Susi Pudjiastuti: Tirulah Saya! Sekolah Tidak Tinggi tapi Banyak Membaca
Susi Pudjiastuti menyatakan, pemuda harus memiliki pengetahuan yang banyak agar bisa memimpin orang lain.
MENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, ia diakui sebagai salah satu pemikir global berpengaruh, karena banyak membaca.
Pernyataan ini ia sampaikan saat menjadi pembicara di acara talkshow Gen Milenial Bicara Pancasila di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2019).
“Sekolah saya tidak tinggi. Maka, saya menutup kekurangan dengan banyak membaca. Tirulah saya. Meniru yang banyak membaca, bukan sekolah yang tidak tinggi,” kata Susi Pudjiastuti.
• Terungkap! Ini Penyebab 34 Kapal Nelayan di Pelabuhan Muara Baru Hangus Terbakar pada Pekan Lalu
Menurut Susi Pudjiastuti, dengan banyak membaca, dia bisa berbahasa Inggris, Jerman, Prancis, dan mampu berpikir logis.
“Karena literasi membaca bagus, saya bisa memiliki wawasan luas,” ujar wanita yang bersekolah SMA di Yogyakarta itu.
Susi Pudjiastuti mengaku, saat remaja senang membaca buku filsafat, selain menggemari buku-buku populer lainnya ketika itu, seperti Kho Ping Hoo.
• Amien Rais: Kalau Sampai Curang, Kita Doakan KPU Laknat, Hidupnya Sengsara Dunia Akhirat
Buku filsafat yang digemarinya antara lain mengenai eksistensialisme, dan para penganut paham filsafat itu yang karyanya dibaca antara lain adalah Jean Paul Sartre.
Susi Pudjiastuti menyatakan, pemuda harus memiliki pengetahuan yang banyak agar bisa memimpin orang lain.
"Kalau kalian ingin menjadi seseorang yang bukan pengikut, kalian harus punya pengetahuan yang banyak. Bagaimana orang lain mau ngikutin kalau kalian enggak mengerti apa-apa," tuturnya.
• LIVE STREAMING Tottenham Hotspur vs Arsenal: Pochettino Optimis, Emery Siapkan Kejutan
Susi Pudjiastuti mengaku bangga, sekaligus mengklaim mampu menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim kelautan dunia.
Menurut Susi Pudjiastuti, hal itu membanggakan lantaran dia hanya lulus dalam pendidikan formal melalui Paket C yang berarti setara kelas 2 SMA.
Katanya, sejak sebelum dia diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, stok ikan Indonesia pada 2001 hingga 2013 hanya mencapai kisaran tujuh juta ton, akibat penangkapan ikan Indonesia yang banyak dilakukan pihak asing.
• Setelah Nodai ABG, Kakek Berumur Setengah Abad Selipkan Uang Rp 150 Ribu Lalu Pergi
Sedangkan sebelum itu, ia menegaskan stok ikan bisa mencapai 20 juta ton.
"Sampai akhirnya stok ikan tinggal 7,3 juta ton. Kemudian naik setelah kita adakan penenggelaman kapal yang saat ini sudah 488 kapal. Akibatnya stok ikan naik di 2016 sudah 12,5 juta. April nanti kira-kira 13 juta lebih," beber Susi Pudjiastuti.
"Itulah poros maritim perikanan terjadi. Di tambah Pak Presiden keluarkan Perpres 44, modal asing dan kapal asing sudah tidak lagi boleh nangkep ikan," imbuhnya.
• Pemilu Semakin Dekat, Wakapolri Bilang Keributan di Media Sosial Sudah Bergeser ke Dunia Nyata