Virus Corona
Adik Dahnil Anzar Dokter Spesialis Paru, Takut Bertemu Anak dan Istri, Dititipkan ke Mertuanya
Dia masih takut bertemu dengan anak istrinya, dan memutuskan menitipkan anak istrinya di rumah mertuanya.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dahnil Anzar Simanjuntak Juru Bicara Prabowo menceritakan bahwa adik kandungnya, Donal Anzar juga sebagai tenaga medis.
Donal Anzar, bertugas sebagai dokter spesialis paru, menangani pasien yang terpapar virus corona, di salah satu rumah sakit di Binjai, Sumatera Utara.
Namun, sampai saat ini, Donal Anzar masih takut bertemu dengan anak dan istrinya.
Ia pun terpaksa menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya.
Informasi itu diunggah di akun Twitter @dahnilanzar, Selasa (7/4/2020).
"Adik kandung saya ini Donal Anzar Simanjuntak, sebagai Dokter Spesialis Paru bertugas di garda depan menangani pasien Covid 19 di Kota Binjai. Dia masih takut bertemu dengan anak istrinya, dan memutuskan menitipkan anak istrinya di rumah mertuanya. @DonalAnjar," tulis Dahnil Anzar.
"Istri dr Donal adik saya, juga seorang dokter yg bertugas sama di Binjai. Mereka berdua memiliki resiko yang sangat tinggi sehingga kedua anaknya sementara bersama dengan mertuanya terlebih dahulu," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi Warta Kota, Selasa (7/4/2020) Dahnil Anzar membenarkan.
• Kisah Ojol 59 Tahun Antar Penumpang Sejauh 230 KM, Ditipu tidak Dibayar hanya Ditinggali Sandal
• Video Viral Wali Kota Prabumuli tidak Liburkan Sekolah, Bahkan Nekat Gelar Doa Bersama, dan Salaman
• Mengenal Clarin Hayes, Si Dokter Cantik Viral karena Masker, Ternyata Suka Edukasi Seks di Youtube
• Ditonton 19 Juta Kali, Lirik Single Sabyan, Aisyah Istri Rasulullah, Minta Diganti oleh Buya Yahya
• Dalgona Coffee yang Nge-Hits di Korsel dan Viral di Indonesia, Ini Cara Membuat dan Asal-Usulnya
Menurut Dahnil Anzar hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan virus corona.
"Adik saya ini punya dua anak. Laki-laki berusia 9 tahun dan perempuan 4 tahun," kata Dahnil Anzar kepada Warta Kota.
Karena itu, lanjutnya, kedua anak-anak adiknya yang masih kecil itu terpaksa dititipkan ke mertua adiknya.
Sementara istri dari adiknya itu juga bertugas sebagai dokter di Binjai.
"istri dari Donal adik saya, juga seorang Dokter yg bertugas sama di Binjai. Mereka berdua memiliki resiko yang sangat tinggi. Sehingga kedua anaknya sementara bersama dengan mertuanya terlebih dahulu," jelasnya.
• Manajemen Transjakarta: Pelanggan yang tidak Menggunakan Masker tidak Boleh Masuk Halte dan Bus
• Anies Keluarkan Kebijakan, Penumpang Angkutan Umum Wajib Pakai Masker, Ini Isi Perintah Suratnya
• Manajemen MRT Minta Penumpang Pakai Masker Minimal Dua Lapis, Mulai Besok 6 April 2020
• Kementan: Seluruh Wilayah Indonesia Panen Padi, Ramadan Aman, Harga Beras Stabil, ini Datanya
Tak hanya itu, Dahnil Anzar juga mengatakan bahwa adiknya yang nomor 4 juga bertugas sebagai dokter di Medan.
Seperti diketahui, tenaga medis saat ini memang tengah berjibaku menangani pasien yang terpapar virus corona.
Sebagai garda terdepan, tenaga medis harus mencurahkan segenap tenaganya.
Di mana saat ini jumlah pasien yang positif virus corona juga terus bertambah.
Bahkan mereka juga harus mengorbankan keluarganya.
Dengan tidak kembali ke rumah sementara waktu.
Untuk menghindari bertemu dengan sanak keluarganya.
Hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi penyebaran virus corona.
Terkait hal itu, Pemerintah Provinsi DKI dan wilayah lainnya telah memberikan fasilitas bagi para tenaga medis.
Yaitu tempat penginapan, seperti hotel, rumah tinggal, dan lainnya.
Antar Jemput ASI
Bagi sebagian orang bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) dirasa menguntungkan.
Pasalnya tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi dan yang paling berharga adalah bisa berkumpul dengan keluarga.
Termasuk bisa merasakan bermain dengan buah hati dan bercengkrama dengan istri di rumah.
Namun, tidak bagi Sadad (31), warga Depok, Jawa Barat.
Alih-alih harapannya bisa berkumpul bersama keluarga kecilnya, kandas.
• Ini Aksi Anies, Tukar Pengalaman dengan Wali Kota di 31 Negara untuk Tangani Corona
• Catat! Mulai 1 April-1 Mei 2020, 28 Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Dibatalkan Ini Daftarnya
• Warga Terdampak Corona, ACT Gelar Operasi Makan Gratis Bersama 1.000 Warteg, ini Daftar Lokasinya
• Jangan Asal Pilih, Ini Jenis Alkohol yang Baik untuk Bahan Hand Sanitizer Menurut LIPI
Sadad merupakan seorang wartawan media online yang diminta perusahaannya untuk bekerja di rumah sesuai anjuran pemerintah.
Sadad baru saja dikaruniai bayi laki-laki berusia 10 bulan.
Namun, sang istri, Afit (28) adalah seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dilansir Kompas.com, Afit saat ini tengah bertugas merawat pasien covid-19.

Afit pun sejak Dengan RSUD Pasar Minggu menjadi rumah sakit rujukan pemerintah menangani kasus Covid-19, Afit tak bisa pulang ke rumah lagi, tepatnya sejak Kamis (26/3/2020).
Oleh karena itu, kini dia harus menggantikan peran istrinya, Afit.
Ya, Sadad menyingsingkan lengan bajunya, dia berjibaku mengurus seluk-beluk rumah tangga.
"Untungnya di rumah ada ART (asisten rumah tangga). Cuma selama enggak ada istri, ART-nya full ngurusin anak saja, biar enggak capek," kata Sadad kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
• ini Video Kronologi Bupati Karawang Positif Corona, Sesak Napas hingga Tak Sanggup Lanjutkan Pidato
• Tanpa Gejala Apapun, Tiba-tiba Bupati Geulis ini Dinyatakan Positif Corona
• Terdampak Corona, Jokowi Tangguhkan Cicilan Kendaraan Selama 1 untuk Tukang Ojek dan Sopir Taksi
"Pas ada istri, dia masih bisa mengerjakan yang lain. Tapi selama istri lagi enggak ada, yang bersih-bersih rumah jadi saya," imbuh dia.
Sadad otomatis menyandang predikat "ayah rumah tangga", karena Afit bekerja sebagai perawat di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dengan RSUD Pasar Minggu menjadi rumah sakit rujukan pemerintah menangani kasus Covid-19, Afit tak bisa pulang ke rumah lagi, tepatnya sejak Kamis (26/3/2020).
Ibarat kombatan yang tengah berjibaku di medan perang, ia diharuskan menepi ke "barak" khusus karantina para perawat, yakni Hotel d'Arcici di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Di sana, Afit tinggal bersama para perawat lain, sesama perawat kasus Covid-19.
Dalam satu kamar, ia tinggal dengan ranjang terpisah bersama seorang perawat yang juga berstatus ibu muda.
"Belum tahu sampai kapan (istri dikarantina)," ujar Sadad.
"Belum tahu juga apakah kalau libur, diizinkan pulang ke rumah."
Air susu ibu
Keadaan jadi cukup memusingkan karena Sadad tak seluwes istrinya dalam hal mengurus rumah tangga dan bocahnya yang masih mungil itu.
Asupan nutrisi buat sang buah hati merupakan persoalan paling penting saat ini.
Nutrisi yang biasanya diasup dengan mudah melalui air susu ibu (ASI), dengan keadaan Afit yang tak bisa pulang untuk sementara waktu, otomatis jadi "langka".
"Yang repot, justru anak saya enggak mau minum susu formula. Tapi selama dua hari ini sih masih ada stok ASI (dalam kantong)," kata Sadad.
Sadad mulai memutar otak, mencari cara agar pasokan ASI buat buah hatinya tetap terjaga.
Meskipun konsekuensinya harus bolak-balik rumah-hotel untuk menjemput ASI dari sang istri.
Di satu sisi, faktanya Afit sempat dilanda kesulitan dalam hal penyimpanan ASI.
"Jadi kebetulan memang (hotel karantina perawat) yang di Jakarta ini, masih agak kurang fasilitas untuk memfasiltiasi ibu menyusui. Ya sudahlah, kita pahami saja," kata Afit.
Afit menjelaskan, hotel tempatnya menginap sempat memfasilitasinya dengan kulkas di kamarnya, sebagai lemari penyimpanan ASI dalam kantong.
"Cuma kulkasnya bukan freezer, sedangkan untuk penyimpanan ASI, untuk distok kan harus beku. Kalau hanya dingin-dingin begitu, ASI-nya nanti tidak bertahan lama," ia melanjutkan.
Beruntung, setelah mencari ke sana ke mari, operator hotel bersedia menyediakan freezer dapur hotel sebagai lemari penyimpanan ASI ia dan kolega sekamarnya.
Tinggal urusan Sadad menjemput ASI-ASI itu di Hotel d'Arcici untuk si kecil.
"Nanti kalau ASI-nya habis, rencananya sih saya jadi kurir ASI. Istri pumping ASI di hotel tempat dia nginap, kalau dia ke rumah sakit, saya ke sana buat ambil ASI-nya," tutur Sadad.
Di rumah saja
Afit dan Sadad mungkin hanya satu dari sekian banyak pasangan suami-istri yang terpisahkan oleh jarak di masa sekarang.
Kerinduan di antara keduanya jelas bakal terus membengkak di masa mendatang, termasuk kerinduan Afit yang entah kapan bisa kembali bertemu dengan buah hatinya.
"I always bring this (aku selalu membawa ini)," ucap Afit sambil menciumi pakaian bayi mungilnya dengan gemas, dari hotel tempatnya di karantina.
Ia berharap, semua orang yang mampu bertahan hidup dengan berdiam di rumah, betul-betul mematuhi instruksi karantina mandiri.
Keluar rumah sama saja memperbesar peluang penularan Covid-19. Bahkan, dari setiap pertambahan kasus Covid-19, berarti akan ada pertambahan beban kerja para perawat di rumah sakit.
Itu belum menghitung kian beratnya rasa rindu yang harus ditanggung para perawat terhadap anak dan keluarganya di rumah; belum pula makin besarnya peluang ibu-ibu perawat turut terpapar Covid-19.
"Kalau angka kasus corona di Indonesia tidak kunjung berhenti, ada banyak petugas medis yang enggak bisa ketemu keluarganya," pesan Afit, mengimbau orang-orang, agar sebisa mungkin bertahan di rumah untuk mengurangi kasus Covid-19 di Indonesia.
Surat Anies
Sebuah video menunjukkan seorang petugas medis mendapatkan surat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Petugas medis itu spontan mewek atau menangis ketika membacakan surat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut.
Dalam video itu, tampak petugas medis mendapatkan surat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ketika menginap di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat yang disediakan Pemprov DKI.
Surat itu merupakan welcome letter yang diberikan di setiap kamar tenaga medis dalam hotel tersebut.
Video berdurasi 1.32 menit itu sendiri diunggah oleh akun Twitter @ZAEffendy pada Kamis (26/3/2020).
Akun itu menuliskan, "Welcome letter dari Gubernur DKI Jakarta di setiap kamar yang ditempati para nakes...speechless."
Video menunjukkan seorang petugas medis yang membacakan surat tersebut.
"Dari Gubernur DKI kita lihat isinya apa. Gila gua merinding cuy".
"Jakarta, 26 Maret. Terima kasih kami, para pejuang kemanusiaan, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Gua pengen nangis..."
Berikut ini isi surat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut:
Jakarta, 26 maret 2020
Terimakasih Kami Kepada Para Pejuang Kemanusiaan
Assalamuaaliakum wr wb dan salam sejahtera
Ibu, Bapak, dan rekan-rekan kami banggakan.
Atas nama seluruh warga Jakarta, izinkanlah kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk segala pengorbanan dan keihklasan.
Ibu Bapak dan rekan-rekan telah berjuang turun tangan melayani warga Jakarta, menjalani masa yang sulit.
Perjuangan yang sangat mulia yang penuh tantangan dan resiko.
Perjuangan inilah yang menguatkan harapan bahwa insya Allah kita akan dapat segera melewati masa penuh cobaan ini.
Pada ibu bapak dan rekan-rekan semua, kami di Pemprov DKI Jakarta dan atas nama seluruh warganya menyampaikan rasa hormat, mengirimkan dukungan penuh dan tetap terus mendoakan.
Mohon sampaikan salam hormat kami pada keluarga di rumah, katakan pada mereka, Jakarta bangga pada ibu, bapak, dan rekan-rekan semua.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan serta tetap memberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran pada ibu, bapak, dan rekan-rekan dalam menuntaskan misi mulia ini.
Wassalam,
Anies Baswedan
Sementara itu, Anies Baswedan juga mengunggah foto-foto ketika pihaknya tengah menyiapkan hotel untuk para tenaga medis.
Foto-foto itu diunggah di akun Instagram-nya, @aniesbaswedan.
Berikut isi unggahan foto tersebut:
Mereka harus kita dukung penuh. Mulai hari ini, Hotel Grand Cempaka Business milik BUMD PT. Jakarta Tourisindo, diubah dan dioperasikan sebagai tempat peristirahatan bagi para tenaga medis di Jakarta yg sedang berjuang keras mengalahkan wabah COVID-19.
220 kamar berisi 414 tempat tidur telah disiapkan.
Hari ini, 138 tenaga medis dari RSUD Tarakan dan RSUD Pasar Minggu mulai menempati hotel Grand Cempaka Business.
Berbagai pihak turut membantu memberi dukungan.
Kepada seluruh pihak yang dapat membantu, Jakarta memanggil kita semua.
Jangan biarkan tenaga medis bertarung sendirian di garda terdepan. Ini kerja bersama, kerja kolosal dan semua perlu terlibat. Mari kita dukung, mari kita #HadapiBersama.
Semoga Allah SWT melindungi kita semua.
#JakartaTanggapCorona
Pemprov DKI Sediakan Hotel
Pemprov DKI Jakarta menyiapkan Hotel Grand Cempaka di Jalan Letjend Suprapto, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat sebagai tempat istirahat para tenaga medis yang berjuang menangani Covid-19.
Pemerintah menyadari, mereka banyak yang tidak pulang ke rumah karena risiko pekerjaan dan juga khawatir menularkan virus corona kepada keluarganya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tugas yang mereka kerjakan sangat melelahkan dari segi fisik maupun psikologi mereka.
Bahkan sebagian dari mereka lebih memilih tidak pulang ke rumah karena keberadaanya sangat dibutuhkan untuk menangani pasien corona.
“Mereka khawatir nanti kalau pulang punya risiko (menularkan kepada keluarga), kami di DKI Jakarta mulai hari ini menyiapkan fasilitas tempat tinggal kepada tenaga medis bagi dokter dan perawat untuk mereka tinggal di Hotel di Grand Cempaka milik Pemprov DKI,” kata Anies di Balai Kota DKI pada Kamis (26/3/2020).
• Bojonggede Masuk Zona Merah Virus Corona, Ini Pesan Lurah Pabuaran Kepada Warganya
• Keuangan Barcelona Mulai Sulit Akibat Terdampak Covid-19, Gaji Messi Cs Terancam Dipangkas
• Catat, Mulai Hari Ini Jadwal Operasional Tiga Bank ini Dibatasi
• Viral Surat Terbuka Dokter Tifauzia Tyassuma untuk Jokowi Minta Lockdown Indonesia
Anies mengatakan, fasilitas yang diberikan secara gratis ini bisa dimanfaatkan petugas kesehatan untuk beristirahat dengan tenang dan nyaman. Bahkan semua kebutuhan yang ada di sana juga dipenuhi.
“Mereka tidak harus jauh-jauh pulang ke rumah dan keluarga pun merasa tenang, karena keluarganya, ayahnya, ibunya, adiknya, atau kakaknya yang sedang bekerja keras menghadapi virus punya tempat tinggal yang nyaman dan layak,” ujar Anies.
Menurut dia, telah ada 138 tenaga medis yang sudah menempati Hotel Grand Cempaka yang berasal dari Rumah Sakit Pasar Minggu dan Rumah Sakit Tarakan.
Hotel Grand Cempaka ini telah menyiapkan 220 kamar dengan 414 tempat tidur.
• Beberapa Artis dan Public Figur Ucapkan Belasungkawa untuk Ibunda Jokowi
“Jadi kapasitasnya cukup besar. Selain disiapkan hotel atau tempat tinggal yang nyaman, makanan juga disiapkan dan kami menerima dukungan dari berbagai pihak. Saya ingin sampaikan bahwa ini akan berlangsung dalam waktu yang bukan sehari, dua hari dan seminggu atau dua minggu,” katanya.
“Mungkin waktunya panjang, karena itu kita mengharap bahwa langkah yang kita lakukan ini bisa jadi kolaborasi semuanya terlibat,” kata Anies Baswedan. (faf)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kala Istri Jadi Perawat Pasien Covid-19, Kini Suami Bertugas sebagai Kurir ASI demi Bocah"
Penulis : Vitorio Mantalean