5 WNI Diculik Abu Sayyaf Lagi, Mahfud MD: Sampai Kapan Kita Kalah Sama Perompak Begitu?
MENKO Polhukam Mahfud MD menanggapi peristiwa penculikan lima WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah, Malaysia.
MENKO Polhukam Mahfud MD menanggapi peristiwa penculikan lima WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah, Malaysia.
Menurut Mahfud MD, pemerintah sedang menyiapkan rencana jangka panjang terkait peristiwa tersebut.
Sebab, ia menilai, peristiwa penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf dilakukan berulang kali.
• Bakal Segera Akhiri Masa Jomblo, Anies Baswedan Minta Cawagub DKI Ikuti Visi dan Misinya
"Kami sebenarnya sedang berpikir penyelesaian yang jangka panjang."
"Bukan kasus per kasus begitu," kata Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).
Mahfud MD menegaskan, pemerintah segera membahas terkait upaya pencegahan tersebut dengan kementerian dan lembaga terkait.
• DUA Remaja Begal Sopir Truk, Hasilnya untuk Mabuk Lem Aibon
Karena, ia mengaku capek bila peristiwa penculikan WNI terus terjadi.
"Kami ingin menyelesaikan bukan sekedar yang lima (WNI) itu, karena sudah terjadi berkali-kali kan?"
"Nanti yang lima selesai, capek kita ada lagi-ada lagi."
• PKS Sempat Tahan dan Minta Gerindra Tunda Umumkan Dua Nama Baru Cawagub DKI karena Alasan Ini
"Kita sedang akan membicarakan itu dalam waktu dekat tetapi tentu pengintaian terus dilakukan sebagai kegiatan rutin dari aparat kita kerja sama kita," papar Mahfud MD.
Sebelumnya, 5 WNI kembali disekap dan disandera kelompok perompak Abu Sayyaf di perairan Malaysia pada Kamis (16/1/2020) pekan lalu.
Dalam manifes, terdapat 5 anak buah kapal yang disandera Abu Sayyaf, yaitu Arsyad, Arizal, La Baa, Riswanto, dan Edi.
• DUA Kali Ikut Demonstrasi Ricuh, Pemuda yang Viral Bawa Bendera Tak Tahu Apa Tuntutan Massa
Mahfud MD mengaku heran ada lima WNI di kapal ikan Malaysia yang kembali diculik di perairan Sabah.
Untuk itu ia mengatakan akan berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait hal tersebut.
"Banyaklah pemikiran, kan aneh juga baru bebas tiga diambil lima lagi."
• 8 Tahun Dipasang, DWS di Bidara Cina Cuma Bunyi 4 Kali, Itupun Saat Musim Panas dan Tak Banjir
"Terus sampai kapan kita kalah dengan perompak begitu?" kata Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).
Ia pun menduga penculiknya merupakan pihak yang sama dengan penculik tiga WNI sebelumnya, yakni milisi Abu Sayyaf.
"Justru penculiknya sama," ucap Mahfud MD.
• Saran Susi Pudjiastuti Selesaikan Konflik Natuna: Kalau Ada yang Nyolong Tangkap! Tak Perlu Drama
Lima WNI awak kapal ikan milik Malaysia diculik ketika kapal tersebut tengah berada di Perairan Sabah.
Sebelumnya, penculikan itu bermula dari kasus hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berawak delapan WNI, di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, pada 16 Januari 2020 pukul 20.00 waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri kemudian mengonfirmasi kasus tersebut sebagai kasus penculikan.
• MURNI Belajar dari YouTube, Haerul Bikin Pesawat Terbang karena Terinspirasi BJ Habibie
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, konfirmasi tersebut didapat ketika kapal ikan bernomor registrasi SSK 00543/F tersebut, terlihat masuk perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah dari arah Filipina, pada 17 Januari 2020 pukul 21.10 waktu setempat.
"Di dalam kapal terdapat tiga awak kapal WNI yang dilepaskan penculik dan mengonfirmasi lima awak kapal WNI lainnya dibawa kelompok penculik," kata Faizasyah saat diubungi Tribunnews.com, Minggu (19/1/2020).
Karenanya, Faizasyah mengatakan, Pemerintah RI sangat menyesalkan berulangnya kasus penculikan awak kapal WNI di kapal ikan Malaysia di wilayah perairan Sabah.
• JADWAL Ujian Nasional 2020: UN Terakhir Sebelum Diganti Dua Program Nadiem Makarim
"Pemerintah RI berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina akan berupaya mencari dan membebaskan kelima awak kapal WNI tersebut."
"Mengenai pelakunya masih belum bisa dipastikan," kata Faizasyah.
Kasus tersebut akhirnya terkonfirmasi sebagai kasus penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf.
• PPP Sebut Kasus Romahurmuziy Cuma Perkara Gratifikasi yang Tidak Dilaporkan ke KPK, Bukan Suap
Hal tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri lewat keterangan pers, Selasa (22/1/2020).
Konfirmasi didapat ketika kapal ikan dengan nomor registrasi SSK 00543/F terlihat masuk kembali ke perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah dari arah Filipina pada (17/1/2020) pukul 21.10 waktu setempat.
Di dalam kapal terdapat 3 awak kapal WNI yang dilepaskan penculik, dan mengonfirmasi 5 awak kapal WNI lainnya dibawa kelompok penculik.
• Ini Alasan PKS Coret Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto Sebagai Cawagub DKI
Untuk mencegah terulangnya kasus penculikan, Pemerintah RI melalui perwakilan di Kota Kinabalu dan Tawau, mengimbau awak kapal WNI untuk tidak melaut karena situasi keamanan di perairan Sabah belum terjamin.
Pemerintah RI juga mengimbau calon pekerja migran Indonesia untuk berangkat ke luar negeri sesuai prosedur, dan untuk saat ini tidak berangkat bekerja sebagai awak kapal yang beroperasi di wilayah perairan Sabah.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyesalkan penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf terjadi berulang.
• MENKES Bilang Tak Punya Solusi Soal BPJS Kesehatan, PDIP: Masa Belum-belum Udah Lempar Handuk?
Ditemui seusai menggelar rapat dengan komisi I di kompleks parlemen, Senin (20/1/2020), hal tersebut menurutnya karena kurangnya kordinasi dan keterlibatan para pihak berwenang di Malaysia di rasa kurang efektif.
"Betul-betul kami menyesalkan hal ini terjadi berulang."
"Dan kelihatannya kondisi itu antara lain karena koordinasi dan keterlibatan para pihak yang berwenang di Malaysia yang kurang efektif selama ini."
• Fokus ke Piala Dunia U-20, PSSI Isyaratkan Tak Gelar Turnamen Piala Presiden Tahun Ini
"Kami berharap dapat ditingkatkan dalam waktu dekat ini," ujar Wamenlu.
Ia berujar, saat ini hal yang paling utama dilakukan oleh pemerintah adalah terkait keselamatan sandera.
Kemlu dalam hal ini sudah berkordinasi dengan pihak Filipina, karena sandera kasus ini sudah masuk di kawasan Filipina.
• Kritik Pencitraan Ketua KPK, BW: Yang Perlu Kau Goreng Hingga Hangus Adalah Koruptor, Bukan Nasi!
"Ini memang sudah bicara koordinasi dengan pihak Filipina karena sudah berada di kawasan mereka," jelas Wamenlu.
Adapun dengan Malaysia, Wamenlu meminta agar Malaysia berkomitmen menjaga dan melindungi semua kepentingan di wilayah laut Malaysia.
"Ini sesuatu yang kami sesalkan, tapi di lain pihak juga menunjukkan komitmen yang lebih baik dari Malaysia dalam menjaga dan melindungi semua kepentingan di sana."
"Yang dalam hal ini terkait awak kapal Indonesia harus lebih baik lagi dilakukan," ujarnya. (Fransiskus Adhiyuda/Gita Irawan)