Virus Corona

KHAWATIR Pelajar Keluyuran, Ribuan Satpol PP DKI Sisir Tempat Bermain Anak Terkait Wabah Corona

Satpol PP DKI mengerahkan ribuan personelnya untuk menyisir tempat-tempat bermain yang berpotensi didatangi pelajar menyusul diliburkannya sekolah.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Dok Satpol PP DKI Jakarta
Anggota Satpol PP DKI saat inspeksi mendadak (sidak) ke tempat bermain anak-anak di warnet pada Selasa (17/3/2020) lalu. (Dokumentasi Satpol PP DKI Jakarta) 

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta mengerahkan ribuan personelnya untuk menyisir tempat-tempat bermain yang berpotensi didatangi pelajar menyusul diliburkannya sekolah akibat wabah virus corona (Covid-19).

Mereka yang terpergok berada di tempat bermain, diminta pulang ke rumah karena mengacu pada instruksi pemerintah daerah untuk membatasi interaksi (social distancing) guna menekan potensi penyebaran corona.

“Ada ribuan anggota saya yang menjangkaunya. Untuk angkanya (belum pasti), karena kami nggak gelar apel untuk mengerahkan mereka ke lapangan,” kata Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin saat dihubungi pada Rabu (18/3/2020).

Arifin mengatakan, setiap kelurahan pihaknya mengerahkan sekitar 10-15 personel.

Sementara jumlah kelurahan di DKI Jakarta ada 267 kelurahan, sehingga bila ditotal ada sekitar 2.670 sampai 4.005 orang yang dikerahkan di DKI Jakarta.

Operasi ini, kata dia, sudah dimulai sejak Senin (16/3/2020) dan akan berakhir sampai Sabtu (21/3/2020) mendatang.

 HOTMAN Paris Nyatakan Kurung Diri 14 Hari,Pemerintah Jangan seperti Italia dan Sarankan Contoh China

 PENELITI AS Temukan Vaksin Virus Corona, Mulai Diuji Coba ke Ibu Dua Anak dan Diberi Kode mRNA-1273

 Hari Ini Trending Topik Tagar CopotKapoldaSultra, TKA China Tiba di Kendari Begini Penjelasannya

 VANESSA Angel Pasang Foto Tutup Mata Sindir Kasus Virus Corona Sebelum Ditangkap karena Narkoba

“Kami bukan menjaring mereka dalam artian ditahan. Tapi sesuai dengan arahan pak Gubernur (Anies Baswedan) mengenai liburnya anak-anak sekolah, supaya belajar di rumah, bukannya bermain di luar,” ujar Arifin.

Benar saja, kata Arifin, saat petugas melakukan pengecekan sejumlah tempat bermain pihaknya menemukan para pelajar sedang berkumpul.

Mereka ada yang bermain di warung internet (warnet), rental PlayStation, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), warung dan sebagainya.

“Oleh karenanya, kami perintahkah seluruh Satpol PP yang ada di wilayah melalui operasi dan operasinya bukan menangkap. Tapi mengedukasi mereka, mengarahkan mereka untuk kembali ke rumahnya masing-masing, diam di rumah, memanfaatkan waktunya di rumah, belajar dan beraktivitas di rumah,” jelasnya.

 BEGINI Saran WHO Kalau Terpaksa Kerja ke Kantor di Tengah Kasus Covid-19

Menurut dia, adanya perkumpulan anak-anak di tengah wabah corona sangat berisiko tinggi terhadap penyebaran virus.

Apalagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Sabtu (14/3/2020) lalu menyebut, anak-anak merupakan penular yang baik bagi orang dewasa berdasarkan interaksinya sepanjang hari.

“Karena rentan sekali kalau mereka berkumpul, kemudian virus corona itu berpindah satu sama lain karena kumpul-kumpulan orang itu kan membahayakan,” katanya.

Jokowi: Selama Diliburkan, Jangan Malah Main ke Warnet

Sebelumnya, sejumlah kepala daerah mengambil kebijakan meliburkan peserta didik terkait pencegahan virus corona (Covid-19).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berharap, instruksinya untuk belajar di rumah dijalankan oleh para peserta didik.

Ia pun meminta para pelajar tak memanfaatkan libur itu untuk bermain di luar rumah.

 Sebut Jakarta Aman, Mahfud MD Nilai Formula E Ditunda karena Rugi Kalau Tidak Banyak yang Tonton

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).

"Jangan sampai pelajar diliburkan, tapi justru malah bermain ke warnet, bermain ke tempat- tempat yang banyak kerumunan orang," kata Jokowi.

Ia juga meminta seluruh pihak untuk terus menyosialisasikan program belajar dari rumah berjalan dengan baik.

 TERMINAL 3 Bandara Soekarno-Hatta Sempat Gelap Gulita, Kata Angkasa Pura II Ada Gangguan Teknis

Presiden telah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan arahan ke sekolah-sekolah untuk meliburkan peserta didik, serta menganjurkan mereka belajar di rumah.

Kepala Negata juga menyebutkan, sejumlah platform belajar online seperti Ruangguru, Zenius, Google, Microsoft, dan Sekolahmu sudah disiapkan untuk menunjang program belajar di rumah.

"Artinya, sudah berjalan pada hari ini."

 KRL Disebut Rawan Virus Corona, Penumpang: Santai Saja, Hidup Mati Ditentukan Allah

"Kita ingin mengajak guru agar mengarahkan ke sana dalam dua pekan ke depan sehingga betul-betul belajar di rumah ini bisa efektif," tuturnya.

Presiden Jokowi juga menginstruksikan pemerintah daerah tetap menyediakan dan mengoperasikan transportasi umum bagi masyarakat.

Jokowi juga berharap, ada sejumlah kebijakan yang diambil oleh perusahaan transportasi publik tersebut, sehingga tidak menimbulkan keramaian dan kepadatan penumpang.

 Imbas Virus Corona, Mulai April Karyawan Bakal Gajian Full Tanpa Dipotong Pajak Selama 6 Bulan

Hal itu tekait pembatasan sejumlah transportasi publik akibat mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia.

"Transportasi publik tetap harus disediakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," kata Jokowi.

Pemerintah juga memastikan transportasi publik tetap berjalan secara normal.

 Ini Penyebab Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Gelap Gulita, Sempat Bau Sangit

"Dengan catatan, meningkatkan tingkat kebersihan moda transportasi tersebut, baik itu kreta api, bus kota, MRT, LRT, bus transjakarta," jelas Jokowi.

Jokowi meyakini pemerintah akan terus melakukan upaya agar tak ada kerumunan atau antrean yang mengakibatkan kepadatan di transportasi publik.

Karena, dikhawatirkan kerumunan orang bisa meningkatkan penyebaran virus corona (Covid-19).

 Gegara Virus Corona, Jokowi Kini Minum Jamu Tiga Kali Sehari

"Yang penting bisa mengurangi tingkat kerumunan, mengurangi antrean dan mengurangi tingkat kepadatan orang di dalam moda tranportsi tersebut."

"Sehingga kita bisa menjaga jarak satu dengan lainnya," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan kepala daerah atau pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

 Tak Berniat Tutup Akses karena Virus Corona, Achmad Yurianto: Ya Elah Cuma Segitu Aja Kok Lockdown?

Menurut Presiden, kebijakan itu sepenuhnya ada di pemerintah pusat.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).

 WHO Desak Jokowi Tetapkan Darurat Nasional, Sekjen PDIP: Kita Negara Berdaulat, Tidak Bisa Disetir

"Perlu saya tegaskan, yang pertama bahwa kebijakan lockdown baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat," kata Jokowi.

"Kebijakan ini tidak boleh diambil oleh pemerintah daerah, dan sampai saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown," tegasnya.

Kepala Negara menjelaskan, saat ini yang paling penting adalah mengurangi mobilitas orang dan menjaga jarak.

 Sekjen PDIP: Ada Pihak yang Mencoba Membesar-besarkan Isu Virus Corona

"Sekarang ini yang paling penting yang perlu dilakukan bagaimana kita kurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain."

"Menjaga jarak, mengurangi kerumunan orang," jelasnya.

Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah pusat terus melakukan tindakan terukur untuk menghambat penyebaran Covid-19.

 Sebelumnya Dikabarkan Tifus, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Ternyata Positif Virus Corona

Selain itu, Jokowi memastikan tak akan mengambil kebijakan yang memperburuk perekonomian rakyat.

"Oleh sebab itu, semua kebijakan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah akan dan harus ditelaah secara mendalam."

"Agar efektif menyelesaikan masalah dan tidak memperburuk keadaan," tutur Jokowi.

 Kepala BNPB: Saling Menyalahkan Soal Virus Corona Hanya Membuat Imunitas Tubuh Berkurang

Presiden Jokowi juga menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mempercepat agenda kerja kementerian.

Di saat yang bersamaan, Presiden juga meminta agar program kerja kementerian terkait turut diarahkan untuk mengantisipasi.

Sekaligus, mengedukasi masyarakat pada hal-hal yang berhubungan dengan penanganan pandemi global virus corona (Covid-19) di Indonesia.

 TERMASUK 6 Pasien di RSUP Persahabatan, Total Sudah Delapan Pasien Virus Corona Sembuh

Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat melalui telekonferensi kepada Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).

"Saya mengajak kita semuanya untuk yang berkaitan dengan program-program yang ada."

"Agar dalam rangka mengedukasi masyarakat semuanya diarahkan agar bisa berkaitan dengan yang ada hubungannya dengan Covid-19," pinta Jokowi.

 Pasien Virus Corona yang Kabur dari RS Persahabatan Kini Dirawat di RS Polri Kramat Jati

Seperti program-program di Kementerian Dalam Negeri misalnya, Jokowi meminta agar kementerian tersebut dapat berkoordinasi kepada para kepala daerah."

Agar, menelurkan kebijakan yang tepat sasaran, yang pada akhirnya dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat persebaran virus corona.

"Policy yang bisa tepat sasaran sehingga bisa mengurangi pergerakan, mengurangi pertemuan-pertemuan."

 Anies Baswedan Ungkap Ada Dokter dan Perawat Tertular Virus Corona dari Pasien

"Sehingga dengan ini kita akan bisa mengurangi dampak dari Covid-19," ucapnya.

Demikian halnya dengan sektor pendidikan yang menjadi bidang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar kementerian tersebut melakukan kalkulasi mendetail terkait kebijakan meliburkan (belajar dari rumah) sekolah.

 Anies Baswedan Liburkan Sekolah Dua Pekan, PDIP: Wali Kota Solo Sudah Duluan

Di mana, kondisi di tiap sarana pendidikan atau wilayahnya berbeda-beda.

Meski demikian, Presiden mengatakan pihaknya memberikan prioritas bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat.

"Tetapi yang paling penting memang kita harus memulai belajar dari rumah kalau memang harus diliburkan," ucap Presiden.

 Berstatus Bencana Non Alam, Pemerintah Bentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona

Selain itu, Presiden kembali menyinggung pentingnya pembatasan sosial (social distancing) sebagai upaya mengurangi laju persebaran virus corona.

Terkait hal tersebut, Kepala Negara telah mengimbau agar masyarakat mulai mengurangi aktivitas di keramaian.

"Untuk perusahaan-perusahaan atau pemerintah juga bisa melakukan kerja dari rumah dan juga beribadah di rumah."

 PASIEN Kasus 1 dan 2 Pulang ke Depok, Masih Harus Pakai Masker Meski Sudah Sembuh

"Ini, sekali lagi, untuk mengurangi pergerakan karena social distancing itu penting sekali," bebernya.

Presiden Jokowi mengingatkan, kebijakan melakukan aktivitas di rumah perlu ditingkatkan guna menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Ada pun, kegiatan yang dimaksud oleh Presiden Jokowi yakni bekerja, belajar, juga beribadah dilakukan di rumah.

 96 Pasien Virus Corona di Indonesia Tersebar di Delapan Daerah

"Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran Covid-19," kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi memastikan pemerintah tetap akan menyediakan pelayanan kepada masyarakat.

Sehingga, aktivitas masyatakat selama di rumah dapat dilakukan dengan tenang.

"(Pemerintah) tetap mempertahankan pelayanan untuk masyarakat, baik itu kebutuhan pokok, layanan kesehatan, juga layanan publik lain," jelas Jokowi. (faf/Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved