Sejarah
Makam Ade Irma Suryani Nasution yang Tewas Ditembak G30S PKI Terkunci Rapat Seperti Kian Terlupakan
Tidak ada lagi sosok anak-anak yang mengunjungi makam ataupun para ibu yang mengenang kisah tragis gadis kecil yang tewas dalam Peristiwa G30SPKI itu.
Tanpa karangan bunga ataupun taburan kembang, makam Ade Irma Suryani Nasution, kini, terasa kosong dan senyap.
Tidak ada lagi sosok anak-anak yang mengunjungi makam ataupun para ibu yang mengenang kisah tragis gadis kecil yang tewas dalam Peristiwa G30S PKI itu, saat ini.
Sepinya makam putri bungsu dari Jenderal Besar, Abdul Harris Nasution itu terlihat pada Kamis (19/9/2019) siang.
Makam terbuka tanpa teduhan itu terlihat kering dan berdebu, hanya batu kerikil dan pecahan kendi menghiasi bagian atas makam sang pahlawan kecil.
Begitu juga dengan sebuah Tugu Monumen Ade Irma Suryani Nasution yang tinggi menjulang di hadapan makam.
Sejumlah foto Ade Irma semasa kecil hingga rangkaian foto prosesi pemakaman yang dihadiri langsung oleh sang ayah itu, kini, terlihat usang.
• Roy Suryo Ungkap Sejumlah Faktor Kekeliruan dalam Pengeloaan Dana Hibah yang Menjerat Imam Nahrawi
Beberapa lembar foto yang menjadi saksi sejarah kematian Ade Irma pun terlihat terlepas hingga sobek.
Padahal foto yang ditempel pada sekeliling monumen itu menjadi kenangan atas kematian Ade Irma yang gugur kala menjadi tameng ayahnya.
Sepi dan lengangnya pekuburan Ade Irma dikarenakan lokasi makam yang jauh dari pandangan serta tidak adanya papan informasi tentang makam di Jalan Nipah XII yanv merupakan muka makam.
Selain itu, terkunci rapatnya gerbang utama menuju makam membuat sosok gadis kecil itu kian terlupakan.
Gembok dan rantai yang melingkar di gerbang utama makam pun membuat pengunjung harus berjalan jauh memasuki kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, akses masuk menuju makam.
Sementara, seng yang menutup seluruh sisi selatan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, mulai dari proyek pembangunan Masjid Kantor Wali Kota hingga Pos Pemadam Kebakaran menutup makam Ade Irma Suryani Nasution, saat ini.
Bagi pengunjung yang ingin mengunjungi makam Ade Irma, mereka harus berjalan kaki melewati tempat sampah dan menyusuri jalan setapak di sepanjang barak Satpol PP Jakarta Selatan.
Berdampingan dengan puing serta sejumlah material proyek pembangunan masjid, makam Ade Irma terlihat menyendiri.
Suasana tersebut sangat kontras dengan ramainya suasana saung dan barak Satpol PP yang ramai anggota Satpol PP ataupun pegawai Kantor Wali Kota Jakarta Selatan yang tengah beristirahat.