Breaking News

Polisi Cianjur

Kisah Polisi Cianjur: Hari-hari Terakhir Ipda Erwin dan Istri, Anak yang Ikhlas, dan Cerita Asgar

Kisah Polisi Cianjur: Hari-hari Terakhir Ipda Erwin dan Istri, Anak yang Ikhlas, dan Cerita Asgar

Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Kisah Polisi Cianjur: Hari-hari Terakhir Ipda Erwin dan Istri, Anak yang Ikhlas, dan Cerita Asgar. Jenazah Ipda Erwin Yudha saat akan dibawa ke Masjid Agung Cianjur. 

"Saya ikut sedih, Pak. Terpukul juga rasanya," ujar DA, salah seorang di antaranya, sambil memegang dada. Saat dihampiri dan ditanya, tangannya gemetaran.

Sedih dan rasa duka juga disampaikan Ketua Persatuan Alumni GMNI Cianjur, Iwan Permana. Iwan mengatakan, alumni GMNI akan melayat ke rumah keluarga korban.

"Dari keluarga para tersangka juga sudah berniat akan melayat, mungkin waktunya akan diinformasikan kembali," kata Iwan.

Ia mengatakan, hingga kemarin masih terus membantu pihak kepolisian untuk mempermudah pemeriksaan para mahasiswa yang terlibat dalam aksi unjuk rasa.

"Kami prihatin atas aksi beberapa waktu lalu itu. Kami mendukung sepenuhnya upaya kepolisian dalam menuntaskan kasus ini," kata Iwan.

Pelajar bernama Muhamad Ridwan Suryana (18), pelajar SMK Pasundan I Cianjur, tak menyangka foto aksinya akan viral saat menolong Ipda Erwin terbakar dan tergeletak di trotoar dan menjadi satu korban dari aksi unjuk rasa.
Pelajar bernama Muhamad Ridwan Suryana (18), pelajar SMK Pasundan I Cianjur, tak menyangka foto aksinya akan viral saat menolong Ipda Erwin terbakar dan tergeletak di trotoar dan menjadi satu korban dari aksi unjuk rasa. (Istimewa)

LIMA TERSANGKA PEMBAKAR POLISI CIANJUR

Sejauh ini polisi sudah menetapkan lima tersangka. Mereka adalah RS, yang diduga kuat menjadi orang yang melemparkan bensin ke arah polisi. RS adalah anggota GMNI Cianjur. Empat lainnya adalah OZ, AB, MF, dan RR.

Kelimanya masih mahasiswa. Semula, para tersangka dijerat Pasal 170, 213, dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

Menurut Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Budi Nuryanto, pasal untuk lima tersangka ini otomatis berubah seiring dengan gugurnya Ipda Erwin.

"Kini mereka kami kenakan Pasal 351 penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Hukumannya maksimal 15 tahun penjara," kata Budi seusai pemakaman.

Jumlah tersangka masih bisa bertambah. Untuk sementara ini, kata Budi, polisi masih melakukan penyempurnaan pemeriksaan sebelum masuk ke tahap selanjutnya.

KETIGA POLISI KORBAN MEMBAIK

Dari empat polisi yang mengalami luka bakar, hanya Ipda Erwin yang dirujuk ke RS Pertamina.

Dua lainnya, Briptu Fransiskus Aris Simbolon dan Briptu Yudi Muslim yang dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Seorang lainnya, Briptu Anif dirujuk ke RS Sartika Asih.

Kondisi ketiganya dikabarkan terus membaik. Dr Hardisiswo Soedjana, dokter spesialis operasi bedah plastik RSHS Bandung yang merawat Briptu Aris dan Briptu Yudi, bahkan mengatakan keduanya sudah bisa pulang dalam waktu dekat.

"Kalau keadaannya terus membaik, Jumat 30 Agustus nanti sudah bisa pulang," kata Hardi saat ditemui di RSHS Bandung, kemarin.

Ia mengatakan, Yudi dan Aris sudah mulai bisa tidur nyenyak.

"Sebelumnya sempat tidak bisa tidur, mungkin salah satunya trauma psikis. Di luar alam bawah sadarnya ada tekanan atau depresi karena lihat lukanya seperti itu," ujarnya.

Dari dua korban yang dirawat di RSHS, kata Hardi, luka Yudi terbilang lebih parah.am waktu dekat.

"Keduanya maksimal seminggu lagi sudah bisa pulang, dengan catatan harus dilakukan fisioterapi," ujarnya. 

Ipda Erwin Yudha Wildani, Anggota Bhabinkamtibmas Polres Cianjur tersebut mengamankan aksi demo mahasiswa di depan Pemkab Cianjur, Kamis (15/8/2019).

Saat itu, ada peserta demo mahasiswa yang mulai membakar ban.

Beberapa polisi yang bertugas, termasuk Ipda Erwin, mendekat ke arah ban yang telah dibakar itu.

Nahas, ada peserta aksi yang menyiram bahan bakar minyak ke arah ban tersebut.

Api langsung menyambar ke anggota kepolisian yang hendak memadamkan bakar-bakaran ban tersebut.

DITOLONG ASGAR dan MUHAMMAD RIDWAN SURYANA  

Saat kejadian Ipda Erwin berguling-guling di jalan depan Pendopo Cianjur. Badannya berkobar terbakar api.

Seorang pria berjaket kulit melihat kejadian itu.

Ia langsung menyingkirkan batu yang ada di dekat Ipda Erwin.

Ya, itu adalah penggalan kejadian kericuhan demonstrasi yang terekam dalam video.

Rupanya, pria berjaket kulit itu adalah Didi Rosiadi (43) alias Asgar.

Saat kejadian, warga Kampung Jambudipa RT 03/01, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur itu tengah berada di lokasi kejadian.

Ia sedang menonton aksi demonstrasi tersebut.

Berdasarkan penuturan Asgar, polisi yang terbakar itu langsung terjatuh.

Asgar langsung menyingkirkan batu yang menghalangi Ipda Erwin.

Aparat polisi lainnya membantu memadamkan api di badan Ipda Erwin.

Sejenak, aparat polisi itu mundur untuk mencari bantuan.

Kemudian, Asgar sigap maju untuk memadamkan api tersebut.

Ia menyambar dus bekas air minum yang tergeletak di jalan.

Dus itu ia pukul-pukulkan ke badan Ipda Erwin agar api yang berkobar bisa padam.

Dalam hitungan detik, api tersebut padam.

Berdasarkan video yang beredar, Asgar mencari bantuan agar Ipda Erwin bisa dievakuasi.

Tangannya bergerak-gerak seperti memanggil orang.

Asgar menjauh dari Ipda Erwin saat sebuah angkot datang.

Saat itu, muncul sosok Muhammad Ridwan Suryana (18), pelajar SMK Pasundan I Cianjur.

Ia mendekati Ipda Erwin yang terkapar.

Sambil menahan kepala Ipda Erwin, Muhammad Ridwan Suryana memberikan air minum.

Aksi Asgar dan Muhammad Ridwan Suryana tentu menjadi sorotan.

Merekalah yang menolong Ipda Erwin ketika terkena musibah.

Meski mendapat sorotan dan pujian, Asgar adalah sosok yang rendah hati.

Ia sempat enggan diwawancara terkait pertolongan yang sempat ia berikan kepada Ipda Erwin.

Menurutnya, menolong sudah menjadi kewajiban bagi manusia.

Teman-temannya pun heran dengan keputusan Asgar.

Bagi Asgar menolong tak harus ada embel-embel.

Ditemui tak sengaja di Jalan Siliwangi, Asgar akhirnya mau menceritakan kronologi pemadaman api di tubuh Ipda Erwin.

"Saat kejadian unjukrasa saya ada di lokasi ikut menonton aksi demo, ketika kejadian mulai kisruh lalu ada polisi yang terbakar, aparat kepolisian tersebut langsung jatuh," ujar Asgar, Selasa (20/8/2019).

Asgar melihat ada batu, lalu batunya itu ia singkirkan dengan cara ditendang takut kena badan polisi yang guling-guling terbakar.

"Pas begitu saya mendengar polisi tersebut teriak, panas, panas, tolong, saya berinisiatif sendiri mematikan api, cari alat memadamkan kebetulan menemukan dus," kata Asgar.

Asgar bersyukur api sampai bisa padam lalu ia sempat melihat korban dan sudah hangus.

"Alhamdulilah bisa padam, saya melihat korban sangat mengerikan sekali, mau saya gendong saya khawatir kulitnya terkelupas terkena jaket kulit saya," katanya.

Ia lalu keluar kerumunan dan mencari mobil untuk mengangkut korban, pertama diminta begitu juga sopir angkot ketakutan, ternyata akhirnya ada yang mau.

"Saya berpikir api harus cepat padam tadinya mau sama jaket kulit tapi waktu tak akan cukup spontan saya langsung menyambar dus untuk memadamkan api," ujar Asgar.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sempat Dendam Ayahnya Jadi Polisi Cianjur yang Terbakar, Anak Ipda Erwin: Sekarang Saya IkhlasWawancara Eksklusif dengan Istri Ipda Erwin, Sukarni Kisahkan Hari-hari Terakhir Polisi Cianjur Itu,, dan  Perjuangan Ipda Erwin, Sempat Sadar padahal Penuh Luka Bakar, Polisi Cianjur Itu Kini Gugur.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved