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan," jelasnya.
• Dibantu Hujan Deras, Pemotor Ini Lolos Mudik ke Jawa Tengah
Pemerintah, menurut Presiden, akan mengatur kehidupan masyarakat akan kembali normal secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.
Keselamatan masyarakat menurutnya harus tetap menjadi prioritas.
"Ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini."
• MUI: Salat Id Live Streaming Tidak Sah!
"Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal, atau tatanan kehidupan baru."
"Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan."
"Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme, karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan," paparnya.
• Dua Orang Mencurigakan Muncul di Sekitar Rumah Novel Baswedan Sebulan Sebelum Penyiraman Air Keras
Presiden Jokowi juga mengatakan pemerintah belum akan melonggarkan protokol kesehatan PSBB dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
Pemerintah akan terlebih dahulu melihat perkembangan penyebaran Covid-19 sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
"Belum ya. tetapi kita ingin terus akan melihat angka-angka."
• 360 Ribu Pemudik Bocor Masuk ke Jawa Barat, Ridwan Kamil Bilang Masih Masuk Kategori Berhasil
"Akan melihat fakta-fakta di lapangan," kata Presiden.
Menurutnya, keputusan atau kebijakan dalam menghadapi penyebaran Covid-19 harus dikaji dengan matang.
Sehingga, tidak keliru dalam penerapannya di lapangan.
• Polisi Tolak Periksa di Rumah, Hari Ini Said Didu Janji Sambangi Bareskrim
"Intinya, kita harus sangat hati-hati."
"Jangan sampai kita keliru memutuskan, jangan sampai keliru memutuskan," tegas Presiden.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah ingin masyarakat produktif kembali.
• Larang Warga Mudik Lokal Saat Lebaran, Kadishub DKI: Mari Sayangi Keluarga, Tetap Berada di Rumah
Masyarakat tetap berpenghasilan namun tetap aman dari penularan dengan menjaga protokol kesehatan.
" Tetapi, kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini."
"Kondisi yang terkena PHK, kondisi masyarakat yang tidak berpenghasilan lagi."
"Ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid," cetusnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud Dapat Meme "Corona is Like Your Wife" dari Luhut, Apa Artinya?", Penulis : Rakhmat Nur Hakim