Wakil Menteri Agama: Radikalisme, Manipulator, Atau Perusuh Agama Harus Ditolak Ramai-ramai!

PRESIDEN Joko Widodo sempat melontarkan pernyataan ingin mengganti istilah radikalisme dengan manipulator agama.

Tangkapan Layar Youtube @KompasTV
Zainut Tauhid, Politisi PPP, ditunjuk Presiden Jokowi menjadi wamen Agama 

PRESIDEN Joko Widodo sempat melontarkan pernyataan ingin mengganti istilah radikalisme dengan manipulator agama.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid setuju dengan niatan Jokowi tersebut.

Ia meminta niatan Presiden agar dipahami sebagai semangat mengerti agama dalam konteks yang sebenarnya.

Jadi Ketua Umum PSSI, Iwan Bule: Ini Berkat Doa Ibu Saya

"Saya kira itu yang harus dipahami adalah semangat Bapak Presiden memahami agama itu dalam konteks yang benar," ucapnya di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (3/11/2019) pagi.

Dia menjelaskan, agama sejatinya memang hadir untuk digunakan memberi kedamaian, rasa kasih sayang, serta semangat mempersatukan.

Maka, salah jika yang terjadi malah kebalikannya, yakni upaya memecah belah sebuah bangsa.

Dipolisikan Fahira Idris, Ade Armando: Harusnya Anies Baswedan yang Tersinggung

"Karena benar agama itu hadir untuk memberikan kedamaian."

"Agama hadir untuk memberikan kasih sayang, agama hadir untuk mempersatukan kita, bukan memecah belah kita," tutur Zainut.

Namun lanjut Zainut, apa pun istilah yang dipakai, baik itu manipulator agama, radikalisme, atau malah perusuh agama, segala tindakan yang punya tendensi memecah belah persatuan bangsa, sudah semestinya ditolak beramai-ramai.

Pimpin PSSI, Mampukah Iwan Bule Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2024 dan Olimpiade 2032?

"Apa pun istilahnya, apakah itu manipulator agama atau perusuh agama, perusuh yang menciptakan situasi yang bisa mencerai beraikan bangsa Indonesia, itu harus kita tolak bersama," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Amirsyah Tambunan mengatakan, usulan istilah radikalisme diganti manipulator agama kurang tepat.

Terlebih, penggunaan istilah manipulator agama ditujukan bagi orang yang memiliki paham radikal.

"Manipulator agama itu menurut saya kurang tepat digunakan, diksi yang kurang tepat. Kenapa?"

 Jokowi Usul Istilah Radikalisme Diganti dengan Manipulator Agama, Setuju?

"Karena sebenarnya setiap orang beragama itu pasti ingin mencapai kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, kerukunan," ujar Amirsyah saat dihubungi, Jumat (1/11/2019).

"Nah, orang yang melakukan manipulasi terhadap agama adalah orang yang tentu punya niat, cara, dan praktik beragama yang tidak baik."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved