Pilpres 2019

Yusril Siap Bongkar Percakapan dengan Rizieq Shihab di WhatsApp di Pengadilan Jika Diperlukan

Yusril Ihza Mahendra menegaskan, istilah keislaman Prabowo 'tidak jelas' atau 'lemah', bukan berasal dari dirinya, melainkan dari HRS sendiri.

WARTA KOTA
Rizieq Shihab dan Yusril Ihza Mahendra 

“Chat itu akhirnya saya buka ke publik untuk membela diri, sekaligus membantah tudingan HRS bahwa saya melakukan kebohongan," ucap Yusril Ihza Mahendra.

Yusril Ihza Mahendra menyerahkan kepada masyarakat dan Umat Islam, untuk menilai apakah dirinya atau HRS yang melakukan kebohongan, berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Dalam chat Yusril Ihza Mahendra kepada HRS, dia mengaku memang mempersoalkan track record Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam perjuangan gerakan Islam, yang menurutnya tidak ada.

Kronologi Kapal Patroli Indonesia Diteror Speedboat dan Helikopter Malaysia Saat Ciduk Pencuri Ikan

“Saya sama sekali tidak menilai kadar keislaman seseorang, karena hal itu adalah kewenangan Allah SWT untuk menilainya. Saya juga tidak punya track record lakukan kebohongan publik maupun terhadap orang per orangan," ucap Yusril Ihza Mahendra.

Dirinya juga menolak dituding pengkhianat oleh Rizieq Shihab. Sebab, menurut Yusril Ihza Mahendra, Rizieq Shihab tidak pernah memberi amanat apa pun kepadanya terkait Pilpres 2019.

"Jadi apa yang saya khianati?” Tanya Yusril Ihza Mahendra.

Ratna Sarumpaet Berterima Kasih pada Tompi karena Menolongnya Lebih Cepat Minta Maaf

Dia lalu menceritakan pengalamannya bertahun-tahun menulis pidato dan surat-surat Presiden Soeharto, tanpa sekalipun berbuat khianat.

Sebagai staf Mohammad Natsir, Yusril Ihza Mahendra juga sering menyiapkan surat-surat dan naskah-naskah untuk ditandatangani Mohammad Natsir tanpa cacat dan cela.

“Atas dasar apa Habib Rizieq menuduh saya pengkhianat? Apakah karena saya beda pilihan capres dengan beliau, lantas saya dituduh pengkhianat?" cetusnya.

BREAKING NEWS: Pria yang Panjat Cerobong Asap di Pulogadung Tewas Setelah Terjun Bebas

"Saya sebelumnya juga tidak pernah menyatakan mendukung Prabowo, sehingga kalau saya memutuskan mendukung Jokowi dan Kiai Maruf Amin, apakah saya berkhianat sama Habib Rizieq atau berkhianat pada Prabowo?” sambungnya.

Yusril Ihza Mahendra akhirnya menjelaskan mengapa dirinya dan PBB memutuskan memilih Jokowi-Maruf Amin, bukan Prabowo-Sandi.

Dirinya berpendapat, dalam situasi Indonesia sekarang, sangat perlu ulama tampil memimpin. Sebab itu, dirinya sependapat dengan hasil ijtima ulama I yang memutuskan mendukung Prabowo, dan mengusulkan dua nama sebagai kandidat cawapres, yakni Ustaz Abdul Somad dan Habib Salim Segaf Aljufri.

Adik Prabowo Mau Laporkan Sengketa Hasil Pemilu ke Pengadilan Internasional, Kata Mahfud MD Tak Bisa

“Tetapi karena Prabowo memilih Sandi yang bukan ulama, saya jadi bertanya-tanya. Ketika Ijtima Ulama II melegitimasi pilihan Prabowo terhadap Sandi, saya mulai berpikir lain," papar Yusril Ihza Mahendra.

Di sisi lain, Jokowi yang tidak diminta siapa pun untuk memilih ulama sebagai wakilnya, ucap Yusril Ihza Mahendra, malah memilih Maruf Amin, Ketua Umum MUI dan Rais Aam PBNU.

"Nah, siapa di antara kita yang meragukan keulamaan Kiai Maruf?” tanya Yusril Ihza Mahendra.

Dahnil Anzar Simanjuntak Tak Tahan Berlama-lama Lihat Foto Wajah Lebam Ratna Sarumpaet

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved