Rusuh Papua
Pemuda Papua Sebut Ada Pembiaran Pemerintah Terhadap Ormas Anarkis
Pemuda Papua menyebut jika sudah sering mereka digerebek oleh Ormas-ormas anarkis. Tetapi pemerintah terkesan membiarkan hal tersebut terjadi.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Tokoh pemuda Papua Mamat Alkatiri menyayangkan pemerintah yang terus menerus melakukan pembiaran terhadap ormas-ormas yang kerap melakukan tindakan diskriminasi mahasiswa Papua.
Mamat menjelaskan jika kejadi pengepungan Surabaya bukanlah yang pertama kali terjadi yang menimpa mahasiswa Papua.
Ormas yang sama, kata Mamat, pernah melakukan tindakan yang lebih parah dari kejadian Surabaya saat mereka menggelar diskusi di Yogyakarta.
“Pernah ada pengepungan asrama Papua bahkan kasus ini lebih besar dan seram dari Surabaya, lagi-lagi pengepungan dilakukan oleh beberapa Ormas,” kata Mamat dalam tayangan Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan di Youtube pada Selasa (3/9/2019).
• Asrama Yahukimo Sepi, Mahasiswa Papua Mulai Tinggalkan Jakarta
• Disebut Dalang Kerusuhan Papua, Benny Wenda Pernah Dipenjara Hingga Dapat Penghargaan di Inggris
Mamat menyayangkan jika pemerintah nyatanya tidak pernah bertindak tegas terhadap Ormas-ormas tersebut.
“Tapi tetap saja pemerintah memberikan ruang kepada Ormas-ormas yang bergaya militer,” ungkap Mamat.
Mereka kata Mamat selalu menuduh mahasiswa Papua sebagai gerakan saparatis setiap kali mereka melakukan kegiatan.
“Padahal mahasiswa Papua saat itu mau melakukan diskusi doang, subuh-subuh sudah digerebek katanya kita pro saparatis,” jelas Mamat.
• DISERTASI Seks di Luar Nikah, Abdul Azis Minta Maaf dan 5 Pernyataan Keras MUI: Mengarah Seks Bebas!
Mamat juga menyayangkan tanggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap terlalu meringankan masalah diskriminasi yang kerap dialami mahasiswa Papua di perantauan.
“Ya oke kalau orang Papua disuruh memaafkan ya kita udah sering memaafkan, sudah dari lama, kita sudah terlalu sabar dalam menghadapi kasus ini,” kata Mamat.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya Pada Rabu (15/8/2018), organisasi masyarakat, seperti Patriot Muda, Benteng NKRI, dan Pemuda Pancasila (PP), mendatangi AMP untuk melakukan pemasangan bendera Merah Putih di halaman asrama di Jalan Kalasan No 10, Surabaya.
Kedatangan puluhan anggota ormas tersebut disambut protes sejumlah mahasiswa.
Para mahasiswa menolak pengibaran bendera di asrama mereka karena tahun-tahun sebelumnya tidak ada pengibaran bendera di asrama.