Maruf Amin: HTI Bukan Ditolak, tapi Tertolak

Maruf Amin menegaskan, Indonesia adalah negara majemuk dengan ideologi Pancasila yang disepakati oleh para pendiri bangsa.

TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin saat menghadiri Harlah ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (14/2/2019) siang. 

Faizal Assegaf menilai, kelompok radikal sebetulnya tidak mendukung kandidat capres cawapres tertentu, melainkan punya agenda dan kepentingannya sendiri.

34 Kapal yang Terbakar di Muara Baru Tidak Diasuransikan, Kerugian untuk Sementara Rp 23,4 Miliar

"Di Twitter sudah ada ancaman integrasi. Mereka tak tanggung-tanggung suarakan keinginan mereka untuk kegagalan demokrasi yang sudah berlangsung, tak peduli Prabowo kalah, Jokowi menang, dan lainnya. Ini ancaman yang serius, tak bisa demokrasi dengan biaya mahal malah jadi pintu masuk disintegrasi Indonesia," tegasnya.

Menurutnya, pemerintah, KPU, dan TNI/Polri perlu ambil sikap tegas untuk memberantas kelompok radikal tersebut.

"Saya usulkan KPU TNI Polri harus sensitif lihat itu. Jangan sampai elemen yang tidak percaya hasil pemerintahan demokrasi ikut terlibat dan ciptakan konflik," papar Faizal Assegaf.

Susi Pudjiastuti: Tirulah Saya! Sekolah Tidak Tinggi tapi Banyak Membaca

"Musuh kita bukan Prabowo, bukan oposisi, tapi intolerasi radikalisme, pelaku utamanya HTI yang terlibat dalam skenario-skenario kebohongan," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, radikalisme, intoleransi, dan terorisme masih menjadi ancaman jelang Pemilu 2019. Maka itu, ia meminta masyarakat Indonesia mampu mendeteksi ancaman tersebut.

"Harapan kami pemilu ini damai, aman, penuh kegembiraan tanpa ada gerakan yang bisa menggangu pemilu dan menimbulkan keretakan sosial," harap Karyono.

Persib Kalah di Laga Pembuka Piala Presiden 2019, Umuh Muchtar Curiga Wasit Dendam

Dia mengatakan, salah satu bentuk ancaman pada pemilu saat ini adalah politik identitas yang mengedepankan suku, agama, ras, dan antar-golongan. Bahkan, selama memasuki masa kampanye, lanjut dia, ruang publik telah diisi ujaran kebencian dan hoaks.

"Gerakan-gerakan intoleran, gerakan radikalisme, paham khilafah islamiah juga ikut menumpang dalam proses pemilu. Kemudian, kita sering kali melihat masih ada bendera HTI berkibar di dalam proses pemilu 2019 ini. Itu mengkhawatirkan, jangan sampai hal itu mengganggu proses pemilu," bebernya. (Dennis Destryawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved