PROFIL Laksamana Yudo Margono yang Baru Dilantik Jadi KSAL, Berpeluang Jadi Panglima TNI
Laksamana TNI Yudo Margono dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (20/5/2020).
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Laksamana TNI Yudo Margono dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (20/5/2020).
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur 26 November 1965 tersebut, adalah perwira tinggi TNI AL yang sejak 24 September 2019 mengemban amanat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.
Yudo memiliki segudang tanda jasa Bintang selama kariernya.
• Ringankan Warga Terdampak Covid-19, BUMN Bahan Peledak PT Dahana Bagikan Sembako di Jakarta Timur
Di antaranya, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Jalasena Nararya.
Yudo juga meraih sejumlah tanda jasa Satyalancana antara lain Dharma Samudera, Kesetiaan XXIV, Kesetiaan XVI, Kesetiaan VIII, Dwidya Sistha, Dharma Nusa, Wira Nusa, Wira Dharma, dan Kebaktian Sosial.
Alumni Akademi Angkatan Laut 1988 tersebut juga memiliki banyak pengalamanan sebagai komandan di sejumlah satuan Komandan KRI Pandrong 801, dan Komandan KRI Sutanto 877.
• Selain Langgar PSBB, Bahar Smith Ditangkap Lagi karena Isi Ceramahnya Dianggap Meresahkan Masyarakat
Lalu, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual (2004-2008), Komandan Lanal Sorong (2008-2010), dan Komandan Satkat Koarmatim (2010-2011).
Serta, Komandan Satkor Koarmatim (2011-2012), Komandan Kolat Armabar (2012-2014), dan Komandan Lantamal I Belawan (2015-2016).
Perwira dari Korps Pelaut yang mengawali kariernya sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988) ini juga telah mencapai sejumlah jabatan strategis di Angkatan Laut.
• Kuasa Hukum Duga Bahar bin Smith Dipenjara Lagi karena Ceramahnya Dianggap Sangat Ganggu Penguasa
Di antaranya Kepala Staf Koarmabar (2016-2017), Pangkolinlamil (2017-2018), Pangarmabar (2018), Pangarmada I (2018-2019), Pangkogabwilhan I dan Pangkogasgabpad (2019–Mei 2020).
Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha menilai Laksamana Yudo Margono memiliki peluang menjabat Panglima TNI, setelah dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
"Jika Presiden Jokowi bahwa Panglima TNI konsisten dijabat secara bergiliran, maka KSAL yang baru berpeluang untuk menggantikan Panglima TNI."
• Asimilasi Dicabut, Bahar Smith Harus Tuntaskan Hukuman di Lapas Gunung Sindur Sampai Desember 2021
"Jika Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mendapat tugas lain atau memasuki masa pensiun nantinya," kata Syaifullah kepada Tribun di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Meski berpeluang menjabat Panglima TNI, kata Syaifullah, pesaing Yudo Margono cukup berat karena ada sosok Jenderal Andika Perkasa yang saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
"Peluang Jenderal TNI Andika tetap lebih besar, sebab Andika adalah Jenderal senior dan lebih berpengalaman dibandingkan dengan KSAU dan KSAL yang akan dilantik besok," tutur Syaifullah.
• Jokowi Minta KPK Dilibatkan Awasi Bansos Agar Tak Dikorupsi, Soroti Prosedur Berbelit-belit
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Yudo Margono sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan Fadjar Prasetya sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Rabu (20/5/2020) pagi.
Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo tampak mengenakan baju kebesaran matranya.
Pelantikan dilakukan sesuai protokol kesehatan Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
• Bangkitkan Daya Beli Masyarakat, Data RT/RW untuk Bansos Putaran Pertama Tak Wajib Diverifikasi
Presiden Jokowi dan para tamu yang hadir terlihat mengenakan masker dan menjaga jarak di dalam ruangan.
Hal itu sebagai bagian dari upaya pembatasan fisik (physical distancing) demi mencegah penularan Covid-19.
Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo diangkat sebagai KSAL dan KSAU berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 32, 33, 34 dan 35 TNI tahun 2020.
• Jumlah Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Turun Hingga 88 Persen Selama PSBB
Melalui Keppres itu juga, Yudo Margono dinaikan pangkatnya menjadi Laksamana TNI, dan Fadjar Prasetyo dinaikan pangkatnya menjadi Marsekal TNI.
Setelah acara pelantikan, Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo menandatangani berita acara pelantikan di hadapan Presiden Jokowi.
Yudo Margono menggantikan Laksamana TNI Siwi Sukma Aji yang akan memasuki masa pensiun.
• PSBB di Kota Bekasi Kemungkinan Tak Diperpanjang, Wali Kota Siap Lakukan Relaksasi
Sedangkan Fadjar Prasetyo akan dilantik menggantikan Marsekal TNI Yuyu Sutisna yang juga akan memasuki masa pensiun.
Hadir dalam acara pelantikan tersebut Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Juga, Mensesneg Pratikno, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, serta Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.
• KRONOLOGI Bahar Smith Diciduk Lagi Saat Asimilasi, Sempat Minta Izin Merokok Sebatang
Sebelum menjadi KSAL, Yudo Margono menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I.
Sedangkan Fadjar Prasetyo sebelumnya menjabatat sebagai Pangkogabwilhan II.
Yudo Margono maupun Fadjar Prasetyo sama-sama angkatan 1988 di almamaternya.
• Pamer Nisan Indonesia Bin Terserah Kalian Kami Tunggu di Sini, Ini Penjelasan Kepala TPU Jombang
Fadjar Prasetyo adalah seorang Perwira Tinggi TNI Angkatan Udara lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1988.
Penerbang angkut yang jabatan sebelumnya Pangkogabwilhan II tersebut, mengawali karier sebagai penerbang A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin pada 1990 hingga 1995.
Sejak tahun 1995, ia ditugaskan menjadi perwira penerbang di Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, dan menerbangkan pesawat Fokker F-28, dan Boeing B-707.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 19 Mei 2020: 18.496 Pasien Positif, 4.467 Sembuh, 1.221 Wafat
Kemudian, Fadjar menjadi Komandan Skuadron Udara 17 dan menerbangkan Boeing 737-200.
Sebelum menjabat sebagai Pangkogabwilhan II, Fadjar menjabat Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I.
Sebelumnya ia juga menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II.
• Menko PMK: Cari Data Orang Miskin Ternyata Tidak Mudah!
Fadjar juga memiliki pengalaman di berbagai satuan di TNI AU.
Di antaranya, Pa Pnb Skadud 11 Lanud Hasanuddin, Kasubsilat Silat Disops Skadud 17 Lanud Halim Perdanakusuma, dan Instruktur Pnb Skadik 101 Lanud Adi.
Juga, Wadanyon III Resimen Chandradimuka Akmil, dan Kasubdis SAR/VAL Dislambangjaau.
Ia juga pernah menjabat sebagai Atase Udara di Malaysia, Dan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma (2013), Paban VI/Binprof Sopsau, Dirdiklat Kodiklatau, dan Danlanud Halim Perdananakusuma (2016-2018).
Tugas Berat Menanti
Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha menilai Laksamana Yudo Margono dan Marsekal Fadjar Prasetyo, merupakan prajurit TNI terbaik serta berprestasi.
"Keduanya memang pantas menjadi KSAL dan KSAU."
"Sebab, terbukti berkarier dari bawah dan prajurit terbaik," ujar Syaifullah kepada Tribunnews, Jakarta, Selasa (20/5/2020) malam.
• Tadinya Cuma Imbauan, Kini Pemerintah Larang Salat Id di Masjid Atau Lapangan
Meski dinilai pantas, Syaifullah menyebut keduanya akan menghadapi tugas yang berat di masing-masing matranya, yang saat ini masih menjadi pekerjaan rumah di Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
"Tugas KSAL yang baru sangat berat untuk menjaga teritorial laut Indonesia."
"Di tengah banyak kapal nelayan asing yang memasuki wilayah kedaulatan Indonesia," ujar politikus PPP itu.
• Catat Rekor Terbanyak Tambah 127 Orang, RS Wisma Atlet Kini Rawat 1.049 Pasien Positif Covid-19
Menurutnya, beberapa teritorial laut Indonesia masih bersengketa dengan negara tetangga yang berada di Asia Tenggara.
Selain itu, kata Syaifullah, sengketa juga kerap terjadi dengan Tiongkok yang mengklaim sebagian wilayah Indonesia menjadi wilayahnya, terutama konflik perbatasan dengan Vietnam.
Sementara, pekerjaan rumah KSAU nantinya, Syaifullah meminta Marsekal Fadjar melakukan terobosan mempercanggih pesawat tempur yang dimiliki TNI AU.
• Ditertibkan Satpol PP, PKL Tanah Abang: 3 Hari Saja Dibolehkan kenapa Sih? Ini Urusan Perut, Pak!
"KSAU harus berkutat terhadap banyaknya pesawat tempur kita yang sudah usang, memerlukan pemeliharaan."
"Dan penambahan pesawat tempur yang kian hari semakin berkembang pesat, terutama pesawat tempur produksi Amerika dan Rusia," tutur Syaifullah. (Gita Irawan/Seno Tri Sulistiyono)