Dua Sertifikat Tanahnya di Solo Raib, Jokowi Minta Ganti Baru

Hilangnya sertifikat tanah milik Presiden Jokowi ini diumumkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Surakarta pada 29 Agustus 2019.

TribunSolo.com/Ryantono
Iklan BPN di koran lokal Solo yang menyebut sertifikat tanah Presiden Jokowi hilang. 

"Subhanallah, pertolongan Allah, karena memang sangat membutuhkan," ucap Atiyah di lokasi.

Atiyah mengatakan demikian, karena dia mengaku sudah jauh hari punya rencana untuk meminjam uang dengan cara menggadaikan tanah seluas 112 meter miliknya ke bank.

Hasil uang pinjaman itu akan dipergunakan membuka usaha di bidang travel haji dan umrah. Harapannya, Atiyah mendapat pinjaman uang Rp 500 juta dari bank.

 Kakak Berusaha Selamatkan Adik dari Kebakaran, tapi Akhirnya Sama-sama Meninggal Terjebak di Ruko

Katanya, pinjaman uang sebesar itu sudah direncanakan dengan matang, untuk pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan biaya sekolah anak. Dia juga menyebut sudah menghitung soal tenggat waktu pengembalian uang pinjaman itu.

"Untuk buka usaha dengan menyekolahkan sertifikat ini ke BRI. Kalau bisa Rp 500 juta, Insyaallah saya akan meminjam dan memulai SIUP travel haji dan umroh," ungkap Atiyah.

Mendengar cerita pemanfaatan sertifikat tanah dan besaran uang yang diharapkan Atiyah, Jokowi kemudian berkelakar agar Atiyah berbicara dengan Gubernur DKI Anies Baswedan supaya dipinjamkan Rp 500 juta.

 BREAKING NEWS: Ayah Tega Tendang dan Ancam Bunuh Anak karena Tak Terima Mantan Istri Pacaran Lagi

"Oh gede banget, kalau enggak dapat ngomong ke Pak Gubernur," ujar Jokowi disambut gelak tawa warga.

Kemudian ,Jokowi berpesan kepada warga yang mau menyekolahkan sertifikat tanahnya, agar terlebih dahulu mengalkulasikan alokasi penggunaan dana pinjaman itu.

Jokowi mewanti-wanti, jangan sampai dana pinjaman itu malah dibelikan mobil, cuma untuk pamer berputar-putar kampung.

 Gadis Ini Jadi Anak Punk dan Mengamen karena Orang Tua Bercerai, Begini Caranya Hindari Pelecehan

"Saya titip kalau sertifkat mau dipakai untuk bangunan tolong dikalkulasi, hitung dulu. Kalau dapat Rp300 juta, saya titip yang Rp 150 juta jangan buat beli mobil biar bisa muter-muter kampung," sarannya.

Jokowi pun menegaskan akan tetap menjalankan program pembagian sertifikat tanah ke masyarakat, meski ada pihak yang mengkritiknya karena dinilai tidak berguna.

"Kalau ada yang bilang, bagi-bagi sertifikat enggak ada gunanya, ya silakan ngomong seperti itu. Tapi tetap program ini akan kita lanjutkan," ujar Jokowi saat pembagian sertifikat tanah di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (22/2/2019).

 Korban Tewas Kebakaran di Teluk Gong Sempat Lari Pagi Sebelum Berusaha Selamatkan Adiknya

Jokowi menjelaskan, pembagian sertifikat tanah bukan hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga dijalankan di seluruh daerah di Indonesia. Ia menilai, program ini sangat penting untuk menghindarkan sengketa lahan di masyarakat.

"Kenapa sertifikat ini diberikan? Karena setiap saya ke desa ada sengketa lahan. Saya sampaikan apa adanya, enggak di Sumatera, Bali, Papua, semua ada yang namanya sengketa lahan. Jadi rame, ke pengadilan rame," papar Jokowi.

Di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jokowi menyerahkan 12 sertifikat tanah secara simbolis kepada masyarakat, dari total 3 ribu sertifikat yang diberikan kepada warga DKI Jakarta.

 Tangkis Serangan Fitnah, Jokowi Bakal Kasih Sepeda kepada Pihak yang Masih Menyebutnya Antek Asing

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved