Pemerintah Targetkan 200 Ribu Pelajar Jadi Nasabah Baru Bank Sampah di Jakarta Barat

Pihak Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Jakarta Barat menargetkan 200 ribu pelajar jadi nasabah baru bank sampah.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Fitriandi Al Fajri
Ilustrasi kegiatan bank sampah 

Pihak Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Jakarta Barat menargetkan 200 ribu pelajar jadi nasabah baru bank sampah.

Tujuan 200 ribu pelajar jadi nasabah baru bank sampah, yakni cara mengurangi volume sampah di Jakarta Barat.

Guna target 200 ribu pelajar jadi nasabah baru bank sampah tercapai, Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Jakarta Barat bekerjasama pihak Suku Dinas Pendidikan Wilayah I dan II Jakarta Barat.

Langkah ini dilakukan sebagai bentuk program pengurangan sampah di Jakarta Barat dari sumbernya, dan juga sebagai salah satu Kegiatan Strategis Daerah (KSD) yang tertuang di dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 102 Tahun 2018.

TERUNGKAP, Hasil Otopsi Selesai Khoriah Tewas Akibat Hantaman Benda Tumpul

Daftar Lengkap Ruas Jalan Jakarta yang Kena Perluasan Ganjil Genap, Sosialisasi Mulai Pekan Depan

VIDEO: Busa Muncul Banyak di Kanal Banjir Timur Hulu

"Hingga saat ini, sebanyak 22.600 siswa dari 126 sekolah Adiwiyata telah menjadi nasabah bank sampah"

"Kami menargetkan penambahan sebanyak 200 ribu nasabah baru bank sampah di kalangan peserta didik," Kasudin LH Jakarta Barat, Edi Mulyanto, Rabu (7/8/2019).

Ia mengatakan jika upaya pengurangan sampah ini akan di fokuskan ke lingkungan pemukiman dan sekolah yang ada di delapan Kecamatan di Jakarta Barat.

"Total sebanyak 800 sekolah dari tingkat Sekolah Dasar dan SMA swasta dan negeri ada di delapan kecamatan"

Dihantui Rekor Buruk di Kandang Persela, Persib Tetap Yakin Menang karena Tampil dengan Skuad Penuh

BERITA FOTO: Pengrajin Pohon Pinang Mulai Kebanjiran Order Jelang HUT RI

Siang Ini Polisi Beberkan Hasil Assesment Rehabilitasi Komedian Nunung dan Suaminya

"Ini potensial besar untuk mempercepat sosialisasi program penanggulangan sampai dari sumbernya," ujarnya.

Menurut Edi, volume sampah yang dibuang dari Kota Jakarta Barat ke TPA Bantargebang akan semakin berkurang.

Karena sampah-sampah itu akan di pilah, serta dicari nilai ekonomis dari sampah itu.

"Pemilahan sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomis untuk dijual lagi ke bank sampah di sekolah"

Antisipasi Pemadaman Listrik Massal, Anies Baswedan Dorong Warga Jakarta Pakai Panel Surya di Rumah

Banyak Guru Honorer di Depok Menjerit Belum Terima Gaji Tiga Bulan, Kadisdik Salahkan Pihak Sekolah

Carles Puyol Berdarah-darah Belajar Mengontrol Enerji

"dan uangnya, dimasukkan ke dalam rekening siswa yang menjadi nasabah bank sampah," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya hingga saat ini telah memiliki sebanyak 655 Bank Sampah Unit (BSU) di lingkungan pemukiman warga tersebar di delapan kecamatan.

"Sementara pengurangan sampah dari sumbernya di Jakarta saat ini dengan adanya bank sampah sekitar 19 persen"

"Ditargetkan tahun 2020, pengurangan mencapai target 30 persen," ucapnya. (JOS)

SIMAK! Syarat-Syarat Lengkap Mengurus STNK yang Hilang dan Perpanjangan STNK Kendaraan

Lewat Konser The Twenty Tour 2019, Westlife Kembali Melakukan Reuni Setelah Vakum Selama 7 Tahun

Perluasan Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku untuk Sepeda Motor, Ini Alasan Pemprov DKI

Omzet Bank Sampah Jakarta Barat Rp 3,5 Miliar

Edy Mulyanto, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat sebut bank sampah di Jakarta Barat mempunyai jumlah 13.200 nasabah.

Dengan jumlah nasabah bank sampah sebanyak itu, omzet periode Agustus 2017 hingga Juli 2018 mencapai Rp 3,5 miliar.

Omzet mencapai Rp 3,5 miliar membuat bank sampah di Jakarta Barat menjadi bank sampah dengan omzet terbesar di wilayah Jakarta.

Edy Mulyanto, Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat
Edy Mulyanto, Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat (Warta Kota/Bintang Pradewo)

"Omzet yang didapat pengumpulan sampah itu, capai Rp 3,5 miliar, terhitung sedari Agustus 2017 hingga Juli 2018 dengan jumlah nasabah 13.200 orang"

"Dibandingkan tahun kemarin, kenaikan mencapai 250 persen," kata Edy Mulyanto, Senin (13/8/2018).

Edy Mulyanto mengatakan, apabila tahun 2017, pendapatan bank sampah hanya mencapai 295 ton setahun.

Sementara pertengahan tahun 2018, pendapatan sampah mencapai 755 ton.

Edy mengatakan, pendapatan yang diperoleh saat ini karena pola pikir masyarakat sudah mulai berubah.

Artinya masyarakat kini sudah memahami keuntungan adanya bank sampah itu.

"Malah, kami kini sedang lakukan pembinaan bank sampah di sekolah-sekolah. Saya ini mau mencoba tanam jiwa kepedulian anak-anak itu terhadap lingkungan"

"Diharapkan anak-anak di usia dini sudah bisa atau tahu mengenai akan proses pemilahan sampah di rumah," kata Edy Mulyanto.

Dengan pembinaan itu, kata Edy Mulyanto, anak-anak bisa memahami sampah non-organik dan sampah organik.

Nantinya anak-anak sekolah membawa sampah dari rumahnya dan ditimbang di sekolah.

"Di sekolah, hingga kini nasabah sudah mencapai 22.600 orang yang tersebar di 30 sekolah di Jakarta Barat"

"Hanya, masih ada 72 sekolah yang belum menyediakan bank sampah. Total sekolah di Jakarta Barat ada 102 sekolah," kata Edy Mulyanto.

Setelah ke sekolah, pihaknya akan memasuki kampus untuk menyediakan bank sampah.

Namun sejauh ini baru Kampus Ukrida yang dikunjungi sekadar perkenalan.

"Kemudian dilanjutkan ke dunia bisnis seperti mal dan pasar. Adanya bank sampah ini, bisa deposit pengiriman sampah ke Bantargebang, Bekasi, dapat berkurang"

"Secara presentasinya belum begitu banyak. Kami kurangin (sampah) sekitar 1.100 ton sedari Agustus," kata Edy Mulyanto.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved