Suhu Udara di Bekasi Sangat Dingin Saat Dini Hari tapi Menyengat Saat Siang, Ini Penjelasan BMKG

Berdasarkan aplikasi weather widget di handphone pada Rabu (17/7/2019) pukul 04.00 WIB, suhu udara di Bekasi mencapai 23 derajat celsius.

Penulis: Muhammad Azzam |
(KOMPAS.com/DOK UPT PENGELOLAAN OBYEK WISATA BANJARNEGARA)
ILUSTRASI 

SEKITAR satu pekan terakhir, suhu udara di Bekasi terasa dingin.

Suhu dingin itu terjadi mulai malam hari hingga pagi hari.

Suhu udara semakin dingin saat dini hari hingga menjelang subuh.

Lagi, MA Tolak Permohonan Kasasi Prabowo-Sandi Soal Dugaan Kecurangan Pilpres 2019

Berdasarkan aplikasi weather widget di handphone pada Rabu (17/7/2019) pukul 04.00 WIB, suhu udara di Bekasi mencapai 23 derajat celsius.

Bahkan, pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, suhu udara masih cukup rendah, yakni 27 derajat celsius.

Keadaan itu berbalik pada siang harinya, suhu udara di wilayah Bekasi terasa sangat panas dan terik.

GNPF Ulama Bakal Gelar Ijtima Ulama Jilid Empat, Salah Satu Agendanya Bahas Kepulangan Rizieq Shihab

Pada siang hari, suhu udara bisa mencapai 33 derajat celsius.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, fenomena itu hampir dirasakan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Bekasi.

Kepala Subbidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat Adi Ripaldi mengatakan, fenomena ini terjadi akibat musim kemarau berkepanjangan.

Tak Lolos Seleksi Capim KPK, Natalius Pigai: Cuma Orang Jahat yang Bisa Coret Saya dari Awal

Saat musim kemarau, suhu di suatu wilayah menjadi lebih dingin pada malam hari, dan panas saat siang hari.

"Penyebabnya, dari suhu udara itu karena minimnya awan."

"Waktu malam, pelepasan panas bumi ke atmosfer tidak lagi terjebak oleh awan yang menutupi langit," kata Adi saat dikonfirmasi, Rabu (17/7/2019).

Amien Rais: Yang Ngomong Kursi Jabatan Sesuatu yang Hebat, Belum Paham Arti Kehidupan

Berdasarkan data BMKG, suhu minimum wilayah Bekasi berada di angka 23 derajat celsius.

Sementara, suhu maksimum 33 derajat celsius.

Diperkirakan, pada malam hari ini suhu di Bekasi berkisar 25 derajat celsius.

Wali Kota Tangerang Hentikan Pelayanan, Instansi-instansi Kemenkumham Cuek

Suhu minimum di wilayah Bekasi terjadi sekitar pukul 03.00-04.00 WIB.

Sedangkan suhu di pagi hari pada pukul 08.00-09.00 WIB, berkisar 26-27 derajat Celsius.

Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Berselisih dengan Menkumham, Wali Kota Tangerang Dinilai Sedang Cari Momentum untuk Karier Politik

Dan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada awal Agustus hingga pertengahan September.

Sebelumnya, Ika (28), warga Bekasi Barat, mengaku heran atas fenomena tersebut.

"Iya, dingin banget Bekasi, apalagi kalau sudah mau-mau subuh."

PA 212 Tak Senang Prabowo Bertemu Jokowi, tapi Juga Tidak Kecewa

"Biasa enggak pakai selimut ini jadi pakai selimut," katanya kepada Wartakotalive, Rabu (17/7/2019).

Ika mengaku heran dengan suhu udara di Bekasi.

Dirinya bahkan mengaku tak perlu lagi menggunakan AC saat tidur.

Sekjen FPI Munarman Bilang Ijtima Ulama Jilid Empat Tak Perlu Izin Aparat Seperti di Negara Otoriter

"Sudah beberapa hari ini AC pas tidur saya matiin."

"Enggak pakai AC aja dingin, makanya saya sampai pakai selimut," ungkap Ika.

Hal itu juga dialami Iffah (22), warga Cikarang Bekasi.

GNPF Ulama Tak Lagi Dukung Prabowo, Kecuali Sang Mantan Capres Ikut Indonesian Idol

Ia mengaku heran Bekasi yang dikenal panas, terlebih di wilayah tempat tinggalnya, Cikarang, bisa mendadak dingin pada malam hingga subuh.

"Biasa panas banget, ini mah dingin menggigil gini. Kipas angin aja saya matiin," ucapnya.

Meskipun suhu udara dingin pada malam hingga pagi hari, kata Iffah, pada siang harinya wilayah Bekasi tetap terasa sangat panas.

"Siang tetap panas, bahkan panas banget. Panasnya lebih-lebih dari biasanya. Kenapa bisa gitu ya?" Tanyanya.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, BMKG menyatakan seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

Hal itu berdasarkan hasil pemantauan perkembangan musim hujan hingga akhir Februari 2019.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal di hadapan wartawan saat jumpa pers Prakiraan Musim Kemarau 2019, di Media Center BMKG, Rabu (6/3/2019).

 Andi Arief: Mohon Maaf Saya Telah Membuat Marah dan Kecewa, Doakan Saya

"El-Nino kategori Lemah, berlangsung di Samudera Pasifik Ekuator, Samudera Hindia dalam kondisi Netral," ujarnya, dikutip dari laman bmkg.go.id.

El-Nino kategori lemah ini, lanjut Herizal, ditandai oleh kondisi lebih panasnya suhu muka laut di wilayah Pasifik ekuator bagian tengah, pada kisaran 0.5 - 1oC di atas normalnya sejak Oktober 2018, diikuti oleh melemahnya Sirkulasi Walker (Angin Pasat Samudera Pasifik Tropis) dari kondisi normalnya.

Kondisi El-Nino lemah diprediksi bertahan hingga Juni-Juli 2019, dan berpeluang melemah hanya 50% setelah pertengahan tahun.

 Hakim Tolak Penangguhan Penahanan Meski Ratna Sarumpaet Mengaku Sempat Sakit Parah dan Sudah Uzur

Ia menambahkan, tidak terdapat indikasi kejadian anomali iklim Samudera Hindia, IOD (Indian Ocean Dipole), dan diprediksi tetap dalam status netral hingga pertengahan tahun 2019.

Aktifnya El-Nino Lemah diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap Sirkulasi Monsun.

Kajian historis pengaruh El-Nino Lemah terhadap curah hujan, menunjukkan dampak yang tidak nyata terhadap sebaran curah hujan di Indonesia.

 Berkicau Lagi di Twiter, Andi Arief Ancam Tuntut dan Cabut Gelar Profesor Mahfud MD

Apalagi, saat periode Maret-April-Mei, yang mana pada umumnya dampak El-Nino tidak seragam di Indonesia, sehingga dimungkinkan pula tidak memengaruhi peralihan musim hujan menuju musim kemarau.

Terkait awal musim kemarau 2019, Deputi Bidang Klimatologi BMKG juga menyampaikan bahwa datangnya musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi angin Timuran (Monsun Australia).

Peralihan peredaran angin monsun itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada Maret 2019, lalu wilayah Bali dan Jawa pada April 2019, kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2019, dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada Juni hingga Agustus 2019.

 99 Persen Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia Adalah Manusia

Mengingat El-Nino Lemah dan IOD tidak akan banyak memengaruhi peralihan musim kali ini, maka kondisi musim kemarau 2019 nanti diperkirakan akan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan Monsun Australia, dan gangguan cuaca berupa gelombang atmosfer tropis skala sub-musiman, yaitu MJO (madden julian oscillation).

Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 79 ZOM (23.1%) diprediksi akan mengawali musim kemarau pada April 2019, yaitu di sebagian wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa.

Wilayah-wilayah yang memasuki musim kemarau pada Mei sebanyak 99 ZOM (28.9%) meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera, dan sebagian Sulawesi.

 Santer Kabar Jual Beli Jabatan, DPRD DKI: Bambang Widjojanto dan Kawan-kawan Jangan Cuma Duduk Diam

Sedangkan 96 ZOM (28.1%) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua akan masuk awal musim kemarau di Juni 2019.

Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Curah Hujan Musim Kemarau (periode 1981-2010), kondisi Musim Kemarau 2019 diperkirakan NORMAL atau SAMA dengan rerata klimatologisnya pada 214 ZOM (62.6%).

82 ZOM (24%) akan mengalami kondisi kemarau BAWAH NORMAL (curah hujan musim kemarau lebih rendah dari rerata klimatologis), dan 46 ZOM (13.4%) akan mengalami kondisi ATAS NORMAL (lebih tinggi dari curah hujan reratanya).

 Fahri Hamzah Nilai Pilpres Tak Adil karena Jokowi Bebas Temui Kepala Daerah Sedangkan Prabowo Tidak

BMKG mengingatkan masyarakat bahwa perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal, yaitu di sebagian wilayah NTT, NTB, Jawa Timur bagian Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bagian tengah dan Selatan, sebagian Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Riau, serta Kalimantan Timur dan Selatan.

Kewaspadaan dan antisipasi dini juga diperlukan untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya, yaitu di wilayah NTT, NTB, Bali, Jawa bagian Selatan dan Utara, sebagian Sumatera, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Merauke.

Secara umum Puncak Musim Kemarau 2019 diprediksi akan terjadi pada Agustus-September 2019.

 Prihatin Terhadap Andi Arief, Maruf Amin: Sudah Jadi Tokoh Kok Masih Terjerat Narkoba?

Imbauan disampaikan kepada Institusi terkait, pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat, untuk waspada dan bersiap terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih.

Waspada Curah Hujan Tinggi Sepekan ke Depan

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo menyampaikan imbauan terkait cuaca sepekan ke depan.

Ia menyatakan bahwa potensi curah hujan tinggi masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Sedangkan terkait tinggi gelombang, ia mengingatkan kapal-kapal yang melewati perairan barat Sumatera, wilayah Samudera Hindia di Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga wilayah perairan Laut Arafuru bagian Barat, untuk meningkatkan kewaspadaan, karena tinggi gelombang diperkirakan antara 2.5 meter - 4 meter.

 Fahri Hamzah Sebut Denny JA Tim Sukses, Bukan Ilmuwan, Ini Gara-garanya

Deputi Bidang Meteorologi juga menambahkan, mengingat periode Maret mulai memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, sehingga potensi hujan cukup rendah terutama di wilayah Pantai Timur Sumatera, utamanya wilayah Riau dan sekitarnya, maka perlu diwaspadai adanya peningkatan potensi kemudahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.

Berdasarkan analisis Fire Danger Rating System (FDRS) tanggal 5 Maret 2019, potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan masih cukup tinggi di wilayah Sumatera Utara bagian Timur, Riau bagian Timur, Kepulauan Riau, Jambi bagian Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian Utara, dan Maluku Utara. (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved