Anak Berkebutuhan Khusus yang Diduga Dianiaya di Sekolah Alami Trauma

Alasan sang anak tidak mau sekolah selain trauma, dia juga tidak menginginkan anaknya kembali diintervensi oleh pihak sekolah.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
YouTube
Ilustrasi penganiayaan dengan cara dipukul. 

Murid yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK, yang diduga dianiaya guru di Kota Bekasi kini mengalami trauma. Bahkan bocah laki-laki berinisial JMH (11) ini tidak masuk sekolah pada Selasa (12/2/2019).

"Sekarang dia (JMH) ikut ke tempat kerja saya di Jakarta," kata ayah JMH, M. Sugih (43) pada Selasa (12/2/2019).

Sugih mengatakan, alasan Anak Berkebutuhan Khusus itu tidak mau sekolah selain trauma, dia juga tidak menginginkan anaknya kembali diintervensi oleh pihak sekolah seperti halnya pada Senin (11/2/2019) lalu.

Pada saat itu, JMH diminta membuat surat pernyataan bahwa tidak pernah menerima tindak kekerasan dari guru berinisial HR.

Pembuatan surat pernyataan itu bahkan tanpa didampingi Sugih sebagai orangtuanya.

Menurut dia, pada Senin (11/2/2019) lalu, Sugih amat terpaksa membawa anaknya ke sekolah.

Alasannya dua bulan lagi JMH akan menghadapi ujian tengah semester (UTS).

Apalagi, sudah dua tahun belakangan, JMH tidak naik kelas, sehingga khawatir ketinggalan pelajaran.

"Rupanya pas saya suruh masuk sekolah dia malah diminta buat surat pernyataan. Padahal Kamis (7/2/2019) sudah kaget anak saya luka lebam di kaki," imbuhnya.

Seorang murid kelas III sekolah dasar (SD) swasta berkebutuhan khusus di wilayah Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi diduga dianiaya wali kelas. Akibatnya, bocah laki-laki berinisial JMH (11) ini mengalami luka lebam di bagian kaki kanan dan kirinya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved