Banjir Jakarta
Anies Baswedan: Tidak Ada Sampah di Bandara, Menteri PUPR: Maksud Presiden di Sungai Dekat Situ
Basuki Hadimuljono menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan salah menafsirkan pernyataan Presiden Jokowi soal penyebab banjir.
MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan salah menafsirkan pernyataan Presiden Jokowi soal penyebab banjir.
"Kalau maksudnya sampah di bandara memang tidak ada."
"Namun yang sebabkan (banjir), sampah di sungai dekat situ, itu yang dimaksud Presiden," ujar Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
• Menteri Sosial Disambut Omelan Emak-emak Korban Banjir: Ngapain Datang Kalau Cuma Mau Selfie Doang?
Presiden Jokowi menyebut banjir di Jakarta salah satu penyebabnya adalah perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Anies Baswedan yang menyebut Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, tetap banjir meski tidak ada sampah.
Terkait silang pendapat dirinya dengan Anies Baswedan seusai meninjau lokasi banjir melalui udara beberapa waktu lalu, Basuki membantah berbeda pendapat dengan Anies Baswedan.
• Bebas dari Penjara, Buni Yani Berniat Buka Pondok Pesantren
"Tidak ada apa-apa kan, cuma beliau saja mungkin yang mengintepretasikan (berbeda)."
"Buat saya tidak ada masalah," tutur Basuki.
Menurut Basuki, penanganan banjir tidak dapat dilakukan secara sepihak, harus bersama antar-pemerintah pusat serta daerah, meski berbeda penamaan programnya.
• DAFTAR 30 Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir Jabodetabek, Paling Banyak karena Terseret Arus
"Tidak ada yang beda, cuma kalimatnya."
"Ya kalau saya harus kolaborasi, tidak bisa saya sendiri kerja, Pak Gubernur sendiri kerja. Tidak akan bisa," papar Basuki.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, terendam banjir, sehingga membuat sejumlah penerbangan terganggu.
• Jadi Masalah Paling Krusial di Ibu Kota, DPRD Minta Pemprov DKI Fokus Atasi Banjir dan Macet
Padahal, dia meyakini tidak ada sampah yang menumpuk di Bandara Halim.
Anies Baswedan menyampaikan pernyataan itu menanggapi Presiden Jokowi yang menyatakan perilaku membuang sampah sembarangan sebagai salah satu penyebab banjir.
"Halim itu setahu saya tidak banyak sampah, tapi bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi."
• Anies Baswedan Siap Berdebat Soal Penyebab Banjir Jakarta Saat Aktivitas Warga Kembali Normal
"Apakah ada sampah di bandara?"
"Rasanya tidak, tapi Bandara Halim kemarin tidak bisa digunakan," ujar Anies Baswedan di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Anies Baswedan berujar, banjir terjadi di daerah-daerah yang diprediksi diguyur hujan dengan intensitas tinggi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
• Jokowi Sebut Penyelesaian Kasus Jiwasraya Butuh Proses Agak Panjang, 10 Orang Dicegah ke Luar Negeri
Namun, penyebab banjir di tiap daerah harus diteliti lagi.
Pemprov DKI saat ini masih fokus untuk mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.
Pemprov DKI baru akan meneliti penyebab banjir di tiap daerah dan mencari solusinya, setelah proses evakuasi rampung.
• Jakarta Banjir, Anies Baswedan: Cuaca dan Curah Hujan Tidak Mengenal Wilayah Administrasi
Menurut Anies Baswedan, penyebab banjir di tiap daerah bisa berbeda-beda.
"Kontributornya itu bervariasi, ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja."
"Ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain."
• Pospera Kutuk Pembacokan Mahasiswa Sultra yang Protes Aktivitas Perusahaan Tambang
"Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," ulas Anies Baswedan.
Presiden Jokowi sebelumnya menilai banjir yang menggenangi Jakarta dan sekitarnya disebabkan kerusakan ekologi dan kesalahan yang dibuat manusia.
Karenanya, ia meminta pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten di Jabodetabek bekerja sama dengan pemerintah pusat menangani permasalahan banjir.
• Anies Baswedan Tuding Kiriman Air dari Selatan Jadi Penyebab, Begini Cara Ahok Atasi Banjir Jakarta
"Karena ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada."
"Tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana."
"Banyak hal," ujar Jokowi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis.
• Setelah Menteri Sosial, Giliran Tito Karnavian Diomelin Emak-emak Bekasi Saat Kunjungi Korban Banjir
Namun, untuk saat ini, Jokowi meminta proses evakuasi didahulukan.
Dengan demikian, korban bisa selamat terlebih dahulu.
Anies Baswedan kemudian menyebut penyebab banjir di wilayahnya adalah kiriman air dari daerah lain.
Ia bahkan sempat beradu argumen dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, soal penyebab banjir di Jakarta seusai diguyur hujan deras pada malam pergantian tahun 2020.
Keduanya berbeda pendapat saat menyampaikan pernyataan pers di kawasan Monas, setelah memantau dampak banjir melalui udara.
• UU Hasil Revisi Dinilai Bakal Bikin Dewan Pengawas Bertarung Melawan Pimpinan dan Pegawai KPK
Basuki menilai banjir terjadi akibat luapan air sungai.
Dari 33 kilometer Kali Ciliwung, baru 16 kilometer yang dinormalisasi.
Menurutnya, luapan air tidak terjadi pada aliran sungai yang dinormalisasi.
• Takut Diputusin Pacar, Wanita Muda di Bekasi Rela Jadi Kurir Narkoba
"Mohon maaf Bapak Gubernur, selama penyusuran Kali Ciliwung, ternyata sepanjang 33 kilometer itu yang sudah ditangani, dinormalisasi 16 kilometer."
"Di 16 kilometer itu kita lihat insyaallah aman dari luapan," kata Basuki di Monas, Rabu (1/1/2020).
Menurut Basuki, harus didiskusikan sisa panjang sungai yang belum dinormalisasikan itu.
• Berseragam Sama Keren Seperti Pilot, Sopir Bus di Terminal Pulogebang Kini Lebih Percaya Diri
Termasuk, Kali Pesanggrahan yang menuju Banjir Kanal Timur.
Pihaknya, kata Basuki, sedang menunggu kesepakatan dengan masyarakat untuk pembebasan lahan yang akan terdampak normalisasi sungai.
"Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat."
• Pimpinan KPK 2015-2019: Kami Berempat Sudah Bebas!
"Alhamdulillah menurut beliau masyarakat sudah diskusi dan insyaallah masyarakat bisa menerima itu, mudah-mudahan bisa kita tangani," tuturnya.
Mendengar pernyataan tersebut, Anies Baswedan yang berada di sebelah Basuki lalu menyanggahnya.
Menurut Gubernur, selama tidak ada pengendalian air yang masuk ke Jakarta, maka upaya apa pun yang dilakukan tidak akan berdampak signifikan.
• KRONOLOGI Siswi SMK Korban Pamer Kemaluan Pria Bermotor: Pas Saya Lihat Ternyata Lagi Mainin Itunya
"Mohon maaf Pak Menteri, saya harus berpandangan karena tadi bapak menyampaikan."
"Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan."
"Maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta, tidak akan bisa mengendalikan airnya, " paparnya.
• HARTA Anggota Dewan Pengawas KPK Ini Paling Sedikit, Mobilnya Seharga Rp 40 Juta, Motornya Rp 1 Juta
Anies Baswedan mencontohkan wilayah Kampung Melayu yang tetap dilanda banjir pada Maret lalu, padahal sungai yang ada di sekitarnya sudah dinormalisasi.
"Artinya kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir," urainya.
Anies Baswedan mengapresiasi keputusan Kementerian PUPR yang membangun dua bendungan di Bogor, Jawa Barat, untuk mengendalikan air yang masuk ke Jakarta.
• Menteri Agama: Ucapkan Selamat Natal Itu Hak, Kalau Tidak Mau Juga Silakan
Kementerian PUPR membangun Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi di Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Dua bendungan tersebut diprediksi akan rampung pada 2020.
"Kalau dua bendungan itu selesai, maka volume air yang masuk ke pesisir bisa dikendalikan."
• Pegawainya Jadi ASN, KPK Dinilai Bakal Jadi Alat Gigit yang Dikomandoi Pemerintah
"Kalau bisa dikendalikan, insyaallah bisa dikendalikan."
"Tapi selama kita membiarkan air mengalir begitu saja, selebar apa pun sungainya, maka volume air itu akan luar biasa."
"Karena makin banyak kawasan yang digunakan untuk perumahan, sehingga air pun mengalir ke sungai," paparnya. (Seno Tri Sulistiyono)