Rusuh Papua
Lima Penambang Emas di Yakuhimo Papua Tewas Dipanah dan Dibacok, 74 Orang Selamat
MABES Polri mengataku berhasil menyelamatkan sedikitnya 74 orang dalam insiden penyerangan terhadap penambang emas di Yahukimo, Papua, Senin.
MABES Polri mengataku berhasil menyelamatkan sedikitnya 74 orang dalam insiden penyerangan terhadap penambang emas di Yahukimo, Papua, Senin (2/9/2019) lalu.
"Yang berhasil lolos kurang lebih sekitar 74 orang berhasil diselamatkan," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Ia menuturkan, pihaknya masih mendalami kronologi penyerangan yang menewaskan lima orang tersebut.
• Mahfud MD: Papua Tidak Boleh Minta Merdeka
Menurutnya, keterangan dari para saksi akan didalami nantinya.
Sebab, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan fokus utama pihaknya adalah mengevakuasi pekerja yang masih berada di hutan.
"Masih didalami (kronologi). Baru bisa diminta keterangan untuk detailnya nanti."
• FOTO-FOTO Evakuasi Polisi Meninggal Ditabrak Saat Menilang di Tol Ciledug, Mobil Patroli Ringsek
"Yang penting kita evakuasi dulu untuk pekerja yang masih di hutan," tuturnya.
Sebelumnya, Mabes Polri menyebut ada lima penambang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua, tewas diserang menggunakan anak panah dan senjata tajam jenis parang.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, ada penambang emas lain yang tak diketahui jumlahnya, berhasil melarikan diri ke dalam hutan.
• Kronologi Polisi Meninggal Ditabrak Truk Saat Tulis Surat Tilang di Tol Ciledug
"Informasi awal diketahui sekitar 5 orang meninggal, karena kena parang dan anak panah."
"Sedangkan sisanya masih melarikan diri ke dalam hutan," ucapnya.
Ia menyebut dugaan sementara kepolisian, pelaku penyerangan terhadap penambang emas itu adalah warga Yahukimo sendiri.
• Empat Jenazah Korban Kecelakaan di Tol Cipularang Sulit Diidentifikasi, Warga Diminta Melapor
Namun, tak diketahui motif penyerangan tersebut.
"Dugaan sementara, yang menyerang warga Yahukimo. Diserang sama warga lokal, menyerang begitu saja," bebernya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengungkap, saat ini aparat gabungan TNI-Polri tengah diterjunkan ke lokasi guna mengevakuasi korban dan para penambang.
• Anies Baswedan Bilang Semua Trotoar di Indonesia Bisa Dipakai untuk Berjualan
Akan tetapi, kata dia, akses menuju lokasi dinilai cukup sulit dijangkau, serta dikuasai oleh kelompok yang diduga menyerang para penambang emas.
"Saat ini aparat sedang menuju ke sana. Susah juga, mau keluar harus melalui Kabupaten Boven Digul, Kampung Distrik Gustrik."
"Itu dikuasai juga sama kelompok penyerang," ucapnya.
• Mayat Mr X Ditemukan di Kebun Kosong di Cimanggis, Pakai Cincin Bertuliskan Nama Nina
Sebelumnya, Mabes Polri mengonfirmasi Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berangkat ke Papua pada Senin (2/9/2019) sore.
Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, kedua pucuk pimpinan aparat keamanan itu akan berangkat pukul 16.00 WIB, untuk memastikan perkembangan keamanan di lokasi.
Iqbal menyebut mereka akan melakukan pengendalian dan dialog dengan tokoh yang dianggap penting oleh masyarakat.
• Wiranto: Enggak Usah Disuruh-suruh Presiden Pasti ke Papua
"Tujuannya untuk menjamin keamanan agar situasi kembali sangat kondusif, walau saat ini relatif kondusif."
"Jadi masyarakat Papua dan Papua Barat bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan, pihaknya juga akan memastikan pelaksanaan penegakan hukum, apabila memang terjadi pelanggaran di sana.
• Pencari Suaka Dibekali Uang Rp 1 Juta, Jika Masih Berkeliaran di Trotoar Bakal Ditindak
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Jawa Timur itu menuturkan lama Tito Karnavian dan Hadi Tjahjanto menetap di tanah Papua, sangat tergantung kondisi di lapangan.
Namun, diperkirakan keduanya akan menetap kurang lebih empat hingga 10 hari.
"Mungkin 4-10 hari di situ, sangat tergantung situasi dan kondisi Papua dan seluruh wilayah Indonesia."
• Fadli Zon: Jokowi, Blusukan Lah ke Papua
"Karena tanggung jawab Bapak Kapolri dan TNI sesuai regulasi," imbuhnya.
Iqbal juga mengungkap belum akan terjadi penarikan aparat gabungan TNI-Polri yang tengah bertugas di wilayah Papua dan Papua Barat.
Ia mengatakan, penarikan personel dari Tanah Papua menunggu situasi kondusif kembali.
• Politikus Muda Ini Yakin Rahmat Effendi Menang Jika Maju Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta
"Belum (akan ditarik), kita sedang melakukan dialog, upaya sosialisasi menyeluruh," ucap Iqbal.
Ia menyebut justru terjadi penambahan pasukan yang diterjunkan, pasca-aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat.
Mantan Wakapolda Jawa Timur itu menuturkan, sudah ada sekira 6.000 personel gabungan yang dilakukan untuk menjamin keamanan masyarakat.
• Ibu Kota Pindah, Djarot Saiful Hidayat: Otomatis Jakarta Lebih Longgar
"Bahkan kita tambah di Papua itu. Di Papua, Papua Barat kurang lebih 6.000 personel sudah di sana, untuk melakukan penjaminan keamanan," paparnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kondisi di Papua sudah relatif aman dan berangsur kondusif, pasca-aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di sejumlah wilayah tersebut.
Tito Karnavian mengatakan pula, pihaknya telah menyiagakan ribuan personel gabungan bersama TNI untuk mengamankan situasi di Papua.
• TOTAL Ada 20 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di Tahun 2020, Ini Daftar Lengkapnya
"Papua sudah relatif aman. Pasukan dari Polri maupun TNI yang sudah turun ke Papua dan Papua Barat itu lebih hampir 6.000 itu ada di Jayapura, Manokwari, Sorong."
"Kemudian di Paniai, Deiyai, Nabire, Fakfak."
"Kita standby-kan juga pesawat dari Polri maupun TNI, termasuk heli, kalau seandainya diperlukan," beber Tito Karnavian seusai acara HUT Polwan ke-71 di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2019).
• Fahri Hamzah Nilai Surat Kajian Pemindahan Ibu Kota Bikinan Jokowi Seperti Naskah Pengembang
Ia menjelaskan, banyak pihak yang turut membantu untuk berdialog dengan masyarakat setempat, guna meredam kerusuhan. Antara lain, Wakil Gubernur Papua, Kapolda, hingga Pangdam setempat.
"Banyak pihak termasuk paguyuban dan masyarakat Papua yang asli juga sudah melakukan banyak dialog."
"Kemudian kita tetap menggelar pasukan di sana sampai dengan situasi aman, masyarakat merasa terjamin keamanannya," ucapnya.
• Diungkap Dahlan Iskan, Gerindra Benarkan Prabowo Punya Lahan di Ibu Kota Baru
Kapolri juga mengungkap keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan di beberapa wilayah Papua Barat dan Papua, beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan informasi dari intelijen, Tito Karnavian menyebut kelompok yang berupaya melakukan kerusuhan memiliki hubungan dengan pihak asing atau jaringan internasional.
"Ada, ada (keterlibatan pihak asing)," ujar Tito Karnavian saat menghadiri HUT ke-71 Polwan, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2019).
• 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan di Deiyai Sudah Kembali, Dikejar Sampai Gunung
"Kita tahulah kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional," sambungnya.
Meski demikian, mantan Kapolda Metro Jaya itu tidak menjelaskan secara detail siapa pihak asing yang dimaksud, dan apa peran yang bersangkutan dalam kerusuhan tersebut.
Menurutnya, pihaknya akan menangani kasus keterlibatan pihak asing itu melalui cara bekerja sama dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan Intelijen.
• Nenek yang Ditemukan Sudah Jadi Kerangka Terakhir Terlihat Warga 10 Bulan Lalu
"Jadi kami harus menanganinya baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kerja sama kita dengan Ibu Menlu (Menteri Luar Negeri) dan jaringan intelijen," ungkapnya.
Dalam kesempatan sama, Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal menegaskan, kasus ini harus ditangani secara komprehensif.
Iqbal mengatakan pihaknya bersama seluruh stakeholder terkait tengah memetakan sejauh mana keterlibatan pihak asing tersebut.
• Pemerintah Tahu Siapa Aktor Kerusuhan di Papua, Wiranto Sebut Ada yang Coba Cari Keuntungan
Selain itu, ia juga menuturkan pihak-pihak yang diduga menggerakkan massa untuk melakukan kerusuhan, tengah didalami.
Polri, katanya, tak segan menindak apabila menemukan bukti hukum.
"Ini sedang kami petakan. Pihak kami, jaringan intelijen dengan beberapa lembaga terkait, sudah bekerja."
• Pemerintah Ogah Dialogkan Referendum, Ali Mochtar Ngabalin: Dari Rasis ke Separatis Tidak Nyambung
"Intinya, kami tidak bisa juga menyampaikan seluruhnya di sini. Ini diplomasi antar-negara," ujar Iqbal.
"Pihak-pihak yang diduga menggerakkan sudah dipetakan dan sedang didalami. Kalau misalnya terbukti secara hukum, tentunya akan ditindak," tegasnya. (Vincentius Jyestha)