Virus Corona

KISAH Komisioner Ombudsman Ninik Rahayu Sembuh dari Covid-19, Positif Tanpa Gejala

Komisioner Ombudsman RI Ninik Rahayu dinyatakan sembuh dari Virus Corona alias Covid-19, Rabu (8/4/2020).

Ninik Rahayu
Komisioner Ombudsman Ninik Rahayu mengampanyekan #sayasehatsayapakaimasker. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Komisioner Ombudsman RI Ninik Rahayu dinyatakan sembuh dari Virus Corona alias Covid-19, Rabu (8/4/2020).

Ninik bercerita sempat kaget saat mengetahui dirinya terinfeksi Covid-19.

Sebab, meski tes swab menunjukkan positif Covid-19, Ninik tak melihat ada gejala-gejala.

Kemenkumham Sudah Bebaskan 35.676 Narapidana dan Anak Demi Tangkal Penyebaran Covid-19 di Lapas

"Walaupun tes darahnya negatif, thorax-nya bersih, tapi swab saya positif dan itu tanpa gejala."

"Tidak batuk, panas, sesak nafas."

"Jadi saya awalnya agak kaget, dari mana kok tiba-tiba positif?" ungkap Ninik ketika dihubungi Tribunnews, Kamis (9/4/2020).

Pengamat Nilai Subsidi Gas untuk Tarif Listrik Harus Punya Nilai Tambah Lebih

Dia mengaku tak memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif Covid-19, dan juga tidak bepergian ke luar negeri.

Hanya saja, berdasarkan hasil tracing dan tracking, dia sempat melakukan rapat dengan orang yang baru saja pulang dari luar negeri.

Akan tetapi, Ninik tak mengetahui yang bersangkutan baru saja bepergian.

Tak Bisa Melalui Asimilasi karena Terhambat PP, Jokowi Bisa Bebaskan Abu Bakar Baasyir Pakai Grasi

"Jadi kalau di-tracing dan tracking, 14 hari sebelum saya dinyatakan positif, saya hanya melakukan perjalanan ke luar daerah dua kali," tuturnya.

"Kemudian saya ke rumah sakit kunjungan tujuh kali untuk melihat orang sakit, tapi saya rapat dengan orang yang baru pulang dari luar negeri."

"Tapi saya enggak tahu dia baru pulang dari luar negeri."

RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran Rawat 381 Pasien Positif Covid-19, 150 PDP, dan 59 ODP

"Jadi itu mana yang menjadi sebab saya tidak tahu," imbuhnya.

Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Ninik mengaku sempat inisiatif memeriksakan diri bersama anaknya pada 18 Maret 2020.

Namun, hasil tes darah hingga thorax-nya bagus.

Mira Mengaku Mencuri Setelah Dipukuli 6 Pria Kekar, Lalu Disiram Bensin dan Ditakuti Pakai Korek Api

Dua hari berselang, Ninik kembali melakukan tes sebagai pejabat negara.

Selain tes seperti sebelumnya, kali ini dia juga melakukan tes swab. Ternyata, hasilnya positif.

"Jumat (20/3/2020) saya tes lagi sebagai pejabat negara, malah tes thorax saya enggak diulang, tapi tes darah diulang dan semuanya negatif."

"Tapi ada tes swab yang diambil dari tenggorokan. Itu diambil Hari Jumat, lalu Senin (23/3/2020) saya ditelepon ternyata positif," bebernya.

Pilih Tak Isolasi Diri di Rumah

Biasanya, pasien tanpa gejala mendapat anjuran untuk mengisolasi diri di kediaman masing-masing.

Namun, hal itu urung dilakukan Ninik dengan berbagai pertimbangan.

"Setelah dinyatakan positif, walaupun ada anjuran isolasi mandiri di rumah, itu tidak memungkin bagi saya," ujar Ninik.

Kota Bekasi Siap Susul Jakarta Terapkan PSBB, Ini Persiapan yang Dilakukan

Ninik mengaku kaget dan tak mengetahui pemberitaan dirinya dan Wakil Ketua Ombudsman Lely Pepitasari terkait positif Covid-19, begitu cepat keluar.

"Saya juga enggak tahu sudah keluar pemberitaan tentang saya positif di media."

"Karena pemberitaannya luar biasa dan saya tidak menyangka pemberitaan itu keluar sebelum saya tahu gitu.

Pembakar Transgender di Cilincing Ternyata Preman Setempat, Sering Dimintai Bantuan oleh Warga

"Jadi di perjalanan saya sedang menyiapkan, kok begini, ya sudah, tapi itu faktanya," jelasnya.

Di sisi lain, Ninik mengatakan dirinya tinggal di apartemen yang langsung berdekatan dengan orang lain.

Ninik mengaku stigma dari masyarakat lain terhadap orang yang positif terinfeksi Covid-19 sangatlah luar biasa.

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia: 2.956 Orang Positif, 222 Pasien Sembuh, 240 Meninggal

Dengan mempertimbangkan hal itu, dia akhirnya memutuskan untuk tak mengisolasi diri di rumah.

"Saya tinggal di apartemen dan saya tahu persis nanti orang melihat saya seperti apa. Itu kan stigmatisasinya luar biasa."

"Akan menimbulkan ketakutan, kekhawatiran, jadi saya memilih keluar dan isolasi di luar rumah."

"Karena pasti banyak yang khawatir dan kalau itu dilakukan (dan muncul) penolakan saya pasti tambah sakit hati nanti," paparnya.

Antrean Panjang

Ninik sempat dua kali mengunjungi Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.

Ketika dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala, Ninik awalnya memilih menuju Wisma Atlet guna mendapatkan pengobatan.

Namun, hal itu urung dia lakukan melihat antrean panjang pasien dengan kondisi klinis lebih berat dari dirinya.

"Sampai di Wisma Atlet saya melihat dengan mata kepala sendiri, banyak sekali orang antre ya."

"Waktu itu 40-50 orang lebih yang menunggu dan kondisi klinisnya menurut saya jauh lebih berat dan membutuhkan prioritas pertolongan."

"Sehingga saya memilih untuk mundur," bebernya.

Perempuan yang pernah berkutat di Komnas Perempuan tersebut enggan menambah jumlah antrean tersebut.

Baginya, masih banyak yang membutuhkan pertolongan lebih lanjut.

Dia pun menolak tawaran direktur setempat yang mengatakan ada ruangan untuk Ninik dan Wakil Ketua Ombudsman Lely Pelitasari dirawat inap.

"Setelahnya saya sempat ke RSPAD Gatot Subroto untuk minta suntik vitamin C."

"Kemudian saya pulang dan saya coba lagi ke Wisma Atlet malam harinya.

"Ternyata masih banyak lagi, malah banyak orang yang dipapah pakai kursi roda, pakai tempat tidur, jauh lebih berat lagi (kondisinya)."

"Saya akhirnya (memutuskan) memang bukan di sini (Wisma Atlet)."

"Banyak orang yang membutuhkan, saya mundur, dan mencoba isolasi mandiri dua hari di suatu tempat," imbuhnya.

Namun, lantaran literatur yang dibacanya menyebut pasien positif Covid-19 harus mendapatkan pengobatan yang tepat, Ninik bersama koleganya akhirnya menuju RS Bhayangkara Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"RS Bhayangkara Brimob Hari Selasa itu baru diresmikan, saya kemudian menjadi pasien pertama."

"Jadi itu RS yang benar-benar baru diresmikan untuk Covid-19, jadi kami berproses bersama, karena rumah sakit belum pernah punya menangani Covid-19," terangnya.

Satu Ruangan Dua Orang

Di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob, Ninik mengungkap dirinya diisolasi bersama orang lain.

Dengan kata lain, satu ruangan isolasi diisi oleh dua pasien terkait Virus Corona.

Ninik diisolasi bersama Wakil Ketua Ombudsman Lely Pelitasari.

"Enggak (satu pasien satu ruangan) dong."

"Kebetulan kami (Ninik dan Lely) pasien pertama di RS Bhayangkara Brimob, saya berdua satu kamar. Iya dengan Bu Lely," beber Ninik.

Namun, Ninik tak bisa memastikan apakah ruangan isolasi lainnya di rumah sakit tersebut juga berisikan dua pasien.

"Tapi (bagaimana di ruangan isolasi) yang lain kami enggak tahu ya, kaerena kami itu masuk yang pertama," tuturnya.

Ninik kemudian mengungkap sempat ditawari oleh kepala rumah sakit (Karumkit) setempat untuk menggunakan ruangan isolasi secara terpisah dengan Lely.

Akan tetapi, mereka berdua menolak opsi tersebut.

Dia beralasan, keduanya justru dapat saling mendukung kondisi satu sama lain.

Ninik juga memikirkan harus berbagi ruangan dengan pasien lain. Sehingga, rumah sakit lebih dapat banyak menampung pasien.

"Saya sempat ditawari Pak Karumkit mau sendiri-sendiri enggak ruangannya?"

"Tapi enggak, supaya kami saling mensupport satu sama lain."

"Biar bisa komunikasi dan melakukan lainnya dan harus berbagi (ruangan)."

"Dan betul ternyata, seminggu kemudian saya lihat banyak pasien masuk gitu," terangnya. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved