Virus Corona Jabodetabek
76.947 Warga Jakarta Sudah Ikut Rapid Test, Hasilnya 2.954 Orang Positif Covid-19
Pemprov DKI Jakarta terus melakukan rapid test alias tes cepat Covid-19. Hingga Rabu (29/4/2020), tercatat ada 76.947 orang yang menjalani rapid test.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta terus melakukan rapid test alias tes cepat Covid-19.
Hingga Rabu (29/4/2020), tercatat ada 76.947 orang yang menjalani rapid test.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, dari pengecekan itu, sebanyak 2.954 orang atau empat persen dinyatakan positif.
• Jamu Asal Cina yang Dibagikan Satgas Lawan Covid-19 DPR Diprotes, Ternyata Cuma untuk Masuk Angin
Sementara, 73.993 orang dinyatakan negatif.
Bagi orang yang hasilnya dinyatakan positif, petugas akan membawanya ke rumah sakit rujukan Covid-19 untuk pengecekan lebih lanjut dengan tes swab.
Pengecekan ini dianggap lebih akurat karena sampel swab dari hidung dan tenggorokan akan diperiksa memakai alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
• KRONOLOGI Mobil Jenderal Dirusak di Jalan Tol, Pelaku Langsung Kabur Saat Lihat Kartu Anggota Polisi
Dari pengecekan itu, petugas dapat memastikan keberadaan virus Covid-19 yang bersarang di hidung maupun tenggorokan seseorang.
Sedangkan rapid test hanya melakukan pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Bila seseorang terkena serangan kuman, antibodi akan bereaksi sehingga hasilnya akan positif.
• Dua Orang Dalam Sehari, Pasien Sembuh dari Covid-19 di Depok Bertambah Jadi 31 Orang
Begitu juga sebaliknya, bila tidak terkena serangan kuman, antibodi tidak akan bereaksi sehingga hasilnya negatif.
“Rapid test dilakukan di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP),” kata Ani berdasarkan keterangan tertulis, Rabu (29/4/2020).
Pelaksanaan rapid test ditujukan bagi orang yang berisiko tinggi menularkan ataupun tertular Covid-19.
• KPK Pajang Tersangka Saat Konferensi Pers, Mantan Pimpinan: Selama 4 Periode Tidak Pernah Terjadi
Contohnya, tenaga medis dan orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan (PDP).
Kemudian, orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien konfirmasi Covid-19, dan orang dalam pemantauan (ODP).
Seperti, seseorang yang mengalami demam di atas 38 derajat celcius atau riwayat demam, dan gejala gangguan sistem pernapasan seperti flu dan batuk.
• Covid-19 Tambah Orang Miskin Jadi 3,6 Juta, Anies Baswedan Minta Bantuan 129 Pengusaha Multinasional
Termasuk, orang yang memiliki riwayat perjalanan di area terdampak Covid-19 maupun dari luar negeri.
Dalam kesempatan itu dia, mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan, physical distancing atau jaga jarak.
Misalnya, bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, menghindari keramaian, menjaga kebersihan melalui cuci tangan, dan mengunakan masker jika harus keluar rumah.
• PSBB di Kota Bekasi Diperpanjang 14 Hari, Warga Keluar Rumah Tanpa Kepentingan Bakal Disuruh Pulang
“Upaya dan langkah-langkah memutus penyebaran Covid-19 ini perlu dilakukan bersama oleh seluruh komponen masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta beserta jajaran juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa (mental) terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19.
Psikolog dan tenaga kesehatan jiwa di Puskesmas memberikan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial melalui telepon dan chat (WhatsApp).
• Belum Terima Bansos dari Pemkot Tangsel, Lurah Jurang Mangu Timur Sibuk Jawab Protes Warga
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta turut memberikan layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id/.
“Bagi masyarakat yang mengakses, akan diberikan layanan konseling oleh psikolog yang bertugas di Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta,” katanya.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 29 April 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 4,002 (42.08%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 969 (10.19%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 857 (9.01%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 682 (7.17%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 453 (4.76%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 388 (4.08%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 221 (2.32%)
BALI
Jumlah Kasus: 215 (2.26%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 177 (1.86%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 150 (1.58%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 144 (1.51%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 143 (1.50%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 121 (1.27%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 115 (1.21%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 111 (1.17%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 93 (0.98%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 92 (0.97%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 89 (0.94%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 51 (0.54%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 45 (0.47%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 44 (0.46%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 43 (0.45%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 42 (0.44%)
RIAU
Jumlah Kasus: 40 (0.42%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 37 (0.39%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 37 (0.39%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 32 (0.34%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 26 (0.27%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 22 (0.23%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 15 (0.16%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 10 (0.11%)
ACEH
Jumlah Kasus: 9 (0.09%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 8 (0.08%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 1 (0.01%). (*)