Pendidkan
Kota Depok, Pelopor Pembelajaran Berbasis Teknologi Melalui Program e-Sabak Sekolah
PROGRAM e-Sabak yang sudah digagas di Kota Depok pada tahun 2015, merupakan pelopor pembelajaran berbasis teknologi pertama di Indonesia.
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Fred Mahatma TIS
Pemerintah menghadirkan e-sabak atau tablet ke kota-kota di daerah terdepan terluar dan tertinggal (3T). Setiap tablet dipakai oleh dua siswa di satu meja dan diamankan dengan daftar situs mana saja yang bisa dan tidak bisa dibuka.
PROGRAM e-Sabak yang sudah digagas di Kota Depok pada tahun 2015, merupakan pelopor pembelajaran berbasis teknologi pertama di Indonesia.
Penggagas sekaligus pembuat e-Sabak Chiptec Smart Learning Ansarullah Yasin mengatakan, program e-Sabak adalah proses pembelajaran menggunakan tablet.
Ansar mengatakan, program tersebut pernah di launching oleh Menteri Informasi dan Komunukasi Rudiantara dan Menteri Pendidikan Anies Baswedan di SMP 19 Depok.
Sementara di Tangerang Selatan, e-Sabak sudah digunakan di SMP swasta sejak 2014.
• BJ Habibie Meninggal Dunia, Wahidin Ajak Masyarakat Banten Kibarkan Bendera Setengah Tiang
• Pungut Tarif Parkir Rp 20.000 di Pameran Flona Lapangan Banteng, Jukir Ini Terancam 3 Bulan Penjara
• Numpang Pakai Ganja di Rumah Teman, Pemuda Kedungwaringin Bekasi Ditangkap Polisi
Banyaknya respon positif dari masyarakat terhadap program e-Sabak, membuat program yang sempat terhenti empat tahun akan kembali dilanjutkan.
"Kami rasa program e-Sabak sangat berguna diera digital saat ini," kata Ansar kepada wartawan di kawasan Margonda, Kota Depok, Rabu (11/9/2019).
Program e-Sabak telah ada saat Anis Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan.
Sementara Kementerian Komunikasi dan Informatika mengambil peran dalam mendukung sisi infrastrukturnya.
Dengan penggunaan e-Sabak ini, Ansar meyakini program ini akan mampu mengurangi biaya kebutuhan para siswa akan buku.
Sebab, selain lebih murah, e-Sabak juga dinilai tetap memiliki kualitas. Di sisi lain, tetap menekankan siswa untuk kegiatan tulis-menulis menggunakan kertas.
"Saat ini, program telah mulai dicoba pada SMA. Untuk ke depannya, penerapan program ini dimulai dari daerah-daerah terpencil. Pada fase ini, kita fokus pada daerah-daerah yang tertinggal," kata Ansar.
• Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ungkap Sindikat Pemalsu Buku Kir untuk Truk Angkutan Barang
• Tersandung Saat Menyeberang Rel di Penjaringan, Seorang Guru Ngaji Tewas Mengenaskan Dihajar KA
Ketimpangan akses pendidikan
Ansar mengatakan, ketimpangan akses pendidikan dapat dikurangi dengan penerapan konsep 3T yang meliputi terdepan, terluar, dan tertinggal.
Model pendidikan e-Sabak ini segera diterapkan menyeluruh dan masuk kurikulum masa datang, yang masih dalam tahap uji coba.
“Program ini sekaligus menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja praktis dan mengembangkan model pendidikan terbuka,” papar Ansar.
Dijelaskan Ansar, e-Sabak merupakan sarana anak belajar aktif kreatif memakai tablet android dalam kurikulum edukatif plus ketrampilan hidup.
Alhasil, siswa bisa belajar kapan-dimana-siapa pun atau biasa disebut homeschooling dimana siswa bersangkutan bisa mengikuti ujian sekolah lokal dan nasional melalui sekolah negeri terdekat baik tingkat SD, SMP, dan SMA.
“Penggunaan teknologi membawa dunia pendidikan lebih cepat dan lebih maju," tutur Ansar.
Hadirkan tablet di daerah 3T
Pemerintah dan industri, lanjut dia, mendorong operator untuk menerapkan teknologi terbaru agar bisa dimanfaatkan masyarakat Indonesia.
Bahkan Menteri Informasi dan Komunikasi Rudi untuk menghadirkan e-sabak atau tablet ke kota-kota di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Setiap tablet dipakai oleh dua siswa di satu meja dan diamankan dengan daftar situs mana saja yang bisa dan tidak bisa dibuka.
Namun, tablet tersebut tidak boleh dibawa pulang dan hanya dipakai di sekolah.
Program e-Sabak tersebut, menurut juga sebagai sarana mengubah paradigma penilaian orangtua terhadap keberhasilan seorang anak melalui pendidikan formal.
Evaluasi program e-Sabak
Sementara itu ketua Dewan Pendidikan Kota Depok yang juga anggota DPRD Kota Depok Hafid Nasir menambahkan pihaknya akan mengevaluasi program tersebut.
"Ya kami dengar program tersebut kami akan cek dulu dan evaluasi jika bagus bisa saja diterapkan di sekolah di Depok," papar Hafid saat dihubungi wartawan, Rabu (11/9/2019).