Virus Corona
WNI di Wuhan Sempat Berebut Makanan dengan Warga Setempat, Saat Imlek Malah Jadi Kota Mati
VIRUS corona yang menyerang Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, sempat membuat warga termasuk WNI yang tinggal di sana, kesulitan mencari makanan.
Penulis: Junianto Hamonangan |
VIRUS corona yang menyerang Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, sempat membuat warga termasuk WNI yang tinggal di sana, kesulitan mencari makanan.
Cerita itu diungkapkan Siti Rahayu yang datang ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menjemput anaknya, Dista Wahyu Prasetyo.
Seiring virus corona yang menyerang sejumlah warga Wuhan, membuat kebutuhan logistik merangkak naik dan langka.
• Bukan Cuma 689, Ternyata Masih Ada 185 Anggota ISIS Eks WNI Lagi Menurut Palang Merah Internasional
“Sempat rebutan makanan karena mahal, jadinya rebutan sama penduduk sana,” ungkap Siti, Sabtu (15/2/2020).
Selain itu, anaknya yang sedang menimba ilmu di salah satu universitas di Wuhan juga terjebak dan tidak bisa ke mana-mana.
”Sebelum Imlek dia cerita enggak bisa ke mana-mana, bahan malah dua kali lipat naiknya,” cerita Siti.
• Ini Dasar Hukum yang Bikin Kombatan ISIS Asal Indonesia Otomatis Hilang Kewarganegaraan
Bahkan, Wuhan yang biasanya ramai saat momen Tahun Baru Imlek, justru tidak terlihat.
Kota Wuhan pun layaknya seperti kota mati.
Tanpa Koordinasi
Keluarga dari 238 WNI yang selesai menjalani masa karantina di Natuna, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sayangnya, mereka datang ke lokasi untuk menjemput anggota keluarganya, tanpa ada koordinasi dari instansi terkait.
Satu di antara keluarga yang datang menjemput adalah Siti Rahayu.
• MENTERI Kesehatan: Kalau Ingin Menyayangi Pasangan, Minumlah Jamu
Ia datang untuk menjemput anaknya, Dista Wahyu Prasetyo.
Namun, kedatangan Siti bersama anggota keluarga yang lain, tanpa ada koordinasi dengan pihak terkait.
“Saya datang ke sini, lihat dari televisi. Katanya pulangnya hari ini,” ucap Siti, di lokasi, Sabtu (15/2/2020).
• Sakit Hati Tak Berperan Saat Pengukuhan Kontingen Atlet, Imam Nahrawi Pernah Minta Sesmenpora Mundur
Menurut Siti, kedatangannya ke Bandara Halim, hanya inisiatif semata.
Tidak ada arahan cara atau prosedur penjemputan anaknya tersebut.
“Belum tahu juga, kita datang aja dulu ke sini. Enggak sabar mau ketemu anak saya,” ucap Siti.
Boleh Pulang
Sabtu (15/2/2020), 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang diobservasi di Natuna sudah dibolehkan pulang.
Tiga pesawat milik Angkatan Udara akan langsung menerbangkan seluruh WNI dari lokasi observasi di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, menuju ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
238 WNI itu rencananya berangkat sekitar pukul 12.00 WIB, dan menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto diperkirakan akan tiba di Jakarta sekitar pukul 16.00 WIB.
• JADWAL Penjualan Tiket Kereta Api Lebaran, Mulai Besok Sudah Bisa Dipesan
“Kalau cuaca baik, tidak ada problem, dan Tuhan mengizinkan mungkin sekitar pukul 16.00 kurang lah sudah tiba di Jakarta,” kata Menkes Terawan saat ditemui di kantornya, Jumat (14/2/2020).
Setelah itu, mereka bisa langsung bertemu keluarga jika memang dijemput oleh pihak keluarga di bandara.
Bagi yang melanjutkan perjalanan ke kota-kota asal, pemerintah juga sudah menyiapkan tiket penerbangan ke daerah asal mereka.
• Guru SMA di Bekasi yang Pukuli Siswanya Bisa Dipidana, tapi Polisi Lebih Memilih Langkah Ini
“Langsung (bisa bertemu keluarga), begitu sampai mereka langsung punya tiket dan sebagainya, sudah dibekali,” jelas Menkes Terawan.
Sebelum dipulangkan, mereka akan terlebih dulu menjalani protokol pengecekan, untuk memastikan mereka meninggalkan pusat observasi dalam keadaan sehat.
“Artinya Sabtu pagi pengecekan kesehatan terakhir."
• Beberkan Bukti Percakapan, MAKI Sebut Harun Masiku Tak Punya Uang untuk Suap Wahyu Setiawan
"Setelah itu persiapan ke Jakarta,” ucap Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, Kamis (13/2/2020).
Achmad Yurianto menyebutkan, 238 WNI itu akan meninggalkan pusat observasi sekitar pukul 12.00 WIB.
“Sesuai rapat di Kemenko PMK, sudah dirapatkan dan diputuskan observasi diakhiri pada tanggal 15 Februari, Hari Sabtu pukul 12.00,” tutur Yuri saat video conference di Kementerian Kesehatan, Kamis (13/2/2020).
• Jokowi Sebut 689 Kombatan di Luar Negeri Sebagai ISIS Eks WNI, Bukan WNI Eks ISIS
Setelah proses pemeriksaan kesehatan dan dilanjutkan dengan makan siang, barulah ke-238 WNI itu diterbangkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Penerbangan akan langsung dari lokasi observasi yang merupakan Hanggar Lanud Raden Sadjad.
Akan ada tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara yang digunakan untuk membawa 238 WNI, dua pesawat Boeing 737, dan satu Hercules.
“Pesawatnya akan berangkat dari Halim bersama dengan Menteri Kesehatan, Menko PMK, BNPB, dan Pemda,” terang Yuri.
Desinfeksi Hanggar
Setelah 238 WNI pulang, masih ada beberapa proses yang dilakukan di lokasi observasi di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyebutkan, akan ada proses desinfeksi hanggar.
“Pekerjaan belum selesai karena harus melakukan disinfeksi kembali di hanggar,” kata Yuri melalui video conference di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2020).
• Sudah Ditangkap Malah Dimainkan, Petugas Sudin SDA Jakarta Timur Digigit Anak Ular Kobra
Untuk proses disinfeksi hanggar, akan ditutup dahulu selama tiga hari, seperti yang dilakukan sebelum observasi.
Selain memastikan kebersihan hanggar, pemerintah juga akan kembali menata hanggar agar kembali sebagai fungsinya sebagai tempat parkir pesawat.
“Kita harus menata kembali seluruhnya,” ucap Yuri.
Proses observasi kesehatan dimulai pada 2 Februari 2020, setelah 238 WNI dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina, yang di lockdown Pemerintah Cina karena rawan virus corona. (*)