Ibu Hamil
SANDRA Dewi Akui Ketika Ibu Hamil dan Menyusui Tetap Butuh Teman Curhat Biar Tetap Happy
Masa kehamilan dan menyusui sampai masa pengasuhan anak adalah masa-masa membahagiakan sekaligus ‘bermasalah’. Punya anak satu, masalahnya cuma satu.
Penulis: |
Masa kehamilan dan menyusui sampai masa pengasuhan anak adalah masa-masa membahagiakan sekaligus ‘bermasalah’. Punya anak satu, masalahnya cuma satu.
Ketika lahir anak kedua masalahnya jadi dua, karena pasti ada perbedaan bahkan sejak dalam kandungan.
Karena menjadi orangtua tidak pernah ada sekolah khusus, punya teman yang bisa diajak curhat (curahan hati) dan berbagi pengalaman membuat hati ibu jadi nyaman dan tidak merasa sendiri.
Bahkan, pemain sinetron dan model Sandra Dewi (36) yang banyak dilabeling sebagai perempuan beruntung pun merasakan galau.
Sandra yang memiliki suami baik, tampan, dan berlimpah harta mengaku tetap butuh wadah untuk curhat ketika mengasuh dua putranya tersebut.
• DIANCAM Penjara 10 Tahun, Preman Debt Collector Hanya Dijanjikan Uang Rp 100.000
• WNA Tiongkok Kerahkan 11 Preman Tagih Utang Rp13 Miliar
• Bocah 5 Tahun Tewas Disiksa Orang Tua Kandung Masuk Kandang Kucing, Disiram Air Mendidih
• Polemik Pernyataan Agnez Mo, Penyanyi Anggun C Sasmi: Penting Mana Darah Atau Paspor Indonesia
Ia mengatakan, hamil adalah masa-masa yang indah. Walaupun ada kekhawatiran apakah kelak anak yang dilahirkan sehat. Apakah makanan saat hamil cukup atau tidak?.
Saat ini, Sandra adalah ibu dari Raphael Moeis (22 bulan) dan Mikhael Moeis (2 bulan). Ia mengaku walaupun berasal dari orangtua yang sama, namun karate anaknya berbeda.
Saat hamil anak pertama, ia sedang aktif-aktifnya. Nggak betah di rumah. Kalau di rumah justru merasa mual.
Sekarang saat lahir, putra pertamanya itu juga aktif. Pagi sekolah, selesai itu masih ‘kelayapan’ di playground, dan taman. Sampai di rumah langsung tidur.
• TOLAK Hormat Bendera Saat Upacara, 2 Siswa di Batam Dimutasikan Ke PKBM
“Anak pertama saya itu selalu ngomong, ketawa, bersuara, dan aktif. Kegalauannya saya adalah, Rapha selalu minta saya ikut dia. Sementara anak saya yang kedua masih kecil. Lalu saya harus mengiklaskan anak pertama pergi tanpa saya, saya nangis juga,” ujar Sandra Dewi.
Sandra mengatakan hal itu Dewi saat menjadi pembicara di media talk Kiat Sukses MengASIhi dalam rangka ulangtahun Teman Bumil ke 2 di Artotel Thamrin, Kamis (28/11/2019).
Selain nangis, Sandra juga bisa marah-marah, ngomel-ngomel terutama cemburu ke suaminya karena bisa terus sama Rapha. Sementara ia harus membagi dengan anak kedua.
“Saya nggak tega pisah karena dia (Mika, Red) karena asih ASI dan masih kecil banget,” kata perempuan asal Pangkal Pinang ini.
• KECAM Keras Orangtua yang Tega Buang Bayi di Pinggir Jalan, Dinsos Kota Bekasi: Silakan Adopsi
Menurutnya, curhat dengan sesama ibu yang memiliki kondisi yang sama membuat ada persamaan rasa.
“Akhirnya setelah bisa ngobrol, terselesaikan juga masalah kegalauan ini. Walapun akan tetap ada masalah, tumbuh kembangnya, takut anak stunting, pemberian ASI yang membuat ibu mengalami susah tapi anak enak, membuat Makanan Pendamping ASI juga sudah luar biasa, susah-susah masak, ternyata anak nggak suka, dan nggak dimakan. Jadi ibu itu harus kuat mental,” paparnya.
Menurut Sandra, para ibu butuh sahabat dan para ahli untuk menemani kegalauan ibu-ibu sehari-hari. “Teman seperjuangan itu enak banget kita merasa nggak sendirian dalam kondisi galau,” katanya.
Padahal saat masih single, ia merasa menjadi wanita yang kuat, apa-apa bisa dilakukan sendiri.
• Fraksi PSI Singgung Soal Banyaknya Anggaran Sewa Barang, Pemkot Tangerang Selatan: Lebih Murah Sewa
Tapi ketika sudah memiliki anak, semuanya berubah. Merasa harus butuh teman dan komunitas untuk support, karena kalau tidak akan capai sendiri.
CEO dan Co-Founder Teman Bumil, sebuah aplikasi kehamilan dan tumbuh kembang anak, Robyn Soetikno mengatakan, mayoritas ibu membutuhkan teman berbagi seputar kehamilan dan pengasuhan anak.
Survey yang dilakukan terhadap 749 ibu, ketika ditanya apakah membutukan dukungan dari ibu lain, 97,6 persen mengatakan membutuhkan.
Dari jumlah itu, sebanyak 50 persen memilih bergabung dengan komunitas online atau melalui apllikasi.
• Ini Kesaksian Warga Soal Rumah Mewah di Kemanggisan yang Digerebek Polisi Jadi Markas Penipu Online
Terutama saat kehamilan, menyusui, dan mengasuh balita. Hanya sekitar 7 persen yang memilih bergabung dengan komunitas secara offline.
Dari hasil survey juga dikemukakan hal-hal yang dibagikan atau ditanyakan dalam support group online adalah seputar kehamilan (70,6 persen) dan tumbuh kembang anak termasuk menyusui (26 persen). (Lis).