Kesehatan Mental
Pria yang Enggan Akui Stres dan Depresi Bisa Terancam Jiwanya, Sayangi Pria Anda!
“Banyak orang tidak mau mengakui bahwa mereka memiliki masalah ini. Mereka masih melihat depresi sebagai tanda kelemahan."
"Saya pikir sebagian pria menganggap dirinya macho," kata Dr Raymond Hobbs, konsultan dokter di Blue Cross Blue Shield of Michigan, Amerika Serikat.
“Banyak orang tidak mau mengakui bahwa mereka memiliki masalah ini. Mereka masih melihat depresi sebagai tanda kelemahan."
Menurut dia, pemikiran itu sudah ketinggalan zaman, peninggalan generasi sebelumnya yang tidak berbicara soal pemahaman medis saat ini tentang penyakit mental.
“Kami tahu lebih banyak sekarang dan kami mengenali perubahan kimia yang terjadi. Dalam banyak hal, penyakit mental seperti diabetes atau kondisi fisik lainnya,” katanya.
Hobbs menunjukkan bahwa banyak orang tidak melihatnya seperti itu.
Sebaliknya, mereka melihat perjuangan kesehatan mental sebagai masalah pribadi dan kurang tabah.
Stigma itu terus berputar dalam kehidupan pria, belum lagi tekanan masyarakat pada pria untuk selalu kuat.
• Kurang Tidur Bisa Memengaruhi Emosional dan Kesehatan Mental Anda, Ini Alasannya
Banyak pria sulit mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan dan perhatian.
"Ada pekerjaan yang harus kita lakukan sebagai masyarakat sehubungan dengan stigma meminta bantuan dari para pria," Zach Levin dari Hazelden Betty Ford Foundation.
"Meskipun kami telah melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik untuk mengurangi stigma dan memperluas peluang untuk dukungan.”
Menurut Levin, pria masih malu dan memiliki rasa bersalah sehingga mereka enggan meminta bantuan.
Beban maskulinitas beracun
Penelitian menemukan bahwa pria juga mengalami kesulitan membangun hubungan sosial.
The American Psychological Association memiliki podcast tentang bagaimana maskulinitas dapat menjadi beban kesehatan mental.
"Ketika Anda berbicara tentang maskulinitas toksik, itu menjadi cara pria dibesarkan. Mereka seperti yang kita ajarkan untuk menjadi kuat dan pendiam,” ucap Hobbs.