Radikalisme Salah Kaprah di Negara Bhinneka Tunggal Ika, Gantinya Manipulator Agama?

Arti radikalisme berarti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara drastis.

ANTARA/Edo Purmana
Ilustrasi - Anggota TNI berkomitmen memeberantas tororisme dan radikalisme di Indonesia. 

Radikalisme acap kali jadi topik pembicaraan hangat dalam berita pagi akhir-akhir ini.

Bila menengok ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti radikalisme berarti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara drastis.

Radikalisme memiliki kata dasar radikal yang artinya cenderung positif, yaitu sebuah adjektiva yang menjelaskan sesuatu secara mendasar (sampai pada hal yang prinsip).

Contoh penggunaan kata radikal dalam kalimat, seperti perubahan yang radikal.

Masih menurut KBBI, kata radikal dalam politik memiliki makna amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan).

Radikal juga berarti maju dalam berpikir atau bertindak.

 Ketika Para Lansia yang Keriput Sibuk Mencari Malaikat Izrail Si Pencabut Nyawa

 2 Juta Penonton Saksikan Film Terbaru Gong Yoo dalam 11 Hari di Bioskop Korea Selatan

 Anggaran TROTOAR di Jakarta Capai Rp 1,1 Triliun, Ini Penjelasan Kepala Dinas Bina Marga DKI

 Film Perempuan Tanah Jahanam Jadi Box Office, Christine Hakim Bersyukur Dilibatkan Joko Anwar

Pada rapat terbatas di Kantor Presiden RI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pemerintah harus melakukan upaya serius untuk memberantas radikalisme.

Saat itu, Presiden meminta pilihan pengganti sebagai sebutan bagi para pelaku radikalisme.

"Apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan, misalnya manipulator agama?" kata Presiden di Jakarta, Kamis.

Penggantian frasa pelaku radikalisme menjadi frasa lain seperti manipulator agama yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo,  menurut Pimpinan Program Studi Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran Dr. Lina Meilinawati Rahayu, adalah usaha untuk memperhalus makna.

Apakah makna pelaku radikalisme sebegitu kasarnya sehingga harus diganti dengan istilah manipulator agama?

 Ahok BTP: Justru e-Budgeting Ungkap Pembelian Lem Aibon dan Pulpen

Dalam penggantian penggunaan istilah kata pelaku radikal menjadi manipulator agama bisa disebabkan karena kata radikal sendiri memiliki makna yang amat keras, demikian pendapat dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, Febri Taufiqurrahman kepada ANTARA.

Manipulator agama, menurut Febri, memiliki makna orang yang sedang memanipulasi atau memprovokasi agama dengan melakukan tindakan yang melanggar aturan hukum dan agama.

"Jadi, Presiden mungkin ingin menyebut orang-orang yang selama ini membuat kerusuhan mengatasnamakan agama itu adalah manipulator agama, bukan radikalisme agama," kata Febri.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved