Wirausaha
Rahmi Apriani : Nikmati Hasil Gurih dan Pedasnya Seblak 'Kedai Reumbay'
Rahmi Apriani merintis usaha kuliner seblak sejak duduk di bangku kuliah bermodalkan Rp 30.000. Kini omzetnya mencapai Rp 6 juta per hari;.
Penulis: Ign Agung Nugroho |
Nama 'Reumbay' yang kini jadi label kedainya, menurut Rahmi, reumbay dalam bahasa Sunda artinya mata berkaca-kaca hingga nyaris mengeluarkan air mata.
• PSBB Kota Bekasi, Usaha Kuliner Dilarang Layani Makan di Tempat, Warteg dan Pecel Lele Diantaranya
• Usaha Kuliner Tetap Buka Selama Pandemi Virus Corona, Ruben Onsu Tetap Gaji Ribuan Karyawan
"Jadi nama Kedai Reumbay sendiri terinspirasi dari ayah saya yang mengatakan bahwa orang yang makan makanan pedas itu pasti akan rereumbay (bercucuran air mata) dalam bahasa Sunda," ujar Rahmi.
Dalam menjalankan usaha kulinernya ini, Rahmi terus berinovasi meracik varian menu seblak.
Saat ini, ragam menu seblak di kedainya seperti cumi flowers kuah tulang, bakso ayam kuah tulang, bakwan kuah tulang, kornet kuah tulang.
Selain itu, tahu kuah tulang, basreng kuah tulang, otak-otak kuah tulang hingga cireng kuah tulang
• Usaha Kuliner Ditutup Akibat Virus Corona, Karina Suwandi Tetap Gaji Karyawan, Bagaimana dengan THR?
• Olahan Kuliner Kelelawar di Gunungkidul Laku Keras, Tak Terpengaruh Kabar Penyebab Virus Corona
Dalam menjalankan roda usaha kuliner di kedainya, Rahmi mempekerjakan 5 karyawan.
Mereka melayani pembeli yang datang ke kedai dan melayani delivery order dan bisa mencapai 300-400 boks setiap harinya.
Rahmi mengaku dari jualan seblak ini, bisa meraup omzet Rp 5 juta - 6 juta per hari.
Kesuksesan Rahmi merintis bisnis kuliner ini kerap didapuk menjadi narasumber dalam kegiatan diskusi dunia wirausaha di kalangan kaum muda.
• Tak Cuma untuk Lokasi Kuliner, Lahan di Pluit Karang Timur Akan Dijadikan RTH Interaktif
• Pasar Jaya Berencana Jadikan Thamrin 10 Etalase Kuliner Nusantara
Salah satunya, dia pernah menjadi pembicara di kampus almamaternya.
"Berbagi ilmulah. Kalau di kampus saya ada namanya lembaga BSI Entrepreneur Center (BEC)."
"Jadi diminta memberikan motivasi dan dukungannya dalam membentuk calon-calon wirausaha muda yang kreatif dan inovatif. Dengan harapan bisa menjadi bekal bagi mahasiswa di kemudian hari," katanya.
Bagi Rahmi, sukses berwirausaha tidak harus pintar, cantik dan kaya. Sukses itu cukup dengan bekerja keras, doa dari orang tua, diridhoi Allah, tekun dan jangan banyak mengeluh.
"Waktu itu yang ada dibenak saya, saya ingin sukses tanpa harus bekerja menjadi seorang karyawan, tapi ingin membuka lapangan kerja untuk orang lain."
"Karena biar pun penghasilannya sedikit, tapi kitalah bosnya. Jadi tidak perlu takut untuk memulai usaha," ucap Rahmi.