PPDB
Zonasi Umum PPDB Dianggap Rugikan Calon Siswa dari Luar Jakarta, Begini Tanggapan SMP Favorit
Sistem zonasi umum yang dinilai merugikan bagi beberapa orang tua di luar jakarta ditanggapi pihak SMPN 255 biasa saja.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dian Anditya Mutiara
SEJUMLAH orangtua menyampaikan aspirasi ke Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy terkait sistem zonasi jarak rumah ke sekolah dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Hal itu disampaikan para orangtua ketika Andika melakukan peninjauan pelaksanaan PPDB 2019 di SMA Negeri 2 Tangerang Selatan, Kecamatan Setu, Selasa (18/6/2019).
Aspirasi yang disampaikan banyak tentang sistem zonasi yang kini tidak memerlukan nilai ujian nasional, melainkan hanya jarak rumah ke sekolah yang terdekat.
• Cuma Tersedia 5406 Kursi SMA/SMK Negeri Berdampak 21914 Lulusan SMP Terpaksa Masuk Swasta
• Jatuh Cinta pada Maraton, Sigi Wimala Mengajak dan Mengajarkan Anak-anak Mencintai Olahraga
• Pihak Kemenpora Jelaskan Soal Gugatan Terhadap 3.000 Barang yang Dibawa Roy Suryo Dicabut
"Ini dikeluhkan karena mereka merasa putra putri mereka sudah bekerja keras ingin masuk SMA 2 misalnya, sedangkan jarak tempuh SMA ke rumahnya misalnya 6 kilometer, itu yang mereka khawatirkan," ungkap Andika kepada wartawan.
Andika mengacu pada Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018, menurut sistem zonasi sengaja diadakan untuk menghilangkan kesan sekolah favorit di suatu daerah.
Jalur zonasi memiliki kuota mencapai 90 persen, sedangkan jalur prestasi mendapatkan kuota 5 persen dan jalur pindah tugas orangtua juga 5 persen.
Oleh karenanya Andika akan melakukan evaluasi terkait keluhan orangtua murid dengan proses PPDB 2019 ini.
"Itu sudah kita kaji dengan pak kadis untuk bagaimana Banten bisa meningkatkan jalur afirmatif yang sekarang 5 persen mudah-mudahan bisa kita sesuaikan dengan kondisi provinsi Banten menjadi 20 persen," katanya.
• Hina Babu Lewat Akun Facebook, ASN di Pemkot Tangerang Mengaku di Hack
• Syahnaz Sadiqah Hamil Anak Kembar Emas, Kedua Janin dalam Kondisi Sehat
• Update Pertandingan Persib Bandung Vs PS Tira Persikabo, Bojan Malisic Samakan Kedudukan
Salah satu orangtua murid yang mengeluh adalah Dyah Mawarni (40), menurutnya sistem zonasi membuat nilai anaknya menjadi tidak berguna selain jarak antara sekolah dan tempat tinggal.
Padahal putri Dyah mengaku sangat menginginkan bersekolah di SMA Negeri 2 Tangerang Selatan, namun jarak rumah dan sekolahnya mencapai 5,5 kilometer.
"Nilainya bagus tapi kita khawatir. Kalau semua soal zona kan percuma anak saya diikutin bimbel, yang dipilih yang jaraknya deket," ungkap Dyah.