PSBB Jakarta

Jauh Sebelum Virus Corona Dikenal Covid-19, Anies Sudah Antisipasi, Diberinya Nama Pneumonia Wuhan

Jauh Sebelum Virus Corona Dikenal Covid-19, Anies Sudah Lakukan Antisipasi, Diberinya Nama Pneumonia Wuhan

Editor: Dwi Rizki
redaksi warta kota
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat video conference dengan redaksi Warta Kota. 

Jauh sebelum virus corona dikenal dunia sebagai Corona Virus Disease 2019 atau covid-19, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengaku sudah menyerukan jajarannya untuk mewaspadai virus tersebut. Ketika itu, Anies menyebutnya dengan kode Pneumonia Wuhan.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mematikan dan sangat berbahaya virus corona diungkapkan Anies telah diketahuinya sejak awal bulan Januari 2019 lalu. 

Ketika pertama kali ditemukan dan dilaporkan menginfeksi ratusan warga Wuhan, China, Anies mengaku segera menginstruksikan jajarannya, khususnya Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mewaspadai wabah mematikan tersebut.

Dirinya memberinya kode virus tersebut dengan nama Pneumonia Wuhan..

Hal tersebut diungkapkan Anies dalam wawancara eksklusif dengan Warta Kota lewat video conference pada Selasa (14/4/2020).

Diungkapkannya, upaya pengawasan virus corona telah dilakukannya pada awal bulan Januari 2020 lalu.

Dirinya membentuk tim pengawasan orang aing yang diberinya nama Tim Pora.

Tim tersebut terdiri dari sejumlah elemen, termasuk Imigrasi di dalamnya.

Hotman Paris Kembali Menangkan dan Bebaskan Ibu Ratna dari Jeratan Hukum, Hotman Paris : Thanks God

"Jadi sejak Januari, kami di Jakarta, saya paling tidak dengan tim memonitir terus apa yang terjadi dengan covid itu di ruangan ini, di ruangan tempat kita video conference ini," ungkap Anies.

"Saya panggil Tim Pora waktu itu, Tim Pora adalah Tim Pengawasan Orang Asing, termasuk imigrasi dan lain-lainnya," tambahnya.

Sesuai dengan fungsinya, Tim Pora dijelaskan Anies bertugas memantau pergerakan orang asing atau warga Indonesia yang berasal dari Wuhan, China dalam jangka waktu dekat.

Anies menegaskan membutuhkan data orang-orang tersebut untuk segera dilakukan karantina..

Fadli Zon Menduga Ada Seseorang Dibalik Aksi Staf Khusus Jokowi Manfaatkan Situasi di Tengah Pandemi

"Dan saya tanya, 'di mana saja orang yang dari Tiongkok yang ada di Jakarta?', 'siapa saja yang baru datang dari Tiongkok?'. Saya perlu datanya, kita perlu tahan," ungkap Anies.

Langkah senyap yang dilakukannya tersebut katanya serupa dengan keputusan seluruh kepala daerah di Indonesia saat ini.

Hanya saja, perbedaannya adalah orang yang diwaspadai.

Para kepala daerah katanya kini mengawasi semua orang yang berasal dari DKI Jakarta.

Ambil Kesempatan Dalam Kesempitan, Mantan Wakil Ketua KPK Minta Staf Khusus Jokowi Mundur

"Ini kan seperti para kepala daerah hari ini, menjaga orang datang dari Jakarta, benerkan bukan? iya kan? jadi itulah yang kami lakukan sejak Januari, kita monitoring terus," ungkap Anies.

Terlambatnya pengambilan keputusan terkait pencegahan penyebaran virus corona dijelaskannya karena semua pihak terlena dengan keadaan.

Terlebih adanya anggapan bahwa rakyat Indonesia hanya terdiri dari dua kategori, yakni warga DKI Jakarta dan warga Indonesia.

Terlenanya dengan keadaan katanya membuat kewaspadaan berkurang.

Sehingga langkah-langkah pencegahan virus corona terlambat dilakukan.

Ketika Menteri Jokowi Tidak Akur Soal Operasional Ojol Selama PSBB, Keputusan Dilempar ke Pemda

"Seringkali kita ini hanya mengingat sebagai dua warga, warga Jakarta, warga Indonesia. KIta lupa kalau kita ini warga dunia," papar Anies.

"Peristiwa-peristiwa di belahan dunia lain kita tidak mengikuti, dan kita tidak berasumsi bahwa itu bisa sampai ke sini. Berbahaya sekali, berbahaya sekali," tegasnya.

Dirinya yang bertugas sebagai pemimpin di Ibu Kota yang merupakan gerbang masuk masyarakat dunia ke Indonesia katanya bertanggung jawab.

Sebab, bukan hanya mengancam Indonesia, virus corona dipastikannya menjangkit warga Ibu Kota terlebih dahulu sebelum akhirnya mewabah ke seluruh pelosok Nusantara. 

Vaksin Virus Corona Tengah Dikembangkan Institut Bioteknologi Beijing, Sudah Diuji Coba ke Manusia

"Karena itulah kita kerjakan semua, monitoring semuanya kita lakukan," imbuhnya.

"Kita memantau pakai data, waktu itu istilahnya ODP, PDP. Nah, setiap hari saya dapat laporannya dari Dinas Kesehatan, siapa saja yang masuk ODP, siapa saja yang masuk PDP, setiap hari dapat update-nya," jelas Anies.

"Dan kita selalu bahas, nih angkanya makin nambah, makin nambah, makin nambah," ungkapnya.

Tidak Hanya Geser Cuti Bersama Lebaran, Jokowi Juga Hapus THR bagi ASN dan Anggota Dewan Tahun Ini

Bersamaan dengan hal tersebut, Anies mengaku telah mengumpulkan seluruh pegelola rumah sakit di Ibu Kota untuk mewaspadai virus corona.

Mereka diberikan pemahaman tentang gejala serta ciri-ciri hingga penanganan pasien yang terinfeksi virus corona. 

Sehingga apabila menemukan penyakit serupa, Anies meminta agar pihak rumah sakit segera melaporkan temuan tersebut kepada pihaknya. 

DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat Terapkan PSBB, Mengapa Ganjar Pranowo Belum Ajukan PSBB?

"Sebelum itu juga, kalau tidak salah tanggal 6 atau 7 Januari (2020), kita itu sudah memberikan briefing kepada rumah sakit-rumah sakit di Jakarta tentang penyakit ini," ungkap Anies.

"Namanya waktu itu bukan covid, namanya pnemonia wuhan. Dan kita waktu itu sudah beritahu semua rumah sakit, kalau anda menemukan orang dengan gejala A, B, C, D, F, G, ini pnemonia Wuhan, kabari kami," jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved