Virus Corona
Pemerintah Bilang Kurva Penyebaran Covid-19 di Indonesia Melandai, Ini Maksudnya
Pemerintah menjelaskan maksud kurva penyebaran Covid-19 di Indonesia melandai, meski angka kasus positif terus meningkat.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pemerintah menjelaskan maksud kurva penyebaran Covid-19 di Indonesia melandai, meski angka kasus positif terus meningkat.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kurva dikatakan melandai apabila kasusnya menurun secara berkala.
"Jadi sebenarnya yang dimaksud dengan kurva melandai ini adalah suatu tren yang harusnya kita lihatnya tidak boleh hanya harian, tetapi mingguan."
• Riset LSI Denny JA: Efek PSBB di 18 Wilayah Belum Ada yang Dapat Nilai A
"Apabila tren mingguannya makin lama makin menurun, tidak harus banyak tetapi menurun terus, itulah yang disebut sebagai melandai," jelas Wiku melalui video conference, Senin (11/5/2020).
Misalnya, seperti yang terjadi di DKI Jakarta.
Menurutnya, kasus di DKI sempat tinggi pada April, dan kemudian menurun.
• KISAH Pasien 01 Menang Lawan Covid-19 di Tengah Teror Media dan Medsos, Kuncinya Berpikir Positif
Jumlah kasus positif meningkat lagi, namun dikarenakan pemeriksaan atau tes yang jumlahnya besar.
"Makanya melihat tren tak bisa harian namun beberapa minggu."
"Lalu Jabar, sempat menurun bagus, namun naik lagi sepekan lalu."
• Hasil Uji Laboratorium Pastikan Isi Nasi Anjing Halal, Status Kasus Bakal Ditentukan Gelar Perkara
"Ini harusnya menjadi alat navigasi."
"Satu data penting sekali untuk tunjukkan tren."
"Dan kalau beberapa aktivitas ekonomi dibuka, dasarnya harus melihat per daerah, bukan hanya nasional."
• Pelanggar PSBB di Jadetabek Capai 49.918 Orang Sampai 8 Mei 2020, Paling Banyak Tak Pakai Masker
"Itu konteksnya dari kurva melandai," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan terjadinya penurunan kasus positif Covid-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir.
Selain itu, Muhadjir menyebut angka masyarakat yang sembuh dari Covid-19 juga mengalami peningkatan.
"Ada kecenderungan penurunan kasus Covid-19 di Indonesia, walaupun tidak terlalu drastis."
• Bakal Ada 6 Tahap Pemberian Bansos di Jabodetabek, 4 Kali Paket Sembako, 2 Kali Berbentuk Beras
"Tingkat kesembuhan juga mengalami kenaikan. Ini adalah hal yang bagus," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/5/2020).
Menurut Muhadjir, langkah penanganan Virus Corona oleh pemerintah telah dilaksanakan sesuai prosedur.
Dirinya menilai hal tersebut tergambar dari penurunan angka pasien positif Covid-19 dari hari ke hari.
• Taufik: Mestinya Pemerintah Pusat Berterima Kasih kepada Kepala Daerah, Bukan Justru Memojokkan
“Untuk sektor kesehatan, saat ini kita anggap kita sudah ada di rel yang benar."
"Terlihat dari adanya kecenderungan penurunan kasus dari hari ke hari," ucap Muhadjir.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini bersyukur lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia tidak terjadi secara ekstrem.
• Jaksa Agung Sarankan Aparat Bertindak Represif Terhadap Warga yang Melawan Saat PSBB
Menurutnya, data pasien Virus Corona juga terus mengalami penurunan.
“Kita bersyukur bahwa prediksi kasus di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial yang sangat ekstrem tidak terjadi."
"Karena angka kasus kita rata-rata relatif masih rendah."
• Amien Rais Dikabarkan Bakal Bikin Parpol Baru, Nama yang Diusulkan Partai Amanat Reformasi
"Data menunjukkan bahwa kasus semakin landai dan mudah-mudahan ini akan semakin landai," harap Muhadjir.
Sementara, jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah menjadi 14.265 per Senin (11/5/2020).
Jumlah pasien sembuh bertambah menjadi 2.881 orang.
• Bulan Ini 378.497 KK di Kota Bekasi Terima Bansos dari Tiga Sumber, Nilai Paketnya Beda-beda
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah menjadi 991 orang.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 11 Mei 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus : 5,276 (37.0%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus : 1,536 (10.8%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus : 1,493 (10.5%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus : 980 (6.9%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus : 722 (5.1%)
BANTEN
Jumlah Kasus : 541 (3.8%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus : 331 (2.3%)
BALI
Jumlah Kasus : 314 (2.2%)
PAPUA
Jumlah Kasus : 308 (2.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus : 299 (2.1%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus : 278 (1.9%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus : 263 (1.8%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus : 225 (1.6%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus : 200 (1.4%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus : 196 (1.4%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus : 159 (1.1%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus : 132 (0.9%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus : 120 (0.8%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus : 104 (0.7%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus : 83 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus : 76 (0.5%)
RIAU
Jumlah Kasus : 74 (0.5%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus : 71 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus : 70 (0.5%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus : 66 (0.5%)
JAMBI
Jumlah Kasus : 65 (0.5%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus : 62 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus : 54 (0.4%)
BENGKULU
Jumlah Kasus : 37 (0.3%)
MALUKU
Jumlah Kasus : 32 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus : 29 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus : 19 (0.1%)
ACEH
Jumlah Kasus : 17 (0.1%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus : 12 (0.1%). (Taufik Ismail)