Berita Jakarta

PJLP Bantah Menelantarkan Kasus Nenek Mimin

Kata Tiara tidak benar kalau mereka membiarkan Nenek Mimin yang tidak bisa mencairkan bantuannya.

Penulis: Desy Selviany |
Wartakotalive.com/Desy Selviany
Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) Jakarta Barat mengunjungi rumah Nenek Mimin, Kamis (24/10/2019) 

"Ada yang sudah meninggal, ada yang sudah keluar dari kategori miskin, mereka laporkan itu, tapi kembali ketuk palu warga layak atau tidak itu ada di mereka," jelas Darwa.

Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya Sudah 5 bulan Nenek Mimin (65) tidak menerima bantuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Padahal ia hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang berprofesi sebagai tukang semir sepatu.

Terakhir nenek Mimin menerima BPNT saat bulan Ramadhan.

Bulan setelah itu kartu yang dibawa nenek Mimin tidak terdeteksi saat melakukan pencairan di Warong Ikan Emas, Jalan Salman RT 002/03 Kelurahan Kebon Jeruk.

"Setelah lebaran sudah gak dapet lagi, digesek gak bisa terus, katanya disuruh urus ke kelurahan," kata nenek Mimin kepada Wartakotalive.com Rabu (23/10/2019).

Nenek Mimin menjelaskan, selama ini beras 8 Kg dan telur 10 butir begitu berarti bagi keluarganya yang hanya berpenghasilan kurang Rp50 ribu perhari.

Suami Nenek Mimin hanya berprofesi sebagai tukang semir sepatu.

Penghasilan suaminya itu dipakai untuk menghidupi 4 kepala di rumahnya.

Sedangkan dua anaknya kata Mimin hingga kini belum memiliki pekerjaan.

"Dulu saya jadi buruh cuci, tapi sekarang sudah tidak karena belakangan ini saya sering sakit kepala parah," kata Mimin.

Kata Mimin karena sakit kepalanya yang parah itulah membuat ia belum juga mengurus BPNT di Kelurahan.

Seorang petugas di Warong Ikan Emas Sri Asih menjelaskan mengapa Nenek Mimin tidak lagi mendapatkan BPNT.

Kata Sri, nenek Mimin tidak berktp DKI Jakarta sehingga kemungkinan namanya dicoret oleh Kelurahan Kebun Jeruk.

"Setau saya dia belum memiliki e-ktp, punya hanya fotocopy KTP selembaran itu saja, itu juga KTP daerah," kata Sri Asih.

Sri Asih menjelaskan, hampir setiap pencairan BPNT Nenek Mimin selalu hadir.

Namun ia kerap pulang dengan tangan kosong karena kartu yang dipakainya tidak dapat digunakan.

"Setiap pencairan memang kami suruh kesini, karena siapa tau saja kartunya sudah bisa digunakan," kata Sri Asih. (M24)

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved