Pak Anies! Penyusunan Anggaran Pembangunan Fisik Masih Rawan Bocor

Pak Anies, Penyusunan Anggaran Pembangunan Fisik Masih Rawan Bocor. Simak lengkapnya.

Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Gubernur DKI Anies Baswedan. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diharapkan memperketat pengawasan proses penyusunan anggaran proyek pembangunan fisik di ibukota. 

Hal iti karena anggaran pembangunan fisik diduga masih rawan kebocoran. 

"Sebab penyusunan anggaran yang dilakukan konsultan masih dapat dipermainkan oknum pejabat dan pelaksana pemenang lelang," kata Direktur Eksekutif Jokowi Watch, Tigor Doris Sitorus melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/11/2019).

Ramalan Zodiak Selasa 5 November 2019 Taurus Boros, Virgo Jangan Lari dari Masalah, Pisces Sensitif

Tigor memberikan contoh jika lelang pembangunan fisik sekolah dengan anggaran Rp 1 milliar yang kemudian dimenangkan salah satu perusahaan penawar terendah, yaitu sekitar Rp 800 juta, perusahaan masih bisa untung  30 persen. 

Padahal, menurut Tigor, modal produksi pembangunan fisik sekolah dengan anggaran Rp 1 milliar tersebut hanya sekitar Rp 500-600 juta.

"Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana anggaran proyek senilai Rp 1 milliar itu disusun konsultan? Padahal biaya modal kerja hanya sekitar Rp 500-600 juta.

Disinyalir hal itu terjadi karena ada mar kup dalam komponen dalam setiap item spesifikasi bahan bangunan dan jasa," ujar Tigor.

PEMBUNUHAN SADIS! Kronologi Dua Adik Curi Bayi Dalam Rahim Kakak Sendiri, Otak Pelakunya Ibu Kandung

“Jadi konsultan yang ditunjuk tidak jeli dan detail dalam menyusun anggaran  proyek. Bagaimana  mungkin anggaran Rp 1 miliar ditawar Rp 800 juta tapi pemenang lelang dapat keuntungan 30 persen dari nilai proyek. Ini  jelas ada mark up dan bisa jadi celah korupsi, bahkan proyek bisa dibawah standar," sambungnya.

Kemudian, lanjut Tigor, sejak Kepemimpinan Anies Baswedan sistem penyusunan anggaran fisik yang diberikan ke konsultan tidak lagi diawasi oleh PT Sucofindo sehingga konsultan bebas menyusun anggaran proyek fisik. Hal ini berbeda di era Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dimana konsultan penyusun anggaran harus diawasi oleh Sucofindo.

Wakil Menteri Agama: Radikalisme, Manipulator, Atau Perusuh Agama Harus Ditolak Ramai-ramai!

“Anies perlu belajar dari Ahok, jika itu baik tidak ada salahnya untuk diambil. Ini supaya tidak terjadi pemborosan anggaran di DKI Jakarta,” ujar Tigor.

Untuk mencegah terjadi kebocoran anggaran, Tigor menyarankan supaya seluruh  kompenen proyek fisik dimasukan kedalam e-Katalog sehingga ada transparansi dan harga yang kompetitif dari distributor.

Selain itu, Jokowi Watch juga meminta Presiden Joko Widodo agar membuat kebijakan supaya pemerintah daerah setingkat kota/kabupaten tidak lagi proyek fisik. 

"Proyek fisik nantinya hanya dikerjakan oleh Kementerian PUPR atau badan baru yang fokus terhadap infrastrukur. Sebab proyek fisik di daerah diduga jadi celah korupsi antara pejabat dan pengusaha," tutup Tigor.(cc)

Dituduh Dukun Santet, Kronologi Nenek 60 Tahun Tewas Dicelurit Tetangga, Tangan Korban Sampai Putus

 

Perbaikan Sistem e-budgeting

Sementara itu, sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons pesan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, soal niatan Pemprov DKI memperbaiki sistem e-budgeting.

Laode M Syarif berpesan supaya Pemprov DKI tak menanggalkan asas transparansi dalam perbaikannya.

Menjawab pesan KPK, Anies Baswedan mengaku pihaknya bakal tetap mempertahankan asas tersebut.

 Jadi Ketua Umum PSSI, Iwan Bule: Ini Berkat Doa Ibu Saya

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved