Ranking Startup
Ini 7 Daftar Startup Teratas Indonesia, Bukalapak Tempati Ranking Pertama
Perusahaan rintisan (startup) terus berkembang di Indonesia, bahkan ada yang bertitel unicorn. Artinya, memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar AS.
Perusahaan rintisan atau startup terus berkembang pesat di Indonesia, bahkan ada yang sudah bertitel unicorn.
Artinya, memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar AS, di Indonesia.
Situs Startup Ranking per 22 Juni 2019 menempatkan Bukalapak mendukui posisi ranking teratas.
Menyusul kemudian, secara berurutan terdapat: Blibli, Traveloka, Zalora Indonesia, Zenius Education, Blanja, Alodokter, Ruangguru, Dokter Sehat, dan Elevenia.
Berikut ini 7 perusahaan startup di antaranya yang berhasil dihimpun Wartakotalive.com:
• KPAI Ungkap: Ada 9 Masalah Utama Sistem Zonasi yang Terjadi di PPDB 2018 dan PPDB 2019
• Kerap Curhat, 3 Oknum Guru Berhubungan Badan dengan Siswi di Kelas hingga Halaman Sekolah
• Jelang Sidang Putusan MK, Bambang Widjojanto: Yang Menang Jangan Sombong, yang Kalah Jangan Ngotot
• Saksi Ahli Profesor Eddy Hiariej Bikin Netizen Kepo,Ternyata Jadi Saksi Ahli di Sidang Kasus Jesicca
1. Bukalapak
Platform jual beli online Bukalapak berada di urutan teratas perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia, menurut data situs Startup Ranking per 22 Juni 2019.
Startup Ranking mencatat traffic bulanan Bukalapak per data bulan ini sebanyak 131,7 juta kunjungan.
Platform pimpinan CEO Achmad Zaky saat ini menjadi salah satu startup bertitel unicorn, yang memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar AS, di Indonesia.
Bukalapak hingga akhir 2018 memiliki sekitar 40 juta pelapak, toko atau indvidu yang berdagang, sementara jumlah pengguna mencapai 50 juta orang.
Bukalapak hingga saat ini belum mengakuisisi perusahaan mana pun, awal tahun ini mereka menyatakan memang belum ada rencana untuk membeli perusahaan untuk mengembangkan diri.
Meski belum mengakuisisi startup mana pun, Bukalapak terus mengembangkan layanan.
Yang terbaru, mereka membuka BukaGlobal agar UKM Indonesia dapat terhubung dengan pasar di beberapa negara, salah satunya Malaysia.
Bukalapak dapat diakses melalui situs dan aplikasi untuk perangkat mobile.
Sejak 2018, Bukalapak menggandeng Dana untuk layanan pembayaran dengan dompet digital.
2. Blibli.com
Platform belanja Blibli.com memeriahkan industri jasa perdagangan daring (e-commerce) Indonesia sejak 2011 sebagai salah satu e-commerce yang mendukung produk-produk buatan lokal.
Blibli.com memiliki kategori "Galeri Indonesia" untuk menampilkan produk-produk asli Indonesia berupa produk artisan, baik kerajinan tangan maupun makanan, sejak 2015.
Dukungan Blibli.com terhadap pelaku usaha lokal juga ditunjukkan dengan konsistensi mereka mengadakan kompetisi untuk pebisnis kreatif "The Big Start" yang masuk musim keempat pada 2019.
"The Big Start Season 4" membuka kesempatan untuk pelaku usaha di bidang kriya, kuliner, fesyen, kecantikan dan kesehatan.
Para pelaku usaha yang terlibat dalam ajang itu berusia 18-35 tahun.
Blibli.com memberikan syarat mereka sudah memproduksi barang di Indonesia minimal dua tahun.
Blibli.com, sejak 2018, memiliki gerai fisik Blibli Instore dengan memadukan pengalaman belanja online serta offline, yaitu barang dapat langsung dibawa.
• Ini Daftar Lengkap Pemenang MTV Movie & TV Awards 2019
• Yuk, Jelajahi Makanan Berkuah Khas Tanah Dayak yang Segar
• Makan di Singapura, Ruben Onsu Kaget Dapat Tagihan Rp 16 Juta, Dikira Murah ya Bang
Sepanjang 2018, Blibli Instore sudah terpasang di 3.000 gerai mitra di berbagai kota di Indonesia.
Per Juni 2019, Blibli.com menempati posisi kedua perusahaan rintisan di Indonesia, dengan jumlah kunjungan per bulan mencapai 57,3 juta kali.
Pada 2017, Blibli.com juga mengakuisisi biro perjalanan daring Tiket.com.
3. Traveloka
Biro perjalanan dalam jaringan (online) Traveloka hingga saat ini merupakan perusahaan rintisan di bidang perjalanan wisata yang berhasil menembus status unicorn di Indonesia.
Indonesia, hingga 2019, memiliki empat perusahaan rintisan yang mendapatkan status unicorn itu karena memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar as, yaitu Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.
Merujuk situs Startup Ranking, Traveloka berada pada peringkat ketiga startup teratas di Indonesia.
Mereka mendapatkan pendanaan dari Expedia pada 2017.
Kemudian pada akhir 2018, Traveloka dikabarkan akan mendapatkan pendanaan sekitar 400 juta dolar AS yang akan digunakan untuk ekspansi bisnis.
Perusahaan yang didirikan Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang itu semakin gencar berekspansi ke luar negeri.
Bahkan pada awal 2019, Traveloka resmi masuk ke Australia baik melalui aplikasi maupun website.
Mereka juga membuka kantor baru yang difokuskan untuk penelitian dan pembangunan di Bangalore, India.
Meskipun sudah memiliki banyak fitur, Traveloka terus berinovasi untuk mengembangkan layanan yang mereka miliki, baik lewat aplikasi maupun website.
Fitur terbaru, Traveloka merilis Xperience berupa solusi menyeluruh untuk pengguna yang merencanakan bepergian.
Traveloka menawarkan layanan Easy Acces untuk konsumen yang membeli tiket tempat wisata melalui platform tersebut.
Gerbang elektronik hasil kerja sama Traveloka dengan pengelola tempat wisata memiliki kemampuan untuk membaca kode QR yang ada di tiket, termasuk tiket elektronik.
Hingga kuartal II 2019, Traveloka telah bekerja sama dengan 20 pengelola tempat wisata untuk menyediakan gerbang elektronik ini, salah satunya taman wisata Jatim Park.
4. Zenius
Zenius bermain dalam bidang teknologi pendidikan (education tehchology) atau lebih populer disebut edutech.
Zenius menyediakan kanal belajar dalam jaringan (online) untuk siswa sekolah dasar hingga menengah atas.
Layaknya les mata pelajaran, siswa harus menjadi anggota berbayar agar dapat mengakses materi pelajaran dari Zenius.
Zenius menawarkan keanggotan mulai harga Rp165.000 (selama sebulan) hingga Rp440.000 (setahun).
Anggota Zenius akan mendapatkan akses ke soal latihan dalam format PDF hingga video berisi materi pelajaran.
Situs Startup Ranking menempatkan Zenius pada 22 Juni 2019 pada posisi kelima perusahaan rintisan asal Indonesia.
Zenius berdiri sejak 2007 di bawah PT Zenius Education.
Pada Mei 2019, Zenius bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk membantu pendidikan di daerah tertinggal.
Zenius memasang teknologi online to offline (O2O) sehingga anak-anak tetap dapat mengakses materi pelajaran tambahan di platform Zenius mSeki tidak memiliki sambungan Internet.
5. Blanja.com
Blanja.com saat ini menjadi satu-satunya situs dagang elektronik yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Sebagai marketplace hasil kerja sama (joint venture) antara Telkom dengan eBay, Blanja.com memberikan kemudahan kepada konsumen untuk berbelanja di situs dagang internasional asal Amerika Serikat tersebut.
Saat berbelanja, konsumen tidak perlu memikirkan kerumitan soal biaya ekstra yang harus dibayarkan.
Harga total yang tertera setelah membeli produk dari eBay lewat Blanja.com sudah termasuk pajak, bea cukai serta ongkos kirim.
Selain memberi akses untuk berbelanja barang-barang dari luar negeri, Blanja.com juga memberi dukungan kepada pedagang dalam negeri lewat kategori Asli Indonesia, yang menampilkan produk-produk dari penjual lokal.
• HEBOH Kabar Kas Negara Kosong karena Pembayaran THR dan Gaji PNS, Ini Fakta Sebenarnya
• Saksi Ahli Profesor Eddy Hiariej Bikin Netizen Kepo,Ternyata Jadi Saksi Ahli di Sidang Kasus Jesicca
• Kubu Jokowi Maruf Amin Akui Saksi IT BPN Prabowo-Sandi Canggih, tapi Pembuktiannya Lemah
Kategori Asli Indonesia saat ini terdiri dari sub-kategori kuliner, fesyen dan kerajinan, yang diisi antara lain oleh usaha kecil menengah binaan pemerintah.
Pengunjung Blanja.com juga bisa membeli aneka produk yang dijual BUMN, seperti beras, minyak goreng, dan gula dari Bulog.
Ada juga aneka coklat yang dijual oleh Sarinah, dan kopi serta teh dari Perkebunan Nusantara.
Blanja.com saat ini berada di urutan keenam perusahaan rintisan di Indonesia, dengan jumlah kunjungan (traffic) mencapai 1,7 juta per bulan.
6. Alodokter
Alodokter yang hadir di Indonesia sejak 2014, berawal dari pengalaman pendirinya Suci Arumsari mencari informasi yang valid serta dokter yang tepat untuk menangani penyakit genetik yang dialaminya.
Layanan dari perusahaan rintisan di bidang kesehatan itu tersedia dalam versi situs web dan aplikasi, yang menghubungkan penggunanya dengan 20.000 dokter di Indonesia secara digital.
Pengguna bisa berkonsultasi mengenai gejala penyakit yang dialami melalui fitur mengobrol (chat).
Layanan konsultasi dengan dokter spesialis juga tersedia di aplikasi tersebut, namun pengguna akan dikenakan biaya yang bisa dibayarkan melalui bank maupun dompet digital.
Selain berkonsultasi, Alodokter juga menyediakan fitur untuk membuat janji dengan dokter dan rumah sakit. Saat ini mereka sudah bekerja sama dengan 500 rumah sakit di Indonesia.
Situs dan aplikasi Alodokter juga menampilkan beragam artikel mengenai kesehatan yang sudah melewati pengecekan oleh pakar sesuai bidangnya.
Hingga pertengahan 2019, Alodokter sudah mempublikasikan 350.000 informasi mengenai kesehatan yang terpercaya.
Alodokter tercatat memiliki lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan.
Alodokter berada di urutan ketujuh perusahaan rintisan asal Indonesia per 23 Juni 2019.
7. Ruangguru
Ruangguru, salah satu platform belajar daring buatan Indonesia, menyediakan beragam layanan interaktif bagi penggunanya untuk menimba ilmu.
Sasaran: siswa dari SD hingga SMA, termasuk para siswa yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Lewat kelas berbayar Ruangguru, pengguna dapat belajar dengan menggunakan video, berlatih mengerjakan soal secara daring, hingga berkonsultasi tentang pekerjaan rumah melalui fitur obrolan.
Salah satu pembeda Ruangguru dengan platform belajar daring lainnya, mereka memiliki produk Digital Bootcamp berupa sesi belajar dengan grup belajar daring se-Indonesia.
Siswa akan bergabung dengan satu grup untuk satu mata pelajaran yang dipandu oleh tutor.
Ruangguru, menurut data di situs Startup Ranking per 23 Juni 2019, mendapatkan pendanaan seri B pada 2017 lalu dari UOB Venture.
Ruangguru menduduki peringkat ke-8 perusahaan rintisan asal Indonesia. (Antara)