Pelayanan Publik

Dipasok 106 Ribu Blangko e-KTP, Disdukcapi Kota Bekasi Memrioritaskan Warga yang Lama Pakai Suket

Disdukcapil Kota Bekasi mendapatkan suplai blangko sebanyak 106.000 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Henry Lopulalan
Ilustrasi. Korupsi e-KTP membuat pelayanan publik terganggu dan bertahun-tahun warga tidak memiliki KTP. Terpidana kasus e-KTP Setya Novanto salami terdakwa mantan Dirut PLN, Sofyan Basir saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (12/8/2019) 

Atas informasi ketersedian blangko itu, Panji mengaku senang dan berharap agar benar-benar digunakan ke warga yang sudah lama tak memegang e-KTP.

"Harus diawasi penggunaannya, prioritaskan dahulu warga yang lama belum punya e-KTP," kata Panji.

Sejumlah Dua Pelaku di Bawah Umur Ditangkap Polisi karena Mencuri Kaca Spion Mobil di Rumah Warga

Sebelumnya, diberitakan bahwa banyak warga di Tangerang Selatan yang belum mempunyai Kartu Tanda Penduduk elektronik atau populer disebut sebagai e-KTP.

Padahal, warga sudah berbulan-bulan melakukan perekaman dan hingga kini e-KTP pun belum jadi.

Hal itu diungkapkan oleh Hendrik (38) yang merupakan warga asal Pamulang, Tangerang Selatan.

Pria bertubuh tegap itu tampak geram lantaran merasa kesulitan mengurus pembuatan e-KTP milik ibunya.

"Ibu saya usianya sudah 80 tahun. Masa harus bolak balik cuma ngurusin e-KTP yang sudah lama direkam, tapi belum jadi, sampai saat ini," ujar Hendrik tampak jengkel saat dijumpai Warta Kota di Kantor Dinas Pendudukan Catatan Sipil (Dukcapil) Tangerang Selatan, Selasa (10/9/2019).

 Ada Pengecekan Pajak Kendaraan di Jalan Gunung Sahari Selain Penindakan Perluasan Ganjil Genap

Ia menjelaskan sudah lebih dari 3 bulan lamanya ibunya itu melakukan perekaman.

Hingga hari ini, warga hanya diberikan surat keterangan (suket) saja.

"Hanya dikasih suket, kan mau ngurus apa - apa susah," ucapnya terdengar suaranya bernada tinggi.

Dirinya pun heran karena ternyata mengurus e-KTP harus sesulit ini.

Ia mengaku seakan-akan dipermainkan oleh pihak Pemkot Tangsel.

"Saya ini seperti dipingpong. Dilempar ke sini, dilempar ke situ."

"Katanya, saya diarahain datang ke Kantor Kecamatan, sudah datang eh disuruh ke Dukcapil.

"Sesampainya di sini, disuruh balik lagi ke Kecamatan," kata Hendrik.

 Pertempuran Hidup dan Mati Antara Seekor Anaconda dan Buaya di Amazon Lalu Lihat Siapa yang Hidup

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved