Tawuran
Celurit dan Parang Jadi Senjata Saling Serang Remaja Gangster di Tangerang
Kejadian mencekam terjadi di Jembatan Merah, Tanah Gocap, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang pada Minggu (29/3/2020) malam.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Andika Panduwinata
WARTAKOTALIVE.COM, KARAWACI - Kejadian mencekam terjadi di Jembatan Merah Tanah Gocap, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang pada Minggu (29/3/2020) malam.
Kelompok remaja gangster saling perang di lokasi tersebut.
Bahkan gerombolan anak baru gede ini membawa senjata tajam.
Keributan pun tak dapat terhindarkan.
Beruntungnya polisi dengan cepat melerai aksi kericuhan ini.
Jajaran Polsek Karawaci berupaya membubarkan kerumunan itu.
"Mereka tawuran langsung kami amankan," ujar Kanit Reskrim Polsek Karawaci Iptu Prapto kepada Warta Kota, Senin (30/3/2020).
Prapto menjelaskan kelompok yang bertikai merupakan perkumpulan para pemuda.
Mereka iring - iringan menggunakan sepeda motor.
"Para remaja itu konvoi dan membawa senjata tajam," ucapnya.
Tawuran pun pecah saat kedua kelompok ini saling bertemu.
Polisi mengamankan sejumlah pelaku dan menyita barang bukti di tempat kejadian perkara.
"Ada tiga orang yang kami amankan berikut sejumlah celurit dan parang," kata Prapto. (dik)
Sibuk Tawuran di Tengah Wabah Virus Corona
Di tengah wabah virus corona, sekelompok bocah di Kota Bambu Selatan, Palmerah malah sibuk tawuran.
Momen belajar di rumah menjadi ajang mereka untuk kumpul-kumpul sambil tawuran.
Aksi mereka terekam video yang kemudian dibagikan akun instagram @warung_jurnalis.
Di dalam video itu terlihat dua kelompok pemuda saling lempar batu.
"Aksi tawuran kedua kelompok pemuda ini terjadi di RW 01, Kota Bambu Utara Palmerah Jakarta Barat, Jumat (27/3/2020) dini hari," tulis unggahan tersebut.
Unggahan tersebut sudah dilihat 16.886 kali oleh netizen dan dengan berbagai komentar, salah satunya begini:
semoga pada ketangkep terus di isolasi bareng pasien positiv COVID-19, tulis @akmalwirawan22.
@yudha_hartanto: Yg begini nih musti di suntik korona bocah bocahnya
Kapolsek Palmerah Kompol Supriyanto mengakui insiden tersebut.
Ia mengakui bahwa tawuran memang kerap terjadi di wilayah perbatasan antara Kota Bambu Utara dan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.
Bukan tanpa upaya, pihaknya sudah meminta Ketua RW setempat untuk mendata anak-anak yang kerap tawuran.
"Tapi Ketua RW menolak mendata anak-anak itu. Sehingga kami sulit untuk memberikan pembinaan kepada anak-anak yang kerap tawuran," kata Supriyanto dihubungi Jumat (27/3/2020).
Ia mengaku sudah menaruh beberapa jajaran aparat kepolisian di wilayah yang kerap menjadi lokasi tawuran.
Namun para bocah itu kerap mencuri-curi peluang ketika para aparat kepolisian lengah.
"Jadi kalau kami di sana mereka hanya duduk-duduk diam saja. Tapi kalau kami pergi mereka langsung tawuran. Jadi seperti kucing-kucingan," jelasnya.
Oleh karenanya menurutnya tidak dapat hanya aparat kepolisian saja yang bisa mengatasi tawuran rutin tersebut.
Diperlukan kerjasama warga dan kelurahan agar tawuran dapat dicegah.
"Sebelumnya sudah kami tangkap tiga pelaku tawuran. Tapi sepertinya mereka tidak kapok juga," tuturnya.
Padahal kata Supriyanto bahaya tawuran di tengah situasi seperti ini bukan hanya dapat melukai fisik anak-anak tersebut.
Melainkan dapat mengancam nyawa anak-anak karena tertular Covid-19 ketika berkumpul bersama teman-temannya.
"Mereka disuruh belajar di rumah malah nongkrong.
"Jadi rencana kami taruh lebih banyak lagi petugas di titik yang kerap menjadi lokasi tawuran itu," ungkap Supriyanto. (m24)
TAWURAN Malam Hari di Depok, Satu Pelajar Tewas Kehabisan Darah
TAWURAN antar-pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kembali terjadi di Depok.
Kali ini, korban meregang nyawa setelah terkena sabetan benda tajam.
MN (16) meninggal dunia di Rumah Sakit Permata, Kota Depok, Kamis (30/1/2020) malam.
• BREAKING NEWS Hari Ini Luthfi Alfiandi Divonis, Langsung Bebas Jika Putusan Sesuai Tuntutan Jaksa
Kapolsek Sawangan Kompol Suprasetyo mengatakan, dokter yang menangani korban langsung memberikan pertolongan darurat.
Namun, luka parah yang dialami korban membuat nyawanya tak tertolong.
"Korban mengalami luka robek pada leher sepanjang 14 sentimeter, luka robek pada paha sebelah kanan sepanjang 29 sentimeter."
• Jokowi Baru Tahu Soedirman Wafat karena TBC, Jenderal Besar Pernah Gerilya dengan Satu Paru-paru
"Korban dinyatakan meninggal diduga kehabisan darah," tutur Suprasetyo saat dihubungi Wartakotalive, Jumat (31/1/2020).
Suprasetyo mengatakan, pihaknya mengetahui adanya korban tewas dalam aksi tawuran pelajar, setelah mendapat informasi dari keamanan RS Permata.
Saat itu, MN diantar dua temannya, RA dan MR, menggunakan sepeda motor, Kamis (30/1/2020) malam.
• KURANG Kasih Sayang Orang Tua, Siswi SMP Bikin Prank Mengaku Diculik, 10 Menit Dibongkar Polisi
"Dianterin oleh dua temennya menggunakan motor dengan bonceng tiga. Itu pun kejadianya malam hari," tutur Suprasetyo.
Guna mengungkap peristiwa tersebut, kepolisian melakukan penyisiran dan memeriksa sejumlah saksi serta barang bukti di lokasi kejadian.
"Kami sudah melakukan olah TKP dan menyisir kembali sekitar lokasi."
"Sejumlah saksi masih dilakukan pemeriksaan," jelasnya.
Peringatan Keras
Peringatan keras diberikan untuk pelaku tawuran pelajar yang akhir-akhir ini semakin meresahkan masyarakat dan dunia pendidikan di Kota Depok.
Rasa prihatin dirasakan jajaran kepolisian atas ulah para pelajar, khususnya SMA dan SMK, yang sering terlibat tawuran.
Bahkan, peristiwa tawuran terakhir yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 2019 telah menyebabkan salah satu siswa SMK swasta di Depok tewas.
• LUAR Biasa! Cristiano Ronaldo Jadi Orang Pertama yang Punya 200 Juta Pengikut di Instagram
Kapolresta Depok AKBP Azis Andriansyah menyayangkan peristiwa tersebut terus terjadi.
Untuk itu, pihaknya menilai masalah tawuran pelajar ini butuh kepedulian semua pihak.
"Hal paling mendasar untuk mengurangi terjadinya tawuran pelajar adalah peran orang tua siswa itu sendiri," papar Azis kepada wartawan di Mapolresta Depok, Pancoran Mas, Depok, Jumat (18/10/2019).
• SEWA Kamar di Gang Royal Rp 30 Ribu, Ada Tisu yang Dinamai Sesuai Catatan Transaksi
Menurut Azis, orang tua harus mau untuk terus-menerus menasehati dan mengawasi putra-putri mereka untuk tidak melakukan hal-hal negatif.
Sedangkan pihak sekolah, kata Azis, juga memiliki peran yang sangat penting.
Karena, di lingkungan sekolah inilah mereka membawa konflik tawuran atas alasan membela kehormatan almamater atau setia kawan.
• Hujan Sebentar Genangan di Mana-mana, Ketua Komisi D DPRD Nilai Pemprov DKI Tak Siap Hadapi Banjir
"Pendidikan etika dan moralitas harus terus ditanamkan kepada generasi muda yang sedang mencari jati dirinya," tutur Azis.
Azis mengatakan, pendidikan keagamaan juga tidak boleh ditinggalkan, agar para remaja ini menjadi anak-anak yang bertakwa, berakhlak baik, dan beradab.
"Kepolisian sendiri sudah melakukan langkah-langkah, mulai dari langkah preemtif, preventif, dan represif," papar Azis.
• Dianggap Kurang Tampil, Maruf Amin: Kalau Wakil Presiden Menonjol Nanti Ada Matahari Kembar
Langkah preemtif dilakukan melalui program Police Goes To School, di mana para petugas polisi diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk menjadi inspektur upacara.
Petugas kepolisian juga turut mengisi materi pelajaran sambil memberikan imbauan agar para siswa tidak melakukan hal hal negatif, dan fokus untuk belajar guna menggapai cita cita di masa depan.
Untuk langkah preventif, Polresta Depok telah membentuk Satgas Khusus Anti Tawuran, di mana tugas satuan tugas tersebut melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya aksi tawuran pelajar.
• FOTO Harun Masiku Dipajang di Website KPK, Hasil Pengejaran ke Sumatera dan Sulawesi Nihil
Ada pun salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melakukan patroli pada waktu-waktu rawan terjadinya tawuran.
Serta, memberdayakan elemen lain untuk turut serta dalam melakukan pencegahan terjadinya tawuran pelajar ini.
"Langkah represif sebenarnya dilakukan sebagai langkah terakhir untuk menanggulangi peristiwa tawuran ini," kata Azis.
• PAN: Kalau Skala Sandiaga Uno 10, Nilai Cawagub DKI Paling Tidak Harus Sembilan
Namun, akhir-akhir ini peristiwa tawuran semakin sering terjadi, bahkan beberapa kali menimbulkan korban, baik korban luka ringan, berat bahkan kehilangan nyawa.
Maka, Polresta Depok terpaksa mengambil langkah tegas, yaitu memproses hukum seluruh pelaku tawuran.
Langkah tegas juga diberlakukan kepada pihak sekolah, jika tidak menunjukkan upaya-upaya signifikan dalam mencegah terjadinya tawuran.
• Hari Ini Luthfi Alfiandi Divonis, Kuasa Hukum Berharap Hakim Bebaskan Kliennya
"Yaitu, dengan memberikan peringatan serta berkoordinasi dengan Diknas agar memberikan sanksi kepada pihak sekolah," ujar Azis.
Langkah tegas ini dilakukan oleh Polresta Depok karena menganggap semua pihak harus menyelamatkan anak anak Indonesia dari kegiatan-kegiatan negatif.
"Mereka adalah generasi muda bangsa yang nantinya akan menjadi pewaris keberlangsungan pembangunan Bangsa Indonesia yang beradab," papar Azis. (*)