Bulan Suci Ramadan

MUI Perbolehkan Itikaf di Rumah untuk Mencari Lailatul Qadar Selama Pandemi Covid-19

Ketika Ramadan biasanya warga mendatangi masjid untuk melaksanakan I'tikaf, hal ini karena Itikaf di 10 malam terakhir Ramadan sangat dianjurkan.

Penulis: Joko Supriyanto |
bincangsyariah
Ketua Majelis Ulama Indoneska (MUI) DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, Rabu (13/5/2020) mengatakan, melihat kondisi saat ini memang diharuskan beribadah di rumah, termasuk I'tikaf, diperbolehkan di rumah. 

"Jadi dalam hal ini sikap kita yang bagus adalah mari kita urusi apa yang menjadi tugas dan urusan kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah. Kiamat itu adalah urusan Allah," jelas dia.

 Ratusan Orang Jalani Rapid Test Drive Thru di BSD X-Treme Park Tangerang

Sejalan dengan Anwar, Ketua MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar membenarkan bahwa salah satu tanda hari kiamat adalah munculnya dukhan.

Menurutnya, dalam menafsirkan dukhan ini juga beragam.

Di antara ulama ada yang mengatakan asap, ada juga yang mengatakan debu.

Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah tak ada satu pun riwayat sahih yang menentukan kapan waktu kemunculan dukhan itu.

 Terkuak Biaya Operasi Plastik Roy Kiyoshi Miliaran Rupiah, Ubah Penampilan Demi Go Internasional

Mengenai narasi yang beredar di media sosial, Gusrizal mengatakan, hal itu merujuk pada hadis yang menyebutkan adanya shaihah, yaitu dentuman atau gemuruh yang terjadi di pertengahan Ramadhan.

"Hadis itu sudah dibicarakan lama oleh ulama dan sudah dikaji dari sisi ilmu hadis serta telah dibahas oleh seperti Imam Ibn Jauzi, ibn Hibban dan lain-lain," kata Gusrizal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

Akan tetapi, hadis itu menurut Gusrizal tidak ada asalnya dari Nabi SAW, tapi justru dijadikan sebagai rujukan.

Gusrizal mengatakan, dasar dari prediksi itu sudah tidak benar karena kategori hadisnya adalah dhoif jiddan (sangat lemah).

 Zlatan Ibrahimovic Membenci Edinson Cavani Ketika Sama-sama di PSG

Bahkan banyak ulama yang menyebutkan hadis itu maudlu' (palsu).

"Jelas dalam perkara keimanan hal seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai landasan," jelas dia.

Oleh karena itu, Gusrizal menyebut bahwa narasi yang beredar adalah dua hal yang berbeda.

Pertama yaitu dukhan yang muncul sebelum hari kiamat dan itu adalah benar, tapi tak ada riwayat yang menyebutkan tanggalnya.

 Istri Penyerang PSG Angel Di Maria Sebut Makanan di Manchester Jijik, Ia Tidak Ingin ke Inggris

Sementara yang kedua adalah riwayat yang menunjukkan pertengahan ramadhan akan terjadi shoihah, yaitu dentuman atau goncangan.

Ia menegaskan bahwa konsep keimanan pada gaib harus berdasarkan pada Al Quran dan hadis yang sahih.

Meski narasi itu dimunculkan dengan tujuan untuk mengingatkan umat Islam, Gusrizal mengingatkan agar tidak berlebihan.

"Kalau emang mau mengingatkan, ada batasannya. Ambil riwayat yang sahih, cukup banyak, tak perlu menyerempet dalil-dalil yang palsu, dalil-dalil yang sangat lemah," tutupnya.  (JOS)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved