Kolom Trias Kuncahyono

Jas Merah

Sebab, sebelum 17 Agustus 1967, Presiden Soekarno dan keluarganya diminta harus sudah angkat kaki dari istana.

Editor: AchmadSubechi
Intisari
Bung Karno atau Presiden RI I, Soekarno 

Pemerintah liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong, untuk Berbaris ke Roma.

Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Vittorio Emanuele III menciut nyalinya. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.

Bukan tidak mungkin kalau orang tidak mau belajar dari sejarah—seperti dikatakan oleh Winston Churchill, yang mengatakan: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya”—maka akan muncul pemimpin seperti itu, diktator di mana-mana. Mengapa, karena rakyat memberikan peluang untuk munculnya diktator di negaranya.

Karena itu, benar yang dikatakan oleh filsuf Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya.” ***

Artikel ini dimuat di triaskun.id dengan judul: Jas Merah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved