Kesehatan Mentan
Ubah Pola Pikir Untuk Meningkatkan Optimisme dan Mengurangi Kecemasan Setiap Hari
"Kecemasan terjadi ketika kita melebih-lebihkan kemungkinan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan meremehkan kemampuan kita untuk menanganinya."
"Ferutama hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, dan apa yang Anda harapkan terjadi pada masa depan," ucapnya lagi.
Misalnya, ketika keadaan tidak berjalan baik, orang optimis cenderung berpikir bahwa mereka mengalami kemunduran sementara daripada masa depan buruk.
Sementara ini mungkin dianggap sebagai penyangkalan atau tidak realistis, Gross mengatakan, orang optimis mengenali hal-hal buruk dalam hidup tetapi memilih untuk tidak memikirkannya.
"Definisi kami, optimisme adalah kemampuan kita untuk melihat, merasakan, dan fokus pada kebaikan dalam diri kita, orang lain, dan di sekitar kita,” katanya.
• Kurang Tidur Bisa Memengaruhi Emosional dan Kesehatan Mental Anda, Ini Alasannya
Ubah pola pikir
Ketika Dattilo bekerja dengan klien yang mengalami kecemasan, dia menggunakan terapi bicara untuk mengubah pemikiran mereka.
"Saya berbicara tentang bagaimana cara berpikir kita menjadi sangat mengakar secara neurologis."
"Jika kita ingin mengubah cara kita berpikir tentang diri kita sendiri, orang-orang, dan dunia, butuh waktu untuk membuat jalur baru," katanya.
Otak sangat fleksibel dan mudah ditempa dan dapat berubah serta memiliki kemampuan untuk membentuk koneksi baru antara bagian-bagian otak yang tidak banyak berkomunikasi.
"Dibutuhkan waktu, pengulangan, dan pengalaman baru untuk membantu memperkuat pemikiran baru yang kami coba praktikkan," ucapnya.
Dattilo menjelaskan bahwa bagian otak yang disebut orbitalfrontal cortex (OFC), penting untuk integrasi informasi dari pusat-pusat intelektual, rasional, dan emosional, lebih besar dan lebih berkembang pada orang yang cenderung lebih optimis dan kurang cemas.
• 5 Tanda Anda Mengalami Gangguan Kesehatan Mental Kepribadian Anti-Sosial
Ketika bekerja dengan klien, dia pertama-tama bertujuan agar mereka menyadari bahwa ada berbagai cara berpikir.
Kemudian mereka membahas kemunduran untuk mengidentifikasi pola berpikir mana yang bermasalah.
Misalnya, melalui serangkaian pertanyaan, Dattilo dan klien akan menentukan apa yang ada dalam pikiran mereka ketika kemunduran terjadi dan apa yang mereka pikirkan sekarang.
Kemudian Dattilo menentukan seberapa banyak pemikiran mereka yang mereka gunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depan, dan tindakan apa yang mereka ambil dan tidak ambil berdasarkan itu.