PENGAKUAN Mbah Pani Melakukan Ritual Topo Pendem ke-10, Dikubur Hidup-Hidup Selama Lima Hari

Aksi ritual topo pendem atau tapa pendem dilakukan oleh Supani alias Mbah Pani, menghebohkan masyarakat.

Editor: PanjiBaskhara
TribunJateng/Mazka Hauzan naufal
Mbah Pani Topo Pendem 

Aksi topo pendem ini dilakukan karena dirinya ingin berdoa supaya keluarganya, yakni anak dan cucunya dapat hidup bahagia dan sejahtera.

"Tujuan saya tidak cari ilmu, tetapi hanya ingin berdoa supaya anak cucu dapat hidup bahagia dan sejahtera," ujar Sutarto, Rabu (10/12/2014).

Kakek dua anak dan tiga cucu ini menuturkan dirinya membuat Kuburan sedalam dua meter.

Ada 7 Poin yang Sudah Disepakati Pada Revisi UU KPK, Siang Ini akan Dibawa ke Bamus

Izin Kerja Keluar, Aryn Williams Bisa Dimainkan Persebaya Melawan PSIS

BREAKING NEWS: DPR Targetkan Revisi UU KPK Disahkan Hari Ini

Di dalam kuburan dilapisi papan sepanjang 1,5 meter untuk semedi dan setengah meter bagian atas ditimbun tanah.

Adapun dalamnya 125 centimeter atau 1,25 meter

Namun di pinggir liang kubur ini diberi pralon yang fungsinya sebagai ventilasi udara dan untuk penyuplai telur dan minuman.

Aksi topo pendem dia lakukan mulai Kamis (4/12/2014) malam usai Maghrib atau pada malam Jumat Pon, dan menyudahi pertapaannya pada Selasa (9/12/2014) malam.

Mbah Pani menjalani topo atau tapa pendem di Desa Bendar RT 3 RW 1 Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah, Senin (16/9/2019) selepas magrib.
Mbah Pani menjalani topo atau tapa pendem di Desa Bendar RT 3 RW 1 Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah, Senin (16/9/2019) selepas magrib. (TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL)

"Sebenarnya saya ingin delapan hari delapan malam, tetapi karena anak saya sama tetangga saya ingin supaya saya keluar pada hari kelima takutnya saya lemas di dalam," paparnya.

Pada saat pertapaannya, Sunarto mengaku dirinya sempat digoda beberapa mahluk halus seperti banaspati (bola api) hingga tengkorak berjalan.

Namun, dirinya juga mengatakan sempat didatangi juga oleh Sunan Lawu.

"Sunan Lawu yang berpakaian serba putih juga datang dan beliau bilang kalau saya nantinya dapat mengayomi desa ini (Desa Kebak), tinggal saya mau atau tidak," tandasnya.

Ritual topo pendhem yang menggegerkan warga tersebut, bukan kali pertama dilakukan Sutarto.

Ia mengaku pernah melakukan hal yang sama belasan tahun lalu.

Namun saat itu dia hanya mengubur dirinya selama 3 hari di pekarangan yang ada di samping rumah.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved