Kasus Pembunuhan Akseyna

Pembunuhan Mahasiswa UI 4 Tahun Jadi Misteri, Polisi Hanya Butuh 1 Bukti Lagi Untuk Tunjuk Tersangka

MISTERI pembunuhan Akseyna Ahad Dori menjadi kasus yang tak bisa diselesaikan polisi sampai Tahun 2019 ini. Ternyata hanya butuh 1 bukti lagi.

Tribunnews.com
Akseyna Ahad Dori semasa hidup 

PASTI masih ingat dalam ingatan banyak orang terkait kasus pembunuhan Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI). 

Kasus itu terjadi tahun 2015 lalu, dan sampai tahun 2019 ini penyelidikan oleh kepolisian belum bisa menyentuh tersangkanya. 

Kasus ini benar-benar masih misteri. 

Akseyna adalah mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI) yang ditemukan tewas di Danau Kenanga Kampus UI Depok pada 26 Maret 2015 lalu. 

Artinya sudah 4 tahun kasus itu tak bisa diselesaikan oleh polisi. 

 Sambut HUT ke 492 Jakarta, Lampu Baru akan Terangi Jalan Yos Sudarso

 VIDEO: Lebaran di Penjara, Kriss Hatta Akui Lebih Khusyuk Ibadah

 VIDEO : Alinea Pictures Bangkitkan Rasa Kebangsaan Melalui Film Rumah Merah Putih

Harus diakui bahwa tingkat kesulitan mengungkap kasus ini memang sulit, polisi perlu berhati-hati dan sabar. 

Sejak awal kasus Akseyna menjadi sorotan seluruh media. 

Awalnya polisi sempat menyebut bahwa kasus ini adalah murni pembunuhan berdasarkan buku comic yang dibuat Akseyna. 

Namun, ketika Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Krishna Murti mulai menjabat, polisi mengambil langkah lain dan menduga kasus ini adalah pembunuhan. 

Sejak itu misteri pembunuhan Akseyna pun dimulai, dan belum selesai sampai tahun Juni 2019 ini.

Ayah Akseyna, Mardoto, masih terus berharap polisi mampu menuntaskan kasus ini. 

Tim dari Brimob Polda Metro Jaya dan TNI AL menyusuri dan menyelami Danau Kenanga UI mencari alat bukti kasus tewasnya mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori (18), Senin (5/10/2015). Dari dasar danau, petugas menemukam drum besi besar warna biru. Tidak jelas apakah temuan ini berguna untuk pengungkapan kasus tewasnya Akseyna atau tidak.
Tim dari Brimob Polda Metro Jaya dan TNI AL menyusuri dan menyelami Danau Kenanga UI mencari alat bukti kasus tewasnya mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori (18), Senin (5/10/2015). Dari dasar danau, petugas menemukam drum besi besar warna biru. Tidak jelas apakah temuan ini berguna untuk pengungkapan kasus tewasnya Akseyna atau tidak. (Warta Kota/budi sam law malau)

 VIDEO: Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy Pantau PPDB di SMAN 2 Tangerang Selatan

 Anas Syahrul Alimi: Seperti Prambanan Dibangun Banyak Orang, Prambanan Jazz Adalah Hasil Kolaborasi

 Isi Gugatan Prabowo-Sandi Berdalil Indikatif Hingga Tim 02 Dinilai Emosian dan Gembar-Gembor Ancaman

Mardoto mengaku selalu mendapat perkembangan penyelidikan pembunuhan Akseyna dari polisi. 

Terakhir kali ia mendapatkan perkembangan kasus tersebut sekitar bulan Juli 2018. 

"Waktu itu saya sedang mau naik Haji. Ya sekitar bulan Juli 2018 saya dapat perkembangan terakhir dari kepolisian," ujar Mardoto ketika dihubungi Warta Kota, Selasa (18/6/2019). 

Saat itu Kasat Reskrim Polres Depok mengabarkan dirinya bahwa polisi akan melakukan penyelidikan ke Yogyakarta. 

Yogyakarta merupakan tempat tinggal Akseyna sebelum akhirnya kuliah di Universitas Indonesia.

"Nah, sejak itu saya belum dapat kabar lagi bagaimana hasil penyelidikan di Yogyakarta," kata Mardoto. 

Mardoto juga mengaku pernah diberitahukan perkembangan penyelidikan bahwa polisi hanya perlu mendapatkan satu bukti lagi untuk menunjuk seseorang menjadi tersangka dalam kasus itu. 

Perlu satu bukti lagi lantaran polisi sudah mengantungi satu bukti lainnya. 

"Saya tidak bisa bilang siapa, itu kewenangan penyidik," ujar Mardoto. 

Inilah selasar saat Akseyna terakhir terlihat oleh dua mahasiswi Progdi Biologi UI pada Rabu (25/3/2015) pukul 09.30 pagi. Walau pergi ke Kampus hari itu, Akseyna sama sekali tak masuk kuliah.
Inilah selasar saat Akseyna terakhir terlihat oleh dua mahasiswi Progdi Biologi UI pada Rabu (25/3/2015) pukul 09.30 pagi. Walau pergi ke Kampus hari itu, Akseyna sama sekali tak masuk kuliah. (Wartakotalive.com/Theo Yonathan Simon Laturiuw)

 VIDEO : Tengku Roni Menyulap Limbah Kertas Menjadi Pajangan yang Indah

 Sudah Seminggu Uji Coba, Kereta LRT Jakarta Belum Ada Evaluasi

 Berlibur di Kanada, Keluarga Anang Malah Terjebak Kerusuhan Toronto Raptors

Bahkan ketika diberitahukan hal itu, Mardoto sempat bertanya mengapa polisi tidak bisa menangkap orangnya dulu lantaran sudah ada satu bukti. 

Namun, ujar Mardoto, polisi menjelaskan bahwa butuh 2 bukti untuk menjadi seseorang sebagai tersangka. 

Mardoto pun sepakat dengan penjelasan penyidik. 

Dari penjelasan Mardoto, tampak polisi tidak mau melepaskan kasus ini begitu saja. 

Polisi rupanya terus mengikuti perkembangan teman-teman Akseyna di Fakultas MIPA UI angkatan 2013. 

Bahkan ketika tahun 2018 polisi mengabari Mardoto terkait perkembangan kasus, polisi juga merinci beberapa rekan Akseyna yang sudah siap lulus dari UI. 

Tim dari Brimob Polda Metro Jaya dan TNI AL menyusuri dan menyelami Danau Kenanga UI mencari alat bukti kasus tewasnya mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori (18), Senin (5/10/2015). Dari dasar danau, petugas menemukam drum besi besar warna biru. Tidak jelas apakah temuan ini berguna untuk pengungkapan kasus tewasnya Akseyna atau tidak.
Tim dari Brimob Polda Metro Jaya dan TNI AL menyusuri dan menyelami Danau Kenanga UI mencari alat bukti kasus tewasnya mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori (18), Senin (5/10/2015). Dari dasar danau, petugas menemukam drum besi besar warna biru. Tidak jelas apakah temuan ini berguna untuk pengungkapan kasus tewasnya Akseyna atau tidak. (Budi Sam Law Malau)

 Lulusan SMA Bersiap, BNN Buka Formasi Pawang Anjing Pelacak di CPNS 2019, Ini gaji & Kerjaannya

 BNN Akan Buka Lagi Formasi Pawang Anjing Pelacak di CPNS 2019, Ini Pekerjaan, Markas, & Gajinya

 Pakai Jenis HOTS, Soal SKD & SKB CPNS 2019 Akan Lebih Sulit, Begini Penjelasan Lengkapnya

Kronologi Lengkap Kasus Akseyna

Sekarang mari kita kembali ke bulan Maret 2015. 

Tanggal 26 Maret 2015 kampus Universitas Indonesia geger dengan penemuan mayat di pinggir Danau Kenanga UI. 

Seorang mahasiswa bernama Roni yang melihat sosok jasad tersebut.

Pagi itu cuaca kurang baik, hujan gerimis turun di seluruh kota Depok. 

Mahasiswa berhamburan ke lokasi sampai kondisi TKP jadi hancur. Jejak kaki tak jelas lagi terlihat. 

4 hari berikutnya tidak satu pun orang dapat mengidentifikasi jasad yang ditemukan di Danau Kenanga UI. 

Baru pada Senin 30 Maret 2015 jenazah di Danau Kenanga UI itu teridentifikasi. 

Sepasang suami istri dari Yogyakarta mengidentifikasi bahwa itu adalah jenazah anaknya, Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Fakultas MIPA UI angkatan 2013. 

Surat Akseyna
Surat Akseyna (@DeborahDewi)

 Pakai Jenis HOTS, Soal SKD & SKB CPNS 2019 Akan Lebih Sulit, Begini Penjelasan Lengkapnya

 Penerimaan CPNS 2019 Dibuka Usai Lebaran, Ini Kiat-Kiat, Tips & Trik Memilih Instansi & Formasi

 CATAT: Rekrutmen CPNS Diumumkan Usai Cuti Lebaran, Akan Ada 254.173 Lowongan

Dua hari setelah teridentifikasi, Rabu 1 April 2015, Polresta Depok yang dipimpin Komisaris Besar Ahmad Subarkah mengumumkan hasil outopsi Ace, panggilan akrab Akseyna. 

Saat itu polisi mengungkapkan bahwa kuat dugaan Akseyna bunuh diri. 

Hal itu berdasarkan hasil autopsi dimana dipastikan korban tewas di air dalam keadaan hidup karena tubuh korban sudah dipenuhi air.

Selain itu, Kapolresta Depok saat itu, Kombes Ahmad Subarkah menambahkan berdasarkan keterangan ibunda, Ace pernah berkeluh kesah lantaran gagal mengikuti kejuaraan sains tingkat nasional. 

Dugaan bunuh diri diperkuat dengan penemuan sepucuk kertas di kamar kos Ace dengan tulisan tangan yang berbunyi 'Will not return for, please don't search for existence. My apologize for everything eternally (Tidak akan kembali, tolong jangan cari keberadaan saya. Saya minta maaf untuk semua selamanya)'. 

Selain itu sebuah comic buatan Akseyna juga saat itu seolah mengarahkan bahwa kematian Akseyna karena bunuh diri. 

Rekan dekat Akseyna menjalani pemeriksaan psikologi di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Selasa (30/8/2016) siang.
Rekan dekat Akseyna menjalani pemeriksaan psikologi di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Selasa (30/8/2016) siang. (Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw)

 Profil Program Studi Keris dan Senjata Tradisional di SBMPTN 2019, Ayo Daftar & Pasti Lulus

 Mau Pasti Masuk PTN, Ini Jurusan Super Langka di SBMPTN 2019, Hanya Ada 1 di Dunia & Sepi Peminat

 SBMPTN 2019, Jalur Mandiri PTN Cenderung Mahal, Simak Biayanya Disini

Namun keterangan tersebut dibantah ayahanda Ace, Mardoto. 

Mardoto yakin anaknya tidak bunuh diri, tetapi dibunuh.

Berikutnya baru sekitar akhir Mei 2015 saat pergantian Direkrur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kasus ini berubah. 

Kombes Krishna Murti mengubah status ini menjadi kasus pembunuhan dari tadinya kasus bunuh diri. 

Sejak itulah serangkaian penyelidikan dilakukan. 

Salah satu hasil berbeda diketahui dari hasil autopsi

Diduga bahwa Akseyna tidak meninggal di dalam danau. 

Hal itu diketahui dari hasil autopsi dimana tidak ada organisme danau masuk ke paru-paru Akseyna. 

Seharusnya apabila Akseyna meninggal di dalam danau, maka paru-parunya akan terdapat organisme danau.

 Pilih 12 Jurusan Sepi Peminat di PTN Kalau Mau Lulus SBMPTN 2019, Ini Daftarnya

 Profil Program Studi Keris dan Senjata Tradisional di SBMPTN 2019, Ayo Daftar & Pasti Lulus

 Ada Dua Cerita Legenda Asli Indonesia yang Muncul di Upin Ipin The Movie: Keris Siamang Tunggal

Berikutnya di sepatu Akseyna juga terlihat ada bekas robek yang diduga seperti bekas diseret.

Terakhir adalah sebuah surat yang ditemukan di kamar Akseyna diduga ditulis oleh dua orang.

Grafolog menyebutkan bahwa ada 2 karakter tulisan di dalam surat tersebut. 

Kamar Akseyna

Awalnya Jibril sempat seolah tersudut dalam kasus ini, walau akhirnya mereda juga, dan sampai saat ini Jibril terbukti bersih. 

Jibril sempat tersudut lantaran dia sempat begitu dekat dengan kamar Akseyna di hari-hari setelah penemuan jenazah di Danau Kenanga UI.

Bahkan Jibril pula yang menemukan dompet, ponsel, dan surat wasiat milik Akseyna Ahad Dori ketika itu. 

Hal itu pernah diceritakan Mariamah (43), penjaga kos Wisma Widya, tempat Akseyna tinggal semasa kuliah di UI. 

Mariamah, satu-satunya saksi yang tahu kronologi lengkap penemuan surat wasiat, ponsel dan dompet milik Akseyna. Polisi meminta keterangan Mariamah pada Senin (1/6/2015). Mariamah mengaku, Jibril hanya sendiri saat menemukan surat wasiat, ponsel dan dompet sendirian. Dia sebelumnya tak pernah melihat barang-barang itu di sana.
Mariamah, satu-satunya saksi yang tahu kronologi lengkap penemuan surat wasiat, ponsel dan dompet milik Akseyna. Polisi meminta keterangan Mariamah pada Senin (1/6/2015). Mariamah mengaku, Jibril hanya sendiri saat menemukan surat wasiat, ponsel dan dompet sendirian. Dia sebelumnya tak pernah melihat barang-barang itu di sana. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

 Ini Penilaian Kritikus Makanan Terhadap Nasi Goreng Buatan Syahrini, Sayang Sekali!

 Reino Barack Sebut Nasi Goreng Syahrini Sedap? Kritikus Makanan Beda Pendapat & Jadi Viral

 Reino Barack Wujudkan Impian Terindah Syahrini di Pulau Bora Bora

Perempuan asal Cilacap ini juga sempat diperiksa polisi beberapa kali terkait dugaan pembunuhan Akseyna. 

Pemeriksaan Mariamah oleh polisi terkait pengakuannya bahwa surat wasiat, dompet, dan ponsel milik Akseyna ditemukan. Ketiga benda itu ditemukan rekan dekat Akseyna, Jibril (18).

Selanjutnya, benda-benda itu sempat menjadi petunjuk bahwa Akseyna bunuh diri di awal kasus.

Dugaan itu terbantahkan, begitu Grafolog Deborah Dewi menganalisa sebagian tulisan dan tanda tangan surat wasiat yang ditiru oleh seseorang. Analisa polisi pun berubah menjadi Akseyna dibunuh.

Mariamah diperiksa penyidik Reskrim Polres Metro Depok pada Senin (1/6/2015).

Itu kali pertama polisi meminta keterangannya. Dan dia mengaku bahwa Jibril yang menemukan ketiga benda itu lebih dulu. Dia baru melihatnya belakangan.

"Pertanyaannya soal penemuan surat wasiat itu," ucap Mariamah ketika ditemui Warta Kotak di rumah kos tempatnya berjaga, Jumat (5/6/2015).

Mariamah menceritakan bahwa Jibril datang sebanyak dua kali ke rumah kos sesudah jenazah di Danau Kenanga UI ditemukan.

Jenazah ditemukan pada Kamis (26/3/2015) tapi belum teridentifikasi sebagai Akseyna. Jenazah itu baru teridentifikasi sebagai Akseyna pada Senin (30/3/2015).

 Mbak You Ungkap Alasan Luna Maya Sulit Menikah hingga Hubungan dengan Pria Berinisial F

 Berbagai Dugaan Muncul Usai Luna Maya Temui Produser Film Amerika Serikat Brett Ratner

 Raffi Ahmad Ingin Punya Anak Dari Luna Maya, Ini Reaksi Nagita Slavina

Sedangkan Jibril datang pada Jumat (27/3/2015) pukul 09.00 dan Minggu (29/3/2015) sehabis Ashar, sekitar pukul 16.00. Atau sebelum jenazah Akseyna teridentifikasi.

Di hari Jumat Jibril datang pagi pukul 09.00. Jibril lama mengetuk pintu kamar Akseyna tapi tak dijawab. Makanya Mariamah membuka pintu lantaran takut Akseyna ketiduran.

Tapi, begitu pintu dibuka, Akseyna tak ada dan Jibril tak masuk ke kamar begitu juga Mariamah. Kemudian Mariamah kembali mengunci pintu.

"Saat itu saya tak melihat ada surat tertempel di dinding dan saya juga tak melihat ada ponsel dan dompet di kamar. Saya hanya melihat laptop milik Ace (panggilan Akseyna) tergelatak di lantai dan kamar Ace yang amat berantakan," ucap Mariamah.

Sebab, posisi surat wasiat kemudian ditemukan berada di balik pintu. Dan ponsel serta dompek ditemukan di meja yang posisinya tak terlihat dari pintu kamar.

Kemudian Minggu (29/3/2015) Jibril kembali datang. Kali ini sekitar pukul 16.00. Sebab Mariamah mengingat Jibril datang setelah Ashar.

"Saat Jibril datang kedua kali saya sedang di kamar saya, sedang melipat pakaian yang baru saya setrika," ucap Mariamah.

Saat dia sedang melipat pakaian di kamar itulah Jibril datang. Mariamah mengatakan posisi kamarnya memang bersebelahan dengan kamar Akseyna.

 Mendengar Tuntutan Hukuman 4 Tahun Penjara, Ibu Kriss Hatta Yakin Anaknya Akan Dibebaskan Pengadilan

 Nikita Mirzani Tolak Atta Halilintar Grebek Rumahnya, Ini Cara Menolaknya

 Ditanya Soal Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI Akseyna, Ini Jawaban Kabid Humas

Makanya saat Jibril datang Mariamah tahu. Lantaran masih sibuk melipat pakaian, Mariamah memberikan kunci kamar Akseyna ke Jibril dan menyuruh Jibril mengecek lebih dulu.

"Seingat saya, Jibril datang tak bawa tas," kata Mariamah.

Jibril pun masuk duluan ke kamar sementara Mariamah masih melipat pakaian. Seingat Mariamah dia baru menyusul Jibril di kamar Akseyna selang lima menit kemudian.

"Saya berjalan ke kamar Akseyna sambil bilang 'Bril, lagi ngapain?'," ujar Mariamah menirukan perkataannya ke Jibril saat itu.

Jibril lalu menjawab ada pesan tergantung di dinding. Mariamah terus berjalan ke kamar, dan mendapati Jibril sedang membaca secarik kertas yang tertempel di dinding dengan paku itu (surat wasiat). "Jibril cuma bilang ke saya pesan itu berbahasa Inggris," kata Mariamah.

Kemudian, saat itu pula, Mariamah baru melihat ada ponsel dan dompet milik Akseyna di kamar itu. Ponsel dan dompet itu tergeletak di meja yang posisinya tak akan terlihat apabila hanya dilihat dari luar kamar tanpa masuk.

Setelah itu Jibril sebenarnya hendak pulang. Tapi Edy Sukardi, suami Mariamah yang juga penjaga kos meminta Jibril menginap. Maksudnya agar sekaligus membereskan kamar Akseyna yang berantakan.

Jibril pun mau. Dia pulang dulu ke kosnya dan baru kembali pukul 22.00. Lalu menginap semalam dan pulang pada Senin (30/3/2015) pagi pukul 08.00. Tapi kamar Akseyna tak dirapihkan oleh Jibril. Kamar itu tetap berantakan.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved