Polisi Cianjur
Kisah Polisi Cianjur: Hari-hari Terakhir Ipda Erwin dan Istri, Anak yang Ikhlas, dan Cerita Asgar
Kisah Polisi Cianjur: Hari-hari Terakhir Ipda Erwin dan Istri, Anak yang Ikhlas, dan Cerita Asgar
"Kami semua sudah ikhlas. Kami sudah ikhlas," Erik Yudha Saputra dengan suara bergetar.
Diketahui, Ipda Erwin adalah satu dari empat polisi Cianjur yang terbakar saat bertugas mengamankan unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa di depan kantor Pemkab Cianjur, dua pekan lalu.
Keempatnya terkena sambaran api saat berusaha memadamkan kobaran api dari ban bekas yang sengaja dibakar oleh para pengunjuk rasa.
Api menyambar keempatnya setelah seorang pengunjuk melemparkan kantong bensin ke arah mereka.
Dari keempat korban, luka Erwin yang paling parah. Ipda Erwin akhirnya meninggal, dini hari kemarin, setelah 11 hari dirawat di RS Pertamina Jakarta.
Erik mengaku masih belum bisa mengerti alasan pengunjuk rasa melemparkan kantong bensin itu ke arah ayahnya. Selain tak berperikemanusiaan, tindakan itu sangat bodoh.
"Saya sempat dendam, bahkan sempat kepikiran untuk membalas," ujarnya.
Namun, kata Erik, dendam dan kemarahan itu sudah tak ada lagi.
"Sekarang saya sudah ikhlas. Saya memilih untuk mendoakan ayah agar diterima di sisi-Nya dan diampuni segala dosanya," kata Erik, yang selalu menemani ayahnya selama sebelas hari dirawat di RS Pertamina Jakarta.

KELUARGA MENANTI ITIKAD BAIK TERSANGKA
Paman Erwin, Letkol Eri Winardi, mengatakan pihak keluarga masih menanti itikad baik dari keluarga para tersangka untuk bersilaturahmi.
Ia mengatakan, keluarga Ipda Erwin terbuka dan sudah menyerahkan sepenuhnya urusan hukum kasus ini kepada polisi.
"Keluarga almarhum tak menuntut apa pun. Kami terbuka untuk urusan yang baik," kata Eri.
Kemarin, selain keluarga, kerabat, dan para tetangga, sejumlah mahasiswa yang ikut dalam unjuk rasa yang berakhir dengan jatuhnya korban dari kalangan polisi juga terlihat di pemakaman.
Saat pemakaman berlangsung mereka berada di barisan belakang. Mereka juga terlihat berduka.