Ujian Nasional Dihapus
Jelaskan Alasan Ganti UN kepada DPR, Nadiem Makarim: Dunia Tidak Butuh Anak yang Jago Menghafal
Nadiem Makarim menegaskan, Ujian Nasional (UN) tidak dihapus, melainkan diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Penulis: Sri Handriyatmo Malau | Editor: Yaspen Martinus
MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan, Ujian Nasional (UN) tidak dihapus, melainkan diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Hal itu diklarifikasi Nadiem Makarim dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Dia menjelaskan, UN hanya diganti formatnya menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
• Neta S Pane Bilang 90 Persen Kasus Novel Baswedan Sulit Terungkap, Katanya Ini Cuma Perkara Kecil
"Hanya mau klarifikasi beberapa hal agar tidak ada mispersepsi. UN itu tidak dihapus."
"Mohon maaf, kata dihapus itu hanya headline di media agar diklik, karena itu yang paling laku."
"Jadi UN itu diganti jadi asesmen kompetensi," jelas Nadiem Makarim.
• IPW Sebut Irjen Listyo Jadi Kabareskrim karena Dekat Jokowi, Presiden Dinilai Tak Taat Prosedur
Menurut Nadiem Makarim, yang dihapus adalah format per mata pelajaran, bukan UN.
Untuk itu, dia meminta anggota Komisi X DPR tidak lagi mengatakan kepada media bahwa UN dihapus.
"Yang dihapus itu adalah format per mata pelajaran mengikuti kelengkapan silabus daripada kurikulum."
• Maruf Amin Setuju Koruptor Dihukum Mati karena Agama Membolehkan, Sekjen PDIP Minta Hati-hati
"Itu yang dihapus dan diganti dengan asesmen kompetensi minimum," terangnya.
Kata Nadiem Makarim, asesmen kompetensi itu seperti The Programme for International Student Assessment (PISA) yang dibuat Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
"Diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum, yaitu hampir mirip-mirip seperti PISA, yaitu literasi, numerasi, plus ada satu, Survei Karakter," paparnya.
• NAMA-nama Calon Anggota Dewan Pengawas KPK Beredar di WhatsApp, Ada Politikus Hingga Wartawan
Nadiem Makarim mengatakan dirinya mengedepankan inovasi kepada para guru dan siswa dalam program 'Merdeka Belajar'.
Menurut Nadiem Makarim, kunci agar Indonesia menjadi negara maju adalah dengan memberikan kebebasan kepada guru.