Kekerasan terhadap Anak
Orangtua Murid Tidak Menyangka Ada Dugaan Kekerasan terhadap Siswa di Sekolah Dasar Anaknya
Para wali murid di sekolah dasar tempat buah hatinya belajar tidak mengetahui dugaan kasus kekerasan terhadap anak.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Kemudian, tim penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Bekasi Kota mendatangi sekolah untuk melakukan periksaan dan meminta keterangan pihak sekolah soal laporan itu, Senin (11/2/2019).
"Jadi betul pada hari Sabtu kemarin kita sudah menerima laporan dari Sugih yang merupakan ayah daripada siswa ABK bernama JMH itu," kata Eka Mulyana saat ditemui di Mapolrestro Bekasi Kota, Rabu (13/2/2019).
"Jadi setelah kita mendengar laporan, langsung melakukan penyelidikan yang diantaranya kita melakukan interogasi dan klarifikasi ke lokasi kejadian," katanya lagi.
Eka Mulyana menjelaskan, ada sebanyak enam saksi yang diperiksa dari pihak sekolah.
Keenam saksi itu meliputi Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, wali kelas, dan tiga orang teman JMH.
"Sudah kita interogasi semuanya, kalau hasil lidik di lapangan yang disampaikan dari para saksi jadi si temen-temen menyampaikan bahwa si korban ini jatuh dari tangga," katanya.
• Anak Berkebutuhan Khusus yang Diduga Dianiaya di Sekolah Alami Trauma
Setelah itu, menurut Eka Mulyana, polisi akan mengevalusi dan mendalami penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap korban dan ayahnya.
"Rencana sore ini atau besok," ucapnya.
Dia menambahkan, polisi telah berkomunikasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait trauma healing yang mungkin dialami korban akibat kejadian tersebut.
"Saya minta agar bersabar karena ini belum merupakan kesimpulan. Nanti kita akan gelarkan lagi penyelidikan kasus ini sehingga akan ada titik terang," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang murid kelas III sekolah dasar (SD) berkebutuhan khusus di Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, diduga dianiaya gurunya.
Akibatnya, bocah laki-laki berinisial JMH (11) ini mengalami luka lebam di bagian kaki kanan dan kirinya.
Pihak sekolah membantah bahwa gurunya telah melakukan penganiyaan kepada siswa berkebutuhan khusus tersebut.
Kepala Sekolah tersebut, Siti Sjahrianti meminta orangtuanya mendengar penyataan atau klarifikasi pihak sekolah.
"Jadi saat kejadian, kami belum sempat duduk langsung dengan orang tua, harusnya Senin kemarin. Karena persoalan ini harus mendengarkan dari dua belah pihak jangan satu pihak saja," katanya saat ditemui Warta Kota, Selasa (12/2/2019).
• Disdik Kota Bekasi Cek Kebenaran Informasi Ada Anak Berkebutuhan Khusus Dianiaya Wali Kelas