PENGAKUAN Mbah Pani Melakukan Ritual Topo Pendem ke-10, Dikubur Hidup-Hidup Selama Lima Hari
Aksi ritual topo pendem atau tapa pendem dilakukan oleh Supani alias Mbah Pani, menghebohkan masyarakat.
Lalu apa yang dia lakukan saat berada di dalam tanah?
"Saat melakukan ritual itu, saya kadang duduk kalau capek atau kadang juga selonjor. Di dalam liang rasanya panas dan sumuk (gerah)"
"Tapi harus saya lakoni (lakukan) demi mendoakan anak dan cucu, biar diberi keselamatan dan kebahagiaan," ujar Sutarto.
Meski telah sukses 2 kali melakukan topo ngluweng dan sejumlah ritual lainnya, Dia tak menganjurkan pada siapa pun termasuk keluarganya atau tetangganya untuk meniru aksinya tersebut.
Sebelumnya diberitakan prosesi tapa atau topo pendem dilakukan oleh Supani alias Mbah Pani di dalam rumah di desanya, Bendar RT 3 RW 1 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jateng, Senin (16/9/2019) selepas magrib.
Ritual ke-10 ini dimulai Senin malam hingga lima hari ke depan.
Ratusan warga berkerumun di halaman rumah Supani (63) atau Mbah Pani selepas Magrib.
Mereka menyaksikan prosesi ritual Top Pendem atau Topo Ngeluwang yang dijalani oleh Mbah Pani, yang dikenal warga sebagai pemain senior seni trasidional Ketoprak.
Mbah Pani memulai ritual topo pendem selepas menunaikan salat Magrib di Musala Al-Ikhlas, musala setempat.
Tribunjateng.com menemui Mbah Pani, beberapa saat sebelum menjalani prosesi topo pendem.
Mbah Pani mengatakan, topo pendem kali ini merupakan yang ke 10 atau terakhir.
Sebelumnya, dia sudah melakukan ritual yang sama sebanyak 9 kali.
Dalam menjalani ritual topo pendem itu, ia dikubur selama tiga hari tiga malam dalam liang di dalam rumahnya.
Dan dua kali dijalani di luar desanya yaitu di desa Ketip, tetangga desa.
Mbah Pani yang juga Ketua Ketoprak Desa Bendar, Juwana ini tampak tenang saat bertemu wartawan.
