Peristiwa

Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang Libatkan 15 kendaraan Terbakar dan Mengakibatkan 6 Korban Tewas

Musibah berupa kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipularang, Purwakarta. Sejumlah kendaraan terbakar di KM 92 dari arah Bandung menuju Jakarta.

Banyaknya penyempitan jalan di ruas jalan tol karena adanya pembangunan jalan tol layang, pembangunan jalur kereta api cepat, dan Light Rapid Transit (LRT).

Akibatnya, sering terjadi sejumlah kecelakaan lalu lintas di kawasan jalan tol tersebut.

Berikut ini liputan yang dilaksanakan Kompas TV, Senin (2/9/2019).

Selain itu, tragedi mengerikan kecelakaan ini juga diunggah melalui akun TMC Polda Metro Jaya.

Musibah kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat.

Sejumlah kendaraan terbakar di kilometer 92 dari arah Bandung ke Jakarta.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.

Dikabarkan, ada sebanyak 6 korban jiwa terenggut dalam kecelakaan ini.

Sejumlah kendaraan juga dilaporkan terbakar akibat peristiwa tragis ini.

Tribun Jabar juga melaporkan, kendaraan truk tergantung di tebing akibat peristiwa ini.

Sebuah kecelakaan beruntun terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang di ruas Bandung arah Jakarta, Senin (2/9/2019).

Kecelakaan diduga terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.

Dilansir dari Kompas TV, menurut salah seorang saksi, Reestia Dela, kecelakaan terjadi di sekitar kilometer 92.

"Jumlah pastinya belum bisa diketahui, tapi tak hanya kendaraan pribadi, ada truk, dan bus juga," ujarnya.

Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang mengakibatkan 15 kendaraan terlibat dengan sejumlah korban jiwa.
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang mengakibatkan 15 kendaraan terlibat dengan sejumlah korban jiwa. (Kompas TV)

Kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun tersebut terjadi sebelum rest area di dekat Kilometer 92 Tol Cipularang

Nampak secara visual, sejumlah kendaraan nampak dalam kondisi rusak di sekitar ruas jalan.

Beberapa kendaraan nampak terbakar dan menguarkan asap hitam yang membumbung.

Beberapa kendaraan pun nampak bertumpuk dan terlempar hingga keluar ruas jalan tol.

Belum diketahui jumlah korban akibat kecelakaan beruntun tersebut.

Tabrakan berunyun terjadi di Tol Cipularang KM 92 yang masuk wilayah Purwakarta.

Kecelakaan terjadi Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30.

Jurnalis Kompas TV, Reesta Dela melaporkan kecelakaan melibatkan sekitar 10 kendaraan.

Terlihat di siaran Kompas TV, beberapa mobil yang terlibat kecelakaan beruntun.

Ada mobil minibus berwarna biru dan hitam.

Ada juga truk yang terlibat kecelakaan.

Reesta Dela menjelaskan, tabrakan beruntun membuat arus lalu lintas dari arah Bandung menuju Jakarta.

Polisi yang datang ke lokasi melakukan contraflow dari arah Jakarta menuju Bandung.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui berapa korban akibat tabrakan beruntun tersebut.

"Belum diketahui jumlah korban."

"Ada truk tronton juga yang terlibat kecelakaan," kata Reesta Dela.

Di tayangan itu juga terlihat ada truk yang posisinya menggantung di dekat tebing.

Di bawahnya ada mobil minibus berwarna silver.

Kepala Sub Layanan Jalan Tol Purbaleunyi, Sartono, mengatakan, pukul 12.30 di KM 92 arah Jakarta.

"Kemungkinan lebih dari lima kendaraan."

"Saat ini, sedang proses pengamanan," katanya di Kompas TV yang melakukan siaran langsung dari lokasi kecelakaan tersebut.

Ia mengatakan, pihaknya mendapat informasi dan langsung melakukan penanganan.

Para korban kemudian dilarikan ke RS Muh Thamrin Purwakarta.

Kapolres Purwakarta AKBP Matrius mengatakan kecelakaan melibatkan 15 kendaraan.

Tautan asal

Sebelumnya, juga terjadi tabrakan beruntun di KM 18A Tol Jakarta-Cikampek pada Rabu (18/8/2019).

Hal itu mengakibatkan terjadi kemacetan hingga 10 kilometer (km).

Kepala Sub Bagian Humas Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Hendra Damanik mengatakan, tabrakan beruntun terjadi di KM 18A +33 M arah ke Cikampek, sekitar pukul 12.30 WIB.

Tabrakan itu melibatkan lima kendaraan, yang terjadi sebagai akibat salah satu mobil berhenti mendadak.

"Tabrakan belakang dari lajur 1, ada rem dadakan dan kurang jaga jarak," ujar Hendra saat dikonfirmasi, Rabu (28/8/2019).

Terjadi tabrakan beruntun di KM 18A Tol Jakarta-Cikampek, pada Rabu (18/8/2019). Imbas terjadi kemacetan hingga 10 kilometer (km).
Terjadi tabrakan beruntun di KM 18A Tol Jakarta-Cikampek, pada Rabu (18/8/2019). Imbas terjadi kemacetan hingga 10 kilometer (km). (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Kelima mobil itu, Mobil Box, Kijang Inova B 1872 BIT, Honda Brio B 2005 OI, Toyota Fortuner B 1065 FJE, dan Dum Truck B 9105 PYX.

Pihak Jasa Marga bersama Kepolisian mendapatkan laporan itu langsung ke lokasi melakukan penanganan.

"Sempat terjadi kepadatan, sekarang sudah aman, lajur sudah terbuka. Dan petugas kami bersama kepolisian tengah menguraikan kepadatan itu," katanya. 

 Istri Korban Pembunuhan Sempat Berupaya untuk Menghubungi Ponsel Suaminya yang Tak Kunjung Dijawab

 Dinsos DKI Ungkap Pemberian Pemberian Bantuan Disabilitas Mengacu pada Data Kementerian

 Proyek Tol Layang Tidak Kunjung Selesai karena SUTET Meski Kemacetan Jalan Tol Japek Makin Kronis

Sementara itu, penyelesaian konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II elevated atau Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) terhambat oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Titik SUTET itu berada di KM 17 dekat Apartemen Grand Dhika atau dekat Gerbang Tol Bekasi Timur.

Sehingga, di titik yang ada SUTET tersebut belum dipasang box girder.

"Semua box girder sudah dipasang, tersisa 4 saja di KM 17 karena ada SUTET," ujar Pimpinan Proyek Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) Suchandra Hutabarat kepada Warta Kota, Rabu (28/8/2019).

Sementara, arus lalu lintas di jalan tol tersebut tidak kunjung lancar, setiap saat terjadi kemacetan kronis sejak ada proyek jalan tol layang tersebut.

Suchandra menjelaskan pemasangan box girder tak bisa dilakukan karena ada tegangan induksi.

"Proyek itu kan melintasi bawa Sutet itu, engga boleh terlalu dekat ada jarak minimal. Maka dari itu kami minta agar dibuat lebih tinggi," ucap dia.

 Mega Kaget karena Tak Mengira Kamarnya Terlalu Kecil Setelah Dia Melihat Hunian DP 0 Rupiah

Kemacetan di jalan tol kian kronis. Penyelesaian konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek terhambat oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Kemacetan di jalan tol kian kronis. Penyelesaian konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek terhambat oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Persoalan tersebut, kata Suchandra, sudah dibahas dengan pihak PLN agar segera dilakukan peninggian Sutet tersebut.

Tidak langsung ditinggikan Sutet itu dikarenakan menunggu desain dari Proyek Kerata Api Cepat Jakarta-Bandung agar PLN tidak kerja dua kali.

"Jadi Sutet ini kan bukan menghambat proyek Tol Layang saja, tapi LRT juga sama Kereta Api Cepat. Nah baru akan dikerjakan karena nunggu desain dari Kereta Api Cepat," ungkap dia.

Untuk itu, ia berharap agar proses peninggian Sutet itu bisa berlangsung cepat agar penyelesaian proyek bisa sesuai target.

"Semua pier dan box girder kan sudah terpasang semua. Sisa 4 buah saja dilokasi yang ada Sutet itu. Diharapkan agar bisa segera diselesaikan agar target kami beroperasi akhir tahun 2019 terlaksana," jelas dia.

Pekerjaan konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) telah mencapai progres 94,5 persen, ditargetkan selesai pada akhir September 2019.

Suchandra mengatakan untuk pekerjaan kontruksi selesai September 2019, akan tetapi untuk pengoperasian ditargetkan pada November atau paling lambat Desember 2019.

Adapun proyek Tol Layang telah dimulai tahun 2017 itu dimulai dari KM 9 Cikunir hingga KM47+500 Karawang Barat atau total panjang 37,5 Kilometer.

Tol Layang dibangun oleh PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) dengan nilai investarsi 13 Triliun.

Tol Layang itu dibangun dari 2.573 box girder erection dengan 854 pier atau tiang beton.

"Jadi memang sebentar lagi, kami optimis pada Libur Natal dan Tahun Baru sudah bisa beroperasi," ungkap dia.

 Fadli Zon Ungkap AIPA Seharusnya Jadi Forum Terhormat Bukan Basa Basi atau Seremonial

Tol Layang itu memiliki dua lajur arah Cikampek dan dua lajur arah Jakarta. Fasilitas lainnya yakni adanya lokasi pemberhentian darurat jika terjadi kendala pada kendaraan.

"Ini kan pintu masuk hanya di Cikunir dan pintu keluar di Karawang Barat. Ini khusus kendaraan yang mau langsung menuju ke Karawang Timur, Cikampek atau Cipularang, atau dari Karawang Barat yang ingin langsung ke Cikunir," jelas dia.

Adapun untuk tarif, kata Suchandra pihaknya belum bisa memaparkan. Pasalnya, masih tahap pembicaraan bersama pemerintah pusat.

"Untuk waktu fungsional atau tarif belum bisa kami informasikan," ucap dia.

Hadirnya Tol Layang ini mampu mengurangi kepadatan yang kerap terjadi di Tol Jakarta-Cikampek.

 BJ Habibie Ungkap Air Matanya Tumpah Saat Terakhir Kali Dia Berbicara dengan Presiden Soeharto

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved