Moeldoko Ungkap Jokowi Minta Polisi Tak Jaga Ketat Demonstran dan Datang Saat Anarkis, Berani?

BANYAK pihak menganggap pemerintah paranoid terhadap aksi demonstrasi di seberang Istana Negara, Jakarta.

Penulis: |
TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/5/2019). 

"Perlu kita coba kepolisian tidak rapat seperti itu. Nanti didiskusikan, perlu brainstorming dengan komandan lapangan," tambahnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku tak ingin kembali kecolongan unjuk rasa berujung kerusuhan atau anarkis, jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

Oleh karena itu, pihak kepolisian pun melakukan diskresi dengan tak menerbitkan surat tanda terima pemberitahuan (STTP) unjuk rasa.

"Kita tidak ingin kecolongan demi bangsa dan negara, maka kita kembali ke peraturan."

 Jokowi Membisu Saat Ditanya Soal Perppu KPK, Dua Pimpinan MPR Langsung Sigap Alihkan Pertanyaan

"Supaya pelanggaran tidak terjadi kan ada dua langkah, pertama melakukan tindakan preventif dan kedua penegakan hukum," ujarnya di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).

"Kalau kita dari intelijen sudah memahami ada potensi aksi anarkis ya masa didiamkan?"

"Masa kita reaktif baru menindak? Nanti salah lagi."

 OTT Berlangsung Dramatis, Staf Protokol Wali Kota Medan Nyaris Tabrak Petugas KPK

"Oleh karena itu kita menggunakan diskresi, selain mengimbau juga tidak menerbitkan tanda terima pada saat ada unjuk rasa," tutur Kapolri.

Tito Karnavian pun mengimbau agar masyarakat tak melakukan mobilisasi massa.

Sebab, saat mobilisasi massa dilakukan, pada akhirnya cenderung berubah menjadi massa anarkis.

 Maruf Amin Rahasiakan Kostum yang akan Dipakai Saat Pelantikan, Mengaku Masih Agak Kaget-kaget

"Kita ingin mengimbau masyarakat untuk sebaiknya tidak melakukan memobilisasi massa."

"Karena mobilisasi massa memiliki psikologi crowd. Crowd mudah sekali berubah menjadi massa yang rusuh dan anarkis," terangnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu kemudian mencontohkan dari pengalaman pihaknya mengawal unjuk rasa beberapa waktu terakhir.

 Tiga Wali Kota Medan Cetak Hattrick Digarap KPK

Di mana saat pagi hari mahasiswa berunjuk rasa situasi masih aman.

Namun menjelang malam, mulai anarkis dengan adanya lemparan batu, aksi membakar, hingga merusak fasilitas umum.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved